Kamis, 23 Desember 2010
LOGIKA KOPI SUSU, BUKAN LOGIKA UNTUK MEMBENARKAN KEMAKSIATAN
*Atadakimasu ( bukan nama sebenarnya ), adalah seorang yang bisa dikatakan ustad muda, walaupun dia tidak pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren namun dia pernah mempelajari agama Islam dari seorang ustad lain yang lebih senior.
Atadakimasu biasanya mengisi pengajian remaja, semacam Pesantren Kilat, atau kajian-kajian yang diadakan di sekolah-sekolah, baik SMP maupun SMA, dia termasuk Ustad yang digemari anak-anak remaja terutama karena humor-humor segar yang selalu dia ucapkan untuk mencairkan suasana ketika pengajian.
Terlalu Kompromistis
Namun dibalik sepak terjang Atadakimasu sebagai seorang Ustad, sebenarnya banyak hal yang harus dikoreksi dari setiap penyampaian “dakwahnya”, terutama karena Ustad Atadakimasu terlalu kompromistis dengan pergaulan remaja yang jauh dari Islam.
Banyak kajian-kajian Atadakimasu yang justru menyeleweng dari ajaran Islam yang benar, misalnya pernah dia mengisi kajian remaja di sebuah SMA, kajian itu berjudul “Pacaran Dalam Perspektif Islam”. Menurut Atadakimasu, Pacaran itu boleh dalam Islam, selama tidak berlebihan sampai Zina, menurut dia ada Riwayat Nabi Muhammad yang katanya diriwayatkan oleh Bukhari ( gak Tahu Bukhari yang mana ?? ), yang mengatakan bahwa “Suatu hari Nabi Muhammad didatangi oleh perempuan asing ( bukan Muhrim ) dan mengajaknya ngobrol”, dengan yakin seyakin yakinnya Atadakimasu mengatatakan “Ini adalah Dalil tentang Bolehnya Pacaran dalam Islam, karena ternyata Nabi saw Juga ‘ berkhalwat ’ “.
cinta bukan pacaran
Tentu saja para remaja di SMA itu yang memang masih dangkal akidah dan pengetahuan Islamnya mengiyakan dengan gembira apa yang diutarakan oleh Ustad Atadakimasu itu, karena memang sebagian besar siswa-siswa di SMA itu hobi mengoleksi pacar dan pacaran. Mereka seolah mendapat pembenaran atas tindakan mereka. Bahkan dulu sebelum diadakan kajian oleh Ustad Atadakimasu, mereka tidak berani pacaran di Masjid Sekolah, kini hampir setiap istirahat pelajaran mereka berpacaran di Masjid Sekolah, bahkan ketika Istirahat siang, segelintir siswa sedang melaksanakan sholat Dhuhur, ehh malah banyak siswa lain yang berpacaran di Masjid baik itu di luar maupun di dalam Masjid, katanya biar berkah, Naudzubillah.
LOGIKA KOPI SUSU
Kopi campur susu itulah kopi susu, nikmat, mantap, hangat dan segar, itulah rasanya bagi yang suka.
Banyak remaja kita yang mengatakan kita menggunakan ilmu Logika Kopi Susu, yaitu menurut mereka Ibadah dicampur Maksiat maka rasanya menjadi enak, nikmat, segar, misalnya, pacaran di Masjid biar dikatakan Islami, atau malam Minggu Pacaran sampai malam, terus malamnya sholat Tahajjud, atau dugem di diskotik, entar habis pulang terus Sholat Tahajjud, atau mendengarkan pengajian sambil berduaan sama si Doi, atau ketika habis sholat berdoa “ Ya Allah, berikan Hamba-Mu ini pacar, biar gak dikatain Homo sama temen-temen”, atau lagi mengucapkan Basmallah sebelum nembak cewek idaman di belakang sekolah. Lebih parahnya lagi Sholat Istikhoroh untuk mencari petunjuk Allah, cewek mana yang pantes menjadi pacarnya, naudzubillah.
MAKSIAT TETAPLAH MAKSIAT, MAKSIAT DICAMPUR IBADAH YA TETAP MAKSIAT SAJA
Hanya Ustad Karbitan ( ustad yang gak tahu Ilmu ) saja yang membolehkan Pacaran
Tentu saja logika kopi susu tidaklah benar untuk menghalalkan Kemaksiatan seperti Dugem sambil Dzikir atau Pacaran “Islami “, Baca Basmallah sebelum nembak pacar dan sebagainya, tentu saja itu tidaklah dibenarkan.
Coba pikir, yang namanya Kopi itu minuman Halal, sedangkan susu minuman Halal juga, dua-duanya tidak mengandung zat yang menyebabkan hilangnya akal seseorang seperti alkohol. Tentu saja logika kopi susu bukan logika yang membenarkan pencampur adukan Ibadah dengan Maksiat.
Ibadah dicampur maksiat maka jadinya maksiat saja, karena menurut pepatah “nila setitik rusak susu sebelanga”, jadi Ibadahnya akan rusak jika dicampur adukkan dengan maksiat.
Kesimpulannya, bukan logika Kopi Susu tetapi Logika Kopi Wisky, atau Logika Susu Putauw.
Jadi dapat disimpulkan jika Ibadah dicampur maksiat, seperti Pacaran Islami, Dugem Islami, dan hal-hal maksiat yang dicampur Islami justru akan merusak akhlak, akidah dan keimanan kita, karena maksiat adalah perusak Iman.
Logikanya sama saja Kopi dicampur Wisky, angciu, sake atau miras lainnya, kopi yang tadinya Halal justru menjadi Haram karena dirusak oleh Minuman Keras itu yang hukumnya Haram.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya”; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS An Nuur [24] : 30)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan isi jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai qalbu, tidak dipergunakannya untuk berfikir, dan mereka mempunyai mata, tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga, tidak dipergunakannya untuk mendengar, Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi Mereka itulah orang-orang yang lalai." (TQS al-A’raaf [7]: 179)
JADILAH REMAJA ISLAM YANG TEGAS TERHADAP KEMAKSIATAN, NAMUN LEMAH LEMBUT KEPADA SESAMA MUKMIN YANG BERTAKWA.
Kita sebagai remaja, dan saya sebagai mantan remaja, haruslah bersikap tegas, jangan seperti si Ustad Atadakimasu di atas, yang justru mencla mencle ( tidak tegas ) dalam menyampaikan kebenaran karena takut ditentang oleh umatnya, padahal Nabi Muhammad Saw dan para Sahabat selalu bersikap tegas terhadap apapun masalah yang dihadapinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO
Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG
Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina
Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak
PASAR ANDROID
0 komentar:
Posting Komentar