Rabu, 02 Maret 2011

REALITA PENGEMIS MENURUT ISLAM



Seperti biasa Joko pagi itu membuka konter pulsa di sebuah perempatan dekat rumahnya, sebuah kios kecil yang disewa dengan harga 1 juta per tahunnya ini menjadi satu-satunya lahan usaha bisnis baginya.

Tidak seperti biasanya, hari itu sepi, sudah 3 jam dia buka kios konternya, belum satupun orang datang untuk membeli pulsa isi ulang atau sekedar membeli rokok barang sebatang, apalagi herbal yang agak mahal.

“Assalamualaikum”, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari depan kios, “Waalaikumus Salam”, jawab Joko sedikit tersenyum. “Ini pelanggan pertama hari ini “, pikirnya.
Kami di sini bukan bermaksud apa-apa, kami hanya meminta akhi untuk memberi sumbangan seikhlasnya untuk pembangunan pondok pesantren di daerah Situbondo Jawa Timur”. Kata orang tadi.

Joko sedikit kecewa dan dongkol, dengan tidak ikhlas dia memberikan selembar uang Rp. 1000, 00 kepada orang yang meminta sumbangan tadi. Orang itu pergi dengan sedikit berbasa basi mendoakan si pemberi sumbangan, “iya-iya”, jawab Joko cuek.

demi Hedonisme cakep2 Ngemis (ilustrasi )

Hal itu terulang lagi dua jam kemudian, seorang laki-laki muda yang masih sehat berbaju koko mendatanginya dan meminta sumbangan yang katanya untuk Masjid di Daerah Lampung, namun kali ini Joko tidak memberinya sumbangan,

Maaf mas lagi gak ikhlas, percuma “, jawab Joko cuek.
Setengah jam kemudian datang seorang ibu-ibu membawa anak balita, yang kelihatannya antara si Ibu dan anak balita yang digendong tidak ada kemiripan sama sekali, si ibu-ibu itu pun meminta sumbangan, kembali Joko menolaknya.

Tidak habis pikir seharian dagangannya sepi, eh malah laris manis pengemis dan peminta sumbangan mendatangi kiosnya. Dengan kesalnya akhirnya Joko menempel sebuah pengumuman yang ditulis pada selembar kertas.

“ Tidak menerima permintaan sumbangan dalam bentuk apapun, kecuali ada ijin tertulis dari ketua RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri Sosial dan Presiden”. 
Begitulah bunyi dari pengumuman lebay yang ditempel Joko di Kiosnya, setiap ada orang yang meminta sumbangan dan mengemis dia tinggal menunjukkan tulisan tersebut.

REALITA PENGEMIS
Mungkin bagi kalian yang membaca kisah si Joko tadi ada yang menyikapi bahwa Joko itu pelit atau bahkan setuju dengan tindakan Joko. Yah apa yang dilakukan Joko mungkin banyak juga dilakukan oleh orang-orang yang sebel melihat para pengemis berkeliaran di mana-mana.



Beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah tayangan berita tentang liputan bagaimana aktivitas para pengemis ketika akan melakukan aktivitasnya. Dengan menyamar menjadi salah seorang pengemis sang wartawan yang dibekali kamera tersembunyi, berpura-pura akan ikut mengemis, dia bersama-sama pengemis lain berangkat menuju sebuah tempat jemputan di sebuah di sebuah lapangan kosong. Di tempat itu sudah menunggu beberapa pengemis lain yang penampilannya bermacam-macam, ada ibu-ibu yang memakai baju kumal dengan anak balita yang digendongnya, ada seorang pria yang berumur sekitar 30 an tahun memakai baju koko dan kopiah dengan membawa sebuah map berwarna krem yang di dalamnya terselip beberapa lembar kertas, kelihatannya orang ini adalah pengemis yang menggunakan modus meminta sumbangan.

Gambar sedikit terganggu karena suasana pagi yang masih gelap, dari kejauhan sebuah mobil bak terbuka datang, kemudian para pengemis segera naik mobil bak tersebut dan menuju kota terdekat. Setelah itu ada wawancara dengan seorang yang ditutupi wajahnya dan disamarkan suaranya, dia menurut sang reporter adalah salah seorang koordinator pengemis daerah Jakarta, menurut dia, penghasilan pengemis bisa mencapai ratusan ribu rupiah sehari, bahkan setelah dipotong oleh koordinator masing-masing.

Jadi dari liputan tadi, sang wartawan memberi kesimpulan jelas bahwa para pengemis ini memang punya koordinator dan mempunyai semacam organisasi gelap dan ilegal yang koordinasinya cukup rapi dan biasanya justru dilindungi oknum-oknum penegak hukum semacam oknum Trantib dan oknum polisi.

Ngemis sambil chatting, enak

Ketua Satpol PP DKI Jakarta Effendi Anas, dalam jumpa pers pada tanggal 12 Agustus 2010 di kantor Satpol PP Jakarta menyatakan bahwa rata-rata penghasilan para pengemis berkisar antara 200-300 ribu Rupiah per harinya, banyak juga yang penghasilannya sekitar Rp 280 ribu rupiah per hari. Menurut beliau lagi juga menyatakan bahwa koordinator itu mendatangkan para pengemis dari kampung-kampung di sekitar perbatasan Jakarta, seperti Depok, Tangerang, Bekasi dan sebagainya, jadi tiap pagi mereka dijemput untuk diantar mengemis, kemudian sore harinya mereka pulang.

Dan jangan dibayangkan jika rumah pengemis itu adalah gubuk reyot, atap bocor, kumuh dan kelihatan miskin, kebanyakan dari mereka justru di kampung mempunyai rumah-rumah bagus, bahkan bisa dikatakan orang yang kaya di kampungnya, yah lihat saja penghasilan per harinya.

Pernah teman saya bercerita bahwa dia memergoki seorang ibu yang biasa mengemis di daerah kos-kosan mahasiswa kampus Unsoed, sedang membelikan anaknya handphone baru di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Purwokerto. Teman saya tetap bisa mengenali wajahnya walaupun tidak berpakaian kumal khas pengemis.

PANDANGAN ISLAM TENTANG MENGEMIS ( MEMINTA-MINTA )
Dalam suatu riwayat disebutkan, suatu ketika di kota Madinah, ketika Rasulullah Saw sedang duduk-duduk bersama para sahabat dan kaum Anshar, datang seorang laki-laki yang berusia setengah baya ( 40-50 tahun ), laki-laki itu ternyata pengemis dan meminta-minta sedekah kepada Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw segera mendatangi pengemis itu dan menasihatinya agar tidak mengemis dan memerintahkannya untuk bekerja karena secara fisik dia mampu untuk bekerja. Namun si pengemis itu mengatakan bahwa dia sulit mencari pekerjaan. Kemudian Rasulullah Saw menanyakan harta apa yang dia punyai di rumahnya, si pengemis mengatakatan dia hanya mempunyai selembar kain selimut yang terbuat dari kulit unta.

Rasulullah Saw memerintahkan agar selimut itu diambil, lalu setelah si pengemis itu mengambil selimut kulitnya di rumah Rasulullah menawarkan selimut tadi kepada orang-orang yang ada di situ, salah seorang kaum Muhajirin membeli selimut itu, kemudian setelah mendapatkan uang, Rasulullah memerintahkannya untuk membeli sebuah kapak di pasar. Dan sejak saat itu si pengemis mendapat pekerjaan baru yaitu menjadi tukang kayu.

Hukum Mengemis dan Memberi Uang Kepada Pengemis
Memberi uang kepada orang lain termasuk sedekah, dan hukum asal sedekah adalah sunnah. Wahbah az-Zuhaili berkata,“Sedekah tathawwu’ (sedekah sunnah/bukan zakat) dianjurkan (mustahab) dalam segala waktu, dan hukumnya sunnah berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah.” (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/389).

Dalil As-Sunnah misalnya sabda Nabi SAW,”Barangsiapa memberi makan orang lapar, Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Barangsiapa memberi minuman kepada orang haus, Allah pada Hari Kiamat nanti akan memberinya minuman surga yang amat lezat (ar-rahiq al-makhtum), dan barangsiapa memberi pakaian orang yang telanjang, Allah akan memberinya pakaian surga yang berwarna hijau (khudhr al-jannah).” (HR Abu Dawud no 1432; Tirmidzi no 2373).





Bisa berubah menjadi wajib
Namun hukum sunnah bisa berubah menjadi wajib, jika orang yang membutuhkan sedekah adalah orang yang sedang kelaparan, sedang membutuhkan uang karena keperluan yang sangat darurat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqh yaitu :

Maa laa yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajib.” (Jika suatu kewajiban tak terlaksana kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu wajib pula hukumnya). (Saifuddin Al-Amidi, Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam, 1/111).

Bisa berubah menjadi Haram
Namun bisa juga sedekah berubah menjadi haram, misalnya jika diketahui bahwa orang yang akan diberi sedekah itu akan menggunakannya untuk bermaksiat, berjudi, minum minuman keras, dan sebagainya.
Maka yang menerima dan memberi sedekah sama-sama mendapat dosa dan ganjaran siksa neraka di akhirat.

Sedekah kepada pengemis bisa menjadi Haram jika ternyata orang yang mengemis itu adalah orang yang tidak layak untuk mengemis, misalnya si pengemis bukan orang miskin.

Udah punya Ipad ya masih aja ngemis

Rasulullah Saw bersabda, “ ada tiga golongan orang yang boleh mengemis”
1. Orang yang sangat miskin dan sangat sengsara.
2. Orang yang sedang terlilit hutang.
3. Dan orang yang sedang diwajibkan membayar Diyat ( suatu sanksi dalam hukum Islam berupa denda ).
Selain itu haram hukumnya mengemis atau meminta-minta.

PENGEMIS ADALAH POTRET MANUSIA PEMALAS DAN BERMENTAL TERJAJAH
Bahwa pengemis yang biasa kita jumpai sehari-hari baik itu yang datang dari rumah ke rumah, di perempatan jalan dan sebagianya, kebanyakan adalah pengemis profesi, alias orang yang menjadikan mengemis sebagai pekerjaan sehari-hari dan sumber penghasilan. Mereka pada umumnya adalah orang-orang yang secara fisik masih produktif dan mampu bekerja, dan bukan orang yang layak untuk mengemis. Sehingga memberikan uang kepada mereka adalah hukumnya Haram.

Terkait dengan mengemis dengan kedok mencari sumbangan entah itu panti asuhan, pondok pesantren, masjid dan sebagainya, umumnya hanyalah bentuk penipuan, jadi memberikan sedekah kepada mereka juga hukumnya haram.


Kerja Keras itulah ajaran Islam

Islam mengajarkan kepada manusia yang mampu secara fisik untuk bekerja keras mencari nafkah dan menjemput rizki-Nya, bukan malas-malasan dan mengemis. Sedangkan pemerintah Islam wajib memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyatnya.

Maraknya para pengemis berkeliaran adalah buntut dari diterapkannya sistem Kapitalisme model terbaru yaitu neoliberal, yang menyebabkan terprivatisasinya sumber daya alam yang seharusnya menjadi sumber nafkah rakyat tetapi malah mengalir ke kantong-kantong orang-orang yang tidak berhak, seperti Amerika, Inggris dan negara induk Kapitalis lainnya.

Maka sesungguhnya hanya Syariat Islam dan Khilafahlah yang mampu memakmurkan manusia menuju kemakmuran hakiki.





0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar