Minggu, 20 Maret 2011
GEOGRAFILAH IBU DARI SELURUH ILMU PENGETAHUAN, BUKAN FILSAFAT
11 Maret 2011 yang lalu gempa dan tsunami menerjang negara Jepang. Negara tersebut porak-poranda akibat gempa berkekuatan 8,9 skala richter dan terjangan tsunami ( gelombang pasang besar ) akibat efek dari gempa sebelumnya, terutama wilayah Propinsi Miyagi.
Semua orang tahu dimana letak Negara Jepang, kecuali mereka-mereka yang tidak tahu peta atau tidak pernah mengenyam pendidikan dasar, atau mungkin mereka yang sudah lupa dimana letak Jepang.
Berabad-abad manusia menjelajah dunia, membuat peta, mencari tempat-tempat perdagangan, daerah taklukan dan jajahan, baik lewat darat, maupun laut. Hingga saat ini sudah ditemukan teknologi GPS ( Global Position System ) dan serta aplikasi pemetaan Google Earth dan aplikasi pemetaan lain yang tercipta oleh kecanggihan teknologi masa kini.
Yah semua itu berawal dari sebuah dasar ilmu pengetahuan yang disebut dengan Geografi, sebuah pelajaran yang dipelajari oleh siswa-siswa sekolah pada umumnya.
GEOGRAFI
Geografi berasal dari kata, Geographia, yang artinya kurang lebih adalah ilmu tentang pencatatan bumi. Geografi merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah-sekolah di Indonesia baik itu sekolah yang sifatnya umum maupun yang beraroma keagamaan.
Pada umumnya Geografi membahas tentang segala hal yang ada di bumi, baik itu kekayaan alamnya, pemetaannya, negara-negaranya, persebaran ras manusia, benua-benua dan sebagainya.
GEOGRAFI ADALAH IBU DARI ILMU PENGETAHUAN
Mungkin pandangan orang-orang jaman sekarang mengatakan bahwa ibu dari ilmu pengetahuan adalah filsafat. Yah itu adalah salah besar, kenapa???, oke sebelum penulis menjawab, mari kita cari tahu apa itu filsafat sebenarnya.
Filsafat
Kata Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani, Philo dan Sophia, Philo itu kebijaksanaan dan Sophia itu cinta. Jadi Filsafat adalah cinta kebijaksanaan, itu arti secara bahasa.
Namun secara istilah filasafat bisa berarti suatu kebebasan berpikir, yang menggunakan akal sebebas-bebasnya, tanpa ada halangan atau batasan baik agama, hukum, adat maupun budaya yang ada, bahkan melogikakan segala hal termasuk melogikakan wilayah akidah, ini jelas sangat berbahaya, karena bisa menjerumuskan ke wilayah kekufuran yang nyata.
Misalnya, ada pertanyaan yang menyatakan “Jika Allah Maha Kuasa, bisakah Allah menciptakan batu yang Dia sendiri tidak bisa mengangkatnya??”. Nah jawabnya bingungkan ??, kalau dijawab “bisa” berarti Allah tidak Maha Kuasa, karena tidak bisa mengangkat batu yang Dia ciptakan, jika dijawab “tidak”, maka Allah pun tidak Maha Kuasa, karena dia ternyata tidak bisa menciptakan batu yang Dia tidak bisa mengangkatnya.
Namun sebenarnya, pertanyaan di atas itu adalah bukti nyata betapa terbatasnya akal manusia yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita. Itu bukti bahwa akal kita hanya bisa berpikir terbatas, iya atau tidak, bisa atau tidak bisa, dan terbatas hanya dengan logika semacam itu, sedangkan ilmu Allah Swt jauh lebih Besar, karena Dia Maha Mengetahui.
ket Gambar
Lingkaran akal manusia, gambaran nyata terbatasnya akal manusia, ketika manusia bodoh, kemudian menjadi pintar, kemudian berpikir cemerlang / Jenius, namun dia tidak puas maka ingin meningkatkan pemikirannya dan masuk ranah filsafat, tetapi itu justru merupakan penurunan tingkat berpikir, karena bagaimanapun akal manusia terbatas.
Jadi kesimpulannya orang yang bertanya seperti itu sebenarnya orang bodoh, lha Allah Swt kok mau dilogika, ya sampai kapanpun tidak akan bisa, dan kita tidak usah menjawabnya dan tidak usah memikirkannya, karena itu hanya perbuatan sia-sia belaka.
Kalau pendapat penulis sih sebenarnya Filasafat adalah tahap dimana manusia sudah mencapai batas pemikiran pintarnya, namun dia tidak puas dan ingin terus melogikakan sesuatu, yang pada akhirnya justru membuat taraf berpikir manusia itu kembali merosot tajam, menuju kebodohan kembali. Sebagai contoh nyata adalah Nietze, dia adalah seorang filusuf kenamaan dari Jerman yang pada akhirnya GILA, karena akal sudah tidak kuat eh disuruh terus mikirin hal-hal yang sudah diluar nalar, yah akhirnya konslet dehhh.
Frederick Nietze
Saya punya kenalan yang senang sekali mendalami ilmu Filsafat, dia terus-terusan mencari jati diri hidupnya dengan filsafatnya dan berharap dapat menemukannya, dan pada akhirnya dia murtad dari Islam, nah jelas sekali Filsafat bikin orang tambah bodoh, lha jelas-jelas jatidiri hidup ada pada ajaran Islam, dan Islam adalah agama yang memuaskan akal, ehh malah murtad ( keluar dari Islam ), kan bodoh. Naudzubillah
Gara-gara Filsafat juga, banyak manusia tertipu dan mencari hal-hal yang sebenarnya tidak ada, seperti Atlantis dimana??, padahal itu kan cuma negeri dongeng karya Plato seorang filusuf Yunani, dan saat ini para ahli arkeolog ya hanya sebatas kira-kira saja, dan selamanya juga cuma kira-kira doang.
Nah itulah kenapa kita sebagai umat Islam, memilih Geografi sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, bukan filsafat, karena filsafat ngajarin mikir yang enggak-enggak, dan mempertuhankan akal, dan menggunakan akal untuk memenuhi hawa nafsu. Banyak hal yang tadinya hukumnya Haram menjadi Halal, dan Halal menjadi Haram, dan bahkan sesuatu yang hukumnya Fardhu 'ain bisa menjadi Haram, seperti kewajiban menegakkan Syariat Islam yang hukumnya Fardhu 'ain, malah diharamkan oleh para manusia yang sok pinter. Dan Filsafatlah yang merusak agama-agama samawi yang diturunkan Allah Swt kepada setiap kaum sebelum Nabi Muhammad.
Seluruh Ilmu Pengetahuan Bersumber dari Geografi
The Mother of Science
Saya tanya, bagaimana Nabi Adam dan Hawa istrinya ketika turun ke Bumi ???, saya yakin semua akan menjawab mereka turun di tempat yang berbeda dan terpisah selama hampir 100 tahun, sampai akhirnya ketemu di bukit Shafa dan Marwah.
Nah bagaimana Nabi Adam mencari istrinya ???, tentu saja dengan menjelajah kan? Menjelajah berarti mencari jalan, nah mencari jalan inilah dasar paling dasar ilmu Geografi, karena ilmu Geografi itu kan ilmu bumi, ilmu pemetaan bumi.
Sampai akhirnya manusia berkembang ke seluruh dunia, menyebar mencari wilayah-wilayah kosong untu dikuasai dan ditempati, sehingga terbentuklah bangsa-bangsa yang beraneka ragam.
Ketika bangsa-bangsa ini terbentuk maka terbentuk pula kerajaan, mereka menguasai sejumlah wilayah, sehingga muncul ilmu pemetaan, wilayah, topografi dan lain-lain, mereka mencari wilayah baru dengan peta, dan akhirnya menemukan beberapa spesies hewan dan tumbuhan yang belum pernah mereka lihat, akhirnya munculah ilmu Biologi.
Manusia berlayar mengarungi samudera untuk mencari daerah lain, maka terciptalah ilmu-ilmu yang berhubungan dengan membuat perahu, seperti Fisika dan Hidrodinamika. Di tengah laut mereka tersesat, namun akhirnya mereka tahu dengan menandai tata letak benda angkasa seperti rasi bintang mereka bisa mengetahui arah, dan akhirnya manusia penasaran dengan rasi bintang itu, kenapa bisa seperti itu, pada akhirnya muncul ilmu astronomi. Dan segala jenis ilmu lain seperti matematika, aerodinamika, geologi, geodesi, Kimia dan sebagainya itu adalah bersumber dari satu ilmu yaitu Geografi.
Dengan Geografi, manusia mendapatkan pengalaman baru, pengetahuan baru dan pelajaran baru tentang suatu wilayah, tentang bagaimana menuju wilayah itu, tentang apa saja yang bisa diteliti di wilayah itu, yang pada akhirnya terbentuklah berbagai macam ilmu pengetahuan.
Bahkan Facebook dan situs jejaring sosial lainnya juga bersumber dari geografi, gak percaya, silahkan masuk ke www.facebook.com, lihat sebelah kiri atas, pasti ada atlas dunia dan ada tulisan, Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda, Geografi, kan ??? lah iya kalau gak tahu ilmu geografi mana mungkin si Mark Zuckerberg bikin Facebook buat menghubungkan orang-orang di seluruh dunia.
GEOGRAFI DAN ISLAM
Jika kita jalan-jalan ke supermarket atau mungkin di pinggir jalan, kita bisa menemukan globe, kita bisa membelinya dengan harga sekitar 30-50 ribu rupiah tergantung kualitas globe itu., atau bahkan jika globe yang buatan Cina, bisa lebih murah lagi. Globe biasa dipajang di ruang kelas, atau malah ada yang dibuat mainan di kolam renang layaknya bola.
Namun globe yang ada saat ini adalah hasil ciptaan seorang ulama sekaligus ilmuwan 1000 tahun yang lalu, keren gak ??? udah ulama, ilmuwan lagi, ya itulah orang Islam jaman dahulu.
Namanya Abu Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Idris asy Syarif atau lebih dikenal dengan nama Al Idrisi. Saat itu Eropa yang masih diliputi oleh kegelapan dan keprimitifan percaya bahwa bumi itu rata, dan ada tepinya.
Globe Al Idrisi
Namun Al Idrisi sendiri membantah pandangan sesat itu dengan menciptakan sebuah Globe, atau bola dunia. Walaupun bola dunia ini atau globe ini peta daratannya tidak lengkap seperti globe jaman sekarang, karena saat itu Benua Amerika dan Australia belum ditemukan.
Selain Al Idrisi, kita kenal seorang ilmuwan geografi muslim lagi yaitu Al Biruni, beliau adalah super jenius yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan selain geografi. Pada usia 17 tahun Al Biruni sudah mampu memecahkan persamaan Geodesi komplek untuk menghitung jari-jari bumi, dan beliau mendaptkan angka 6339,9 Km, hanya berselisih 16,8 Km dari hitungan modern yaitu 6356,7 Km.
Geografi juga digunakan oleh para Khalifah untuk melakukan pembebasan di wilayah-wilayah di dunia untuk memasukan wilayah itu ke dalam wilayah Negara Khilafah Islam, seperti kisah Penaklukan Konstantinopel, jelas sekali para Khalifah termasuk Muhammad Al Fatih menggunakan Geografi untuk membuat strategi. Misalnya membuat Benteng Rumeli Hisari, untuk menguasai Geopolitik musuh.
KESIMPULANNYA’
Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa Geografilah ibu dari semua Ilmu Pengetahuan yang ada, atau bisa dikatakan Mother of Sciece. Karena dengan pengetahuan awal geografi maka manusia bisa menciptakan bermacam-macam ilmu pengetahuan sebagai bekal mereka menjadi pemelihara bumi.
Namun saat ini justru dunia ilmu pengetahuan di arahkan agar mengakui filsafatlah sumber ilmu pengetahuan, padahal jelas Nabi Muhammad Saw melarang Islam menggunakan Filsafat sebagai pegangan Ilmu, karena ketika Persia di taklukan, Khalid Bin Walid diperintahkan untuk membawa pulang buku-buku sistem keuangan dan administrasi dan membakar habis buku-buku filsafat Persia.
Kehancuran Khilafah Islam pun diawali dengan masuknya filasafat yang meracuni pemikiran umat Islam, membuat mereka justru mendewakan akalnya dan melupakan Tsaqofah ( pengetahuan akidah ) Islam yang seharusnya menjadi dasar Ilmu Pengetahuan mereka.
Nah saatnya umat Islam bangkit, jangan mau dikibulin Filsafat, karena sesungguhnya filsafat itu tidak sesuai dengan Syariat Islam, karena menggunakan akal tanpa aturan yang jelas dan mengindahkan aturan Islam. Karena hanya Ideologi Islamlah yang akan benar-benar menguasai dunia.
Disarikan dari Media Umat, rubrik mercusuar ( Fahmi Amhar )
Label:
Sejarah dan Kisah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Kami
Arsip
-
▼
2011
(123)
-
▼
Maret
(14)
- INILAH CARA ISLAM MENSEJATERAKAN DUNIA
- MAU MEMBANGUN PLTN ???..OOO TIDAK BISA. TERAPKAN S...
- SERUAN UNTUK SAUDARAKU DI LIBYA : LAWAN TENTARA SE...
- ( SEBUAH KISAH RENUNGAN ) SETETES KENIKMATAN DUNIA
- GEOGRAFILAH IBU DARI SELURUH ILMU PENGETAHUAN, BUK...
- TERORIS DAN TERTERORISISASI ( Sebuah Cerita dari N...
- GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG, TEGURAN NYATA ALLAH SWT ...
- BENTUK KASIH SAYANG TERBESAR MUSLIM KEPADA NON MUS...
- PERANG SALIB ( CRUSSADE ), DULU DAN SEKARANG
- BERJIWA MELANGKAHI, APA ITU ?
- BAHASA ARAB ADALAH BAHASA NENEK MOYANG SELURUH BAN...
- MESIR, NEGERI GUDANGNYA ILMUWAN MUSLIM
- REALITA PENGEMIS MENURUT ISLAM
- IDOLAKU TERNYATA PAKE NARKOBA...!!!!
-
▼
Maret
(14)
4 komentar:
ijin ngeshare yak
afwan awal paragraf itu maksudnya 11 Maret 2011 ya bukan 11 April 2011.
Silahkan bu, oiya itu salah ketik
waalaikum salam, sukron, Blog ukhti sudah saya follow, tinggal ukhti follow balik blog ini, klik aja follow,
kalo ada pertanyaan mengenai tips blogging kirim aja via email muhammad.andika17@ymail.com
Terima kasih
Posting Komentar