Selasa, 08 Maret 2011

BERJIWA MELANGKAHI, APA ITU ?



Mungkin dari judul sedikit narsis karena menceritakan blog sendiri, namun karena berhubung ada pertanyaan yang masuk dari seorang pembaca setia Spirit of Beyond yang saya terima lewat email saya muhammad.andika17@ymail.com, jadi saya akan membahas lebih dalam tentang pertanyaan apa itu berjiwa melangkahi.
Bunyi email itu seperti ini, “Assalamualaikum, mas Andika mau tanya, apa sih maksud berjiwa melangkahi itu ?, trus apa pengaruhnya sama remaja-remaja seperti saya ?”.
Oke akan kita bahas.

MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA
Jadi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt dari saripati tanah ( segumpal darah ). Nenek moyang manusia yaitu nabi Adam As diciptakan dari tanah yang diambil dari tujuh ( 7 ) penjuru bumi, kemudian ditiupkan ruh ( rahasia kehidupan ) oleh Allah Swt, dan akhirnya hiduplah Adam As.



Sebagaimana Jin yang diciptakan lebih dahulu, manusia juga diberi akal dan nafsu, sehingga Jin dan Manusia dibebani beban Syariat oleh Allah Swt, siapa saja diantara golongan Jin dan Manusia yang ingkar terhadap Syariat Allah Swt, maka azab api neraka menunggu mereka.

MEMPUNYAI AKAL DAN NAFSU

Sebagaimana disebutkan di atas, Jin dan Manusia dikaruniai akal dan nafsu oleh Allah Swt, sehingga dua makhluk ini ada yang taat beribadah dan melaksanakan Syariat Allah Swt, dan juga ada yang ingkar dan mengikuti bujuk rayu Iblis laknat, yang selalu menggoda dan mengajak Jin dan Manusia untuk sukarela masuk neraka.

PERBEDAAN NAFSU DAN AKAL
Mungkin bagi yang setia mengikuti postingan blog ini sudah paham dengan apa yang akan saya tuliskan.
Perbedaan nafsu dan akal itu adalah

Nafsu
Nafsu adalah dorongan untuk melakukan sesuatu baik ada rangsangan sebelumnya maupun tidak ada rangsangan.



Sifatnya sesuai dengan kenyataan yang ada ( Current The Reality ), nafsu selalu bersifat realistis. Misalnya perut lapar maka ya makan, haus ya minum, realistis bukan.
Nafsu bisa menjadi baik bisa menjadi jahat, menjadi baik jika nafsu itu berdasarkan Syariat, bertindak di jalur Syariat Islam, nafsu ingin menegakkan Syariat Islam, dan Khilafah ya itu sangat baik.

Namun kadang nafsu yang sifatnya mendasarkan pada kenyataan yang ada inilah yang dimanfaatkan oleh para setan, baik itu Jin maupun Manusia, untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa dan maksiat bahkan kekufuran. Misalnya : seorang cowok, lihat cewek cakep, saya yakin nafsunya akan ngomong, wiihhh cantiknya, namun tidak cukup sampai di sini, si setan baik yang gak kelihatan maupun yang kelihatan ( misal teman di sampingnya ) akan memprovoksasi, “udah kamu kan ganteng, godain tuh cewek, dia jomblo lhoo, udah sana tembak “. Nah si Nafsu yang sikapnya realistis akan mengatakan “ kenyataanya saya ganteng, kenyataannya ada cewek cakep jomblo lagi, kenyataanya pacaran itu ngetrend di kalangan remaja, kalo gak pacaran berarti kampungan, ya udah godain lah”.
Itulah nafsu

Akal
Akal adalah keistimewaan yang dimiliki oleh manusia dari Allah Swt yang digunakan oleh manusia untuk berpikir. Walaupun banyak manusia yang justru menggunakan nafsunya untuk berpikir, namun tetap saja si manusia itu masih punya potensi akal untuk digunakan, Cuma dia tidak menggunakannya sehingga sesat, ya iyalah nafsu kok buat mikir, pakai dengkul aja sekalian.



Akal sifatnya Beyond The Reality atau melangkahi kenyataan yang ada. Sifat akal selalu melangkahi kenyataan karena digunakan untuk berpikir dan menyelesaikan masalah manusia.

BERJIWA MELANGKAHI ( SPIRIT OF BEYOND )

Apa itu berjiwa melangkahi ???, begini ilustrasinya:
Ada dua makhluk Allah Swt, yang sedang dihadapkan masalah yang sama yaitu di depannya ada sungai yang menghalangi jalan mereka, makhluk yang satu manusia, dan yang satu seekor bebek. Di sungai itu tidak ada perahu, rakit atau jembatan untuk menyeberang.

Ilustrasi

Pertama-tama si manusia berkata dengan realistisnya, “Halah Cuma sungai gini, sejak kecil saya dididik berenang, jadi kalau Cuma nyeberang sungai segini, kecil”. Akhirnya manusia berenang untuk menyeberangi sungai tersebut.

Begitu pula si bebek akan berkata dengan bahasa bebeknya, ”yah tahu sendiri bebek kan perenang alami”.

Ilustrasi

Hal itu terjadi berulang kali, sampai pada suatu saat, si manusia mulai berpikir.
Kalo Tiap hari berenang menyeberangi sungai, capek yah, dingin lagi, entar kalau sakit gimana, mana sekarang saya sudah punya Ipad sama Blackberry lagi, lha kalo kena air ya rusak”.

Kemudian si manusia membuat rakit, dan mulai hari itu dia naik rakit untuk menyeberangi sungai. Si manusia tidak perlu repot lagi berenang, berdingin-dingin ria, berbasah-basah ria, dan yang penting juga Blackberry sama Ipadnya aman tidak rusak.
Namun beda dengan si bebek, dia akan berkata “Tahu sendiri kan bebek hewan perenang alami”.


Ilustrasi

Manusia terus menggunakan rakit mungkin sampai puluhan kali untuk menyeberangi sungai itu, dan tentu saja si bebek juga akan terus merenangi sungai itu. Namun suatu hari si manusia mulai berpikir lagi.

“ Naik rakit kok lama-lama capek yah, harus mendayung, iya kalau arusnya gak deras kalau deras wah gawat tuh bisa hanyut, lagian sekarang saya sudah punya sepeda motor, ribet kalo naikin sepeda motor ke rakit”.

Akhirnya manusia berinisiatif membangun jembatan, dia bergotong royong dengan teman-temannya membangun sebuah jembatan yang menyeberangi sungai itu.


Ilustrasi

Dan akhirnya jembatan pun jadi, manusia tinggal menaiki sepeda motornya untuk melintasi jembatan itu, dan tidak khawatir juga Blackberry sama Ipadnya basah kena air sungai, juga tidak khawatir jika setiap saat air sungainya meluap, karena ada jembatan. Si bebek juga akhirnya berjalan lewat jembatan juga.


Ilustrasi

KESIMPULANNYA
Berdasarkan uraian ilustrasi di atas, maka kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa dua makhluk Allah yang dihadapkan pada sebuah masalah yang sama, yaitu sebuah sungai yang di situ tidak ada perahu, tidak ada jembatan. Pertama manusia dan bebek akan bertindak sama yaitu realistis, manusia kebetulan pandai berenang, si bebek juga hewan perenang alami. Sehingga keduanya berenang untuk menyeberangi sungai itu.

Namun manusia yang memang punya akal, lama-lama akan berpikir, untuk menyeberangi sungai akan lebih mudah dengan rakit, maka dia akan membuat rakit, namun tidak cukup sampai di situ manusia juga berpikir lebih maju lagi yaitu membangun jembatan, maka akhirnya manusia bisa lebih bebas menyeberangi sungai itu karena ada jembatan. Rakit dan jembatan itulah hasil dari sikap melangkahi kenyataan yang dilakukan oleh manusia.

Sebaliknya dengan bebek, dia tetap akan menyeberangi sungai itu dengan berenang, dia tidak peduli, karena teman-temannya juga menyeberangi sungai itu dengan berenang, dan dia tidak pernah berpikir untuk membuat rakit atau membangun jembatan. Karena bebek tidak punya sikap atau jiwa melangkahi karena tidak punya akal.


Mungkin bagi bebek, berenang adalah tradisi mereka yang turun temurun dan tidak bisa diganggu gugat, sehingga yang namanya rakit dan jembatan adalah suatu ide transnasional yang bertentangan dengan kepribadian dan jatidiri bebek sebagai burung perenang alami yang sudah mentradisi. Jadi orang-orang yang berjiwa bebek akan menolak segala perubahan yang berbeda dari cara pandangnya, terutama perubahan Islam, yaitu menerapakan Syariat dan Khilafah, karena bagi mereka cara pandang yang seperti itu sudah mentradisi seperti itu, dan menganggap perubahan itu tidak sesuai dengan jati dirinya, walaupun sebenarnya jati dirinya itu adalah bagian dari perubahan itu.









Negeri ini butuh remaja dan pemuda yang berjiwa melangkahi


Tentu saja yang diharapkan dari sebuah generasi muda adalah generasi yang mempunyai jiwa melangkahi, dimana generasi yang selalu menggunakan akal untuk membimbing setiap langkah dan tindakannya serta nafsunya, karena generasi yang hanya sibuk menuruti nafsu hanya akan menjadi generasi gagal, yang seperti bebek tadi, yang terus berenang menyeberangi sungai itu dan tidak peduli pada manusia di sampingnya mulai membuat perubahan, yaitu dengan membuat rakit dan akhirnya membangun jembatan, untuk menyeberangi sungai tersebut.

Nah jika kita analogikan dengan kenyataan yang ada, yaitu bagaimana persoalan umat yang begitu parah, dimana sebuah ironi ( logika yang gak nyambung ) yaitu negeri Indonesia yang kaya minyak, tetapi rakyatnya ngantri BBM, negeri yang katanya tanah surga tetapi rakyatnya justru banyak yang menderita, negeri yang katanya negeri muslim terbesar di dunia, tetapi justru korupsi merajalela, mafia hukum merajalela, kemiskinan merajalela, seks bebas dan aborsi merajalela, kemaksiatan dimana-mana dan sebagainya.

Nah di sinilah umat butuh solusi, butuh penyelesaian masalah yang total. Lalu siapa yang dan dengan apa kita menyelasaikan masalah ruwet yang sudah menjadi borok bagi bangsa ini.

Siapa?? Jawabnya yaitu mereka yang mempunyai jiwa melangkahi yang mampu dengan dengan pancainderanya yang dibimbing oleh Syariah untuk mengindra realita (kenyataan) yang ada, yaitu suatu jaman yang rusak parah akibat tidak diterapkannya Syariat Islam, dan justru sistem Jahiliyyah modernlah yang mengusai kaum muslimin. Mereka adalah orang-orang yang langka, pilihan, asing. Karena Rasulullah Saw bersabda “Islam datang dari keterasingan dan akan berujung pada keterasingan pula, maka berbanggalah orang-orang yang asing, yaitu orang-orang yang melihat kerusakan umatnya dan dia berusaha memperbaikinya “.HR. Ahmad.

Dan mereka bertindak melangkahi kenyataan yang ada, dimana orang lain yang justru membiarkan, cuek, yang penting ngetrend atau justru menikmati, ikut terjun dalam kerusakan jahiliyyah.

Mereka yang berjiwa melangkahi, untuk membangun jembatan solusi atas berbagai masalah yang mendera umat Islam, dari yang mulai dengan kemaksiatan, korupsi, kemiskinan, rusaknya moral para pemimpin umat Islam. Dan menyerukan perubahan, yaitu perubahan ke arah Islam, yang akan menjadi solusi atas semua masalah yang ada, mengembalikan kekayaan rakyat yang diambil oleh orang-orang yang tidak berhak, membebaskan manusia dari penyembahan terhadap sesamanya, dan menjadikan umat Islam kembali memimpin dunia.

Untuk itu kami mengajak saudara-saudara sekalian untuk menjadi orang-orang pilihan Rasulullah Saw, yang siap memperjuangkan Syariat Islam dan Negara persatuan kaum muslimin yaitu Khilafah sebagai solusi untuk seluruh manusia.





0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar