Senin, 02 Mei 2011

2 MEI, BE A SMART TEENAGER. MENGINTIP DAN MENELADANI REMAJA JAMAN RASULULLAH SAW, SERTA REMAJA MUKMIN JAMAN KHILAFAH.



Apa yang kalian tahu tentang tanggal 2 Mei ???... Hari Buruh ???, itu kemarin. Tanggal 2 Mei 2011 itu hari Senin, hmm tambah ngaco..., tentu saja 2 Mei itu hari Pendidikan Nasional, kok gak libur yah???, iya penulis juga heran, kenapa gak libur gitu, harusnya kan libur yah???.

Ini malah ngomongin libur, oke tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan nasional di Indonesia, namun sayang gak libur . Kita bisa melihat, bagaimana sekolah kalian memperingatinya, ada yang dengan upacara, mungkin juga ada yang dengan selametan potong tumpeng, dan sebagainya.

Yah itulah hal-hal seputar hari pendidikan, namun di sisi lain, masih banyak anak-anak yang putus sekolah, mereka terpaksa melakukan itu karena desakan ekonomi keluarga, dan bahkan anak-anak jalanan yang sudah tidak tentu masa depannya. Inilah ironi di negeri yang kaya raya ini, sebuah negeri yang makmur, tanah surga, tetapi rakyatnya mati kelaparan karena tidak bisa makan.

REALITA HASIL PENDIDIKAN KITA



Masuk jam 7 pulang jam 1 atau jam 2, kalau yang bolos jam 9 udah kabur, atau gak berangkat sekolah karena nonton konser, kaya acara Inbox di SCTV yang disiarkan secara Live ( Langsung ) jam 8 sampai jam 9 itu, yang nonton anak-anak ABG, gak sekolah demi ketemu artis, padahal artisnya lebih bodoh daripada dia.



Atau tawuran pelajar SMP, SMA, dan SMK, bahkan Mahasiswa. Membawa batu, sabuk berkepala besi, golok, pedang dan tombak, maju sambil teriak-teriak, saling menyerang mempertahankan gengsi primitif antar kelompok. Kayaknya lebih baik mereka yang tawuran buka baju, buka celana, telanjang, terus lari-lari saling menyerang, lho kok gitu, lah iya jaman modern kok masih main gengsi kelompok, kaya suku primitif di pedalaman hutan Papua atau Amazon sana, yang gak pakai baju, kan lebih pantas, katanya pelajar tapi gak terpelajar, tahunya tawuran, mending tawurannya di hutan aja sana jangan di kota.



Gayus Tambunan, yah para Koruptor, Mafia Hukum, Mafia Pajak dan sebagainya itu adalah salah satu hasil pendidikan kita, tidak bisa dipungkiri itu, mau protes??? Sana protes sama rumput yang bergoyang. Pendidikan kita yang mendasarkan segalanya hanya demi nilai yang bersifat materi belaka, telah menghasilkan Gayus Tambunan dan manusia sejenisnya. Seharusnya lagu berjudul “Andai Ku Gayus Tambunan “ karya Bona Paputungan menjadi lagu wajib di sekolah-sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi dan dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya ketika Upacara.



Seks Bebas, Narkoba, HIV AIDS, juga hasil dari pendidikan kita, mau protes lagi???, sana protes sama sapi yang bergoyang. Pendidikan yang mengingkari aspek-aspek spiritual dan ajaran Islam, padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, dan pendidikan kita lebih terarah pada Liberalisasi dan sekulerisasi, telah menyebabkan itu semua. Nah kalau untuk masalah ini lagu berjudul “Cinta Satu Malam “ bisa menjadi lagu wajib di sekolah-sekolah, setelah lagu Andai Ku Gayus Tambunan di atas. Kan lagu Cinta satu Malam mengajarkan seks bebas.



Paranoid, ketakutan tanpa sebab, hantu bergetayangan, suster ngesot, suter keramas, suster kecemplung septik tank dan sebagainya, itu juga hasil dari pendidikan kita, mau protes ??? sana protes sama kuburan. Pendidikan kita gagal menghilangkan tahayul yang ada di masyarakat. Tahayul-tahayul tersebut malah disiarkan secara lebay baik itu di film-film horor, dan juga di acara-acara di televisi, dan telah membuat sebagian rakyat Indonesia menjadi pengecut, pecundang dan tahayul mania. Jadi ingat sama acara Mister Tukul setiap Minggu malam di Trans 7. Nah pas acara di eks stasiun Kereta Api di Ambarawa si Justin Tukul Bibir Arwana yang biasa didampingi sama seorang cewek yang katanya bisa mendeteksi energi astral dan juga seorang artis yang katanya bisa melihat makhluk astral, ckckckck... apaan tuh makhluk Astral???, setahu penulis sih yang namanya Astral itu tukang bikin sepeda motor, itu loh Astral Honda Motor.

Nah pas di dalam acara tersebut si artis katanya melihat penampakan makhluk Astral, wahhhh itu sih Cuma khayalan si artis itu aja. Yah memang Jin itu ada, kita sebagai orang Islam harus percaya, tapi hantu kan tidak ada, yang ada itu adalah tukang sihir Jin, itu sabda Rasulullah. Jadi tidak usah percaya sama begituan, karena itu bohong belaka.

Bahkan Maxima Picture, Perusahaan Pembuat film sesat, yang mengeksploitasi tahayul rakyat, sudah melaunching film baru berjudul Pocong Goyang Pinggul, apalagi itu????, udah gitu yang main artis porno dari Negeri Para Teroris Amerika Serikat.

Yah itulah hasil-hasil dari pendidikan kita, ya memang tetap saja ada nilai positifnya, minimal penulis Spirit of Beyond juga salah satu produk pendidikan di negeri ini.

MENGINTIP DAN MENELADANI PENDIDIKAN REMAJA JAMAN RASULULLAH DAN JAMAN NEGARA KHILAFAH

“Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan Islam yang bijaksana ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedangkan kaum tua menentangnya”.

Itulah peryataan Rasulullah Saw kepada para remaja sahabatnya saat itu, beliau sangat bangga dengan mereka.



Wah begitu spektakuler pujian Rasulullah Saw kepada remaja sahabatnya saat itu, sehingga beliau mengeluarkan pernyataan di atas. Karena ketika Rasul Saw diutus menjadi Nabi, mereka para remajalah yang pertama kali menerimanya dan pertama kali memperjuangkannya, sedangkan para orang tua umumnya menolak.

Beberapa Remaja yang memperjuangkan Risalah Muhammad Saw adalah Arqam bin Abi Arqam, Shahih Ar Rumy, Zaid Bin Haritsah, Saad Bin Abi Waqash, Utsman Bin Affan. Selain itu ada beberapa yang masih berusia anak-anak seperti Ali Bin Abi Thalib, Jakfar bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam.

Mereka adalah generasi pertama para anak-anak dan remaja yang membuat perubahan sangat besar pada peradaban Arab yang saat itu jahiliyah, kemudian bangkit dan menjadi bangsa yang mampu memimpin dunia dengan Islam.

Generasi setelah mereka, banyak sekali, ada Imam Syafei, Imam Hanbali, Imam Malik, Imam Hanafi, mereka adalah ulama yang dididik sejak kecil, remaja hingga dewasa, dan berhasil menjadi ulama besar sepanjang masa.

Selain mereka ada Shalahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, Thariq Bin Ziyad, dan sebagainya, yang berhasil memperluas kekuasaan Islam dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Bahkan Islam yang kita anut saat ini adalah berkat jasa-jasa mereka semua.

Ibnu Sina

Di bidang lain, misalnya kita lihat Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Ibnu Rusy, dan ilmuwan besar kaum muslimin yang sampai sekarang tak bisa ditandingi oleh ilmuwan barat sekalipun. Perkembangan teknologi, informasi, robot, internet, dan segala jenis gadget yang kalian miliki sekarang ini tak lepas dari jasa-jasa mereka semua.

Kenapa Mereka Bisa Sehebat Itu ???
Tentu saja bukan pendidikan model sekuler, liberal atau slogan-slogan lainnya seperti pendidikan mencegah radikalisasi dan sebagainya-sebagainya. Kalau pendidikan buat bebek mungkin cocok yah.

Mereka menggunakan kurikulum Pendidikan Islam yang kaffah sehingga mereka mampu seperti itu, Pendidikan yang diperoleh mereka sejak kecil yang dipenuhi dengan akidah Islam dan Syariat Islam, membuat jiwa-jiwa mereka selalu dipenuhi ruh KeIslaman yang kuat dan menjadikan mereka sosok-sosok istimewa yang merubah peradaban, menyalakan kebangkitan umat dan kemajuan serta kemakmuran merata dan adil bagi seluruh umat manusia.

SANGAT BERBEDA DENGAN PENDIDIKAN SAAT INI



Namun berbeda dengan pendidikan jaman sekarang, sekulerisme, liberalisme dan slogan-slogan lainnya telah mengkebiri pendidikan kita. Selain itu biaya pendidikan yang mahal menjadikan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu mengakses pendidikan, sedangkan rakyat miskin...nonton aja lah, ngapain sekolah, rakyat kere itu gak berhak sekolah.

Apalagi, setelah gencarnya bom, bom buku lah, bom masjid lah, bom ikan lah, dan segala dagelan politik yang ada di negeri ini semakin menguatkan wacana deradikalisasi sekolah, pondok pesantren dan kampus, apaan tuh...????, oke kita bahas.

Deradikalisasi
Deradikalisasi berasal dari kata Radikal, yang kata dasarnya adalah Radik, atau akar, mendapat awaln De yaitu artinya menghilangkan, jadi Deradikalisasi sekolah, pondok pesantren dan kampus adalah menghilangkan akar atau pondasi gedung sekolah, pondok pesantren dan kampus, dan akhirnya sekolah, pondok pesantren dan kampus itu ambruk.
Ngawur???.... siapa yang ngawur????, penulis gak ngawur, emang itu kok artinya. Maskudnya gini, katanya teroris itu adalah akibat dari pendidikan Islam di sekolah-sekolah pondok pesantren dan kampus dan aktivitas keorganisasian di sekolah dan kampus yang katanya radikal. Maksudnya pendidikan agama radikal itu seperti apa???, ya itu yang Syariat Islam mau diterapkan, itu radikal.

Sebenarnya Radikal itu artinya baik kok gak jahat, kan radikal dari kata radik ( akar ), tanpa akar tumbuhan bisa hidup gak???, jadi akar baik atau jahat???. Berarti yang ngomong radikal itu jahat, ya mereka yang TK aja gak lulus, atau kalau lulus ya paling nyogok, kaya itu tuh yang organisasinya JIL ( Jaringan Islam Liberal / atau lebih tepatnya Jaringan Ingin Lebay ), ngakunya Islam tapi liberal.

Tentu saja sebagai umat Islam kita harus mempelajari Islam dari akarnya ( Radik ) bukan asal-asalan atau Islam KTP, kalau mau menghilangkan pondasi Islam dalam pendidikan ya tunggu saja ambruknya umat ini.
Memang deradikalisasi bagus, namun deradikalisasi Sekulerisme, Liberalisme, dan Pluralisme, biar paham sesat itu ambruk dan gak merusak Islam. Dan para pengikutnya syukur-syukur tobat.

Lho para teroris itu??? Bukankah mereka Islam Radikal, hmm... gak ada yang namanya Islam Radikal, yang ada hanya Islam yang dibawa Rasulullah Saw. Teroris itu hanya orang-orang awam yang gak tahu apa-apa, yang dimanfaatkan untuk dagelan politik, dan memfitnah Islam.

REMAJA SEKARANG HARUS PUNYA SIKAP MALU

Malu... malu kepada siapa???, tentu kepada mereka para remajamukmin jaman dahulu, jaman Rasulullah Saw, jaman Kekhilafahan dan remaja-remaja mukmin jaman sekarang yang masih rela memanggul Islam dipundak mereka, walau itu sangat berat.



Malu... bagi kalian remaja ketika datang seorang remaja kafir seperti Justin Beiber dipuja-puja, dijadikan idola, dijadikan panutan, segala jenis nyanyiannya hafal, sampai diluar kepala, sedangkan Juz 30 ( Amma ) saja tidak ada yang hafal, dan Nabi besar Muhammad Saw dilupakan, dan tidak dijadikan panutan.



Malu... bagi kalian yang lebih menyukai hidup hedonisme, senang-senang, menjadikan kesenangan dunia sebagai tujuan utama hidup kalian. Sedangkan tujuan hidup yang sebenarnya tidak kalian cari, dan kalian lupakan, dan lebih suka menjadi bebek-bebek peradaban sesat barat.



Malu...bagi kalian yang suka berpacaran, seks bebas, dan maksiatan, sedangkan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah Swt yang menciptakan kalian, kalian ingkari, dan kalian melupakan siksa neraka yang dahsyat.

Malu... bagi kalian yang tidak punya rasa malu, menelanjangi akidah Islam kalian dengan gaya hidup sesat, berzina ria, hedonisme, minuman keras, narkoba dan sebagainnya, serta yang mengejek orang-orang yang menyerukan kebenaran Islam kepada kalian.

Masih gak malu juga, entar tak makan

Masihkah ada rasa malu di hati kalian??? Jika tidak berarti kalian adalah remaja bodoh dan antai perubahan, alias remaja bermental primitif dengan baju modernisasi.

PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM ISLAM



Sudah saatnya, negeri dengan penduduk mayoritas Muslim dan Negeri Muslim terbesar di dunia ini menerapkan sistem pendidikan berbasis kurikulum Islam, dan juga menerapkan Syariat Islam secara kaffah.

Dengan diterapkannya Syariat Islam secara kaffah ( menyeluruh ) maka segala aspek kehidupan akan didasarkan pada pandangan Islam, termasuk pendidikan. Aturan Islam akan mengolah kekayaan alam Indonesia secara adil, dan merampasnya dari orang-orang yang tidak berhak, serta mengembalikannya ke rakyat yaitu salah satu bentuknya adalah pendidikan yang murah bahkan gratis, serta fasilitas pendidikan yang memadai serta berkelas Internasional, keren kan udah gratis berkelas internasional lagi.

Kurikulum Islam akan menempatkan bahasa Arab serta tsakofah keIslaman ke tempat yang utama, memahamkan anak didik tentang konsep Islam yang benar, baik itu konsep ibadah maupun konsep muamalah ( ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya, teknologi dan sebagainya ).

Mencetak ahli-ahli yang berideologi Islam serta berakhlak mulia, dan berdedikasi tinggi membangun serta memajukan kehidupan umat, menciptakan teknologi yang lebih canggih demi kemakmuran bersama, sebagaimana pernah terjadi pada masa dahulu ketika Islam diterapkan secara kaffah. Sebagai contoh adalah mereka seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusy, Bnu Khaldun, Ibnu Firnas dan sebagainya. Mereka adalah ilmuwan-ilmuwan muslim yang legendaris sepanjang jaman.

Untuk itulah hanya Satu Kata yaitu Islam, sebagai solusi atas segala bentuk problematika umat manusia, khususnya pendidikan.




0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar