Rabu, 20 Oktober 2010

KISAH TELADAN. HASSAN KO NAKATA : “SEPERTI NABI NUH DARI JEPANG”



Ini adalah kisah tentang Nihon Jin ( Jin Jepang ) maksud saya orang Jepang, yang memimpikan sebuah tempat yang amat sangat jauh sekali, dimana di tempat itu Insya Allah ada penyambutan atas Kepahlawanan dia Sebagai seorang Muslim.

Dia dilahirkan dengan Nama Ko, dan mempunyai Marga Nakata, jadi Ko Nakata kemudian setelah masuk Islam dia menambahkan nama depannya Hassan, jadi Hassan Ko Nakata
Penampilannya yang berjenggot dan bermuka oriental khas Jepang, dengan lipatan mata yang sipit, membuat sedikit unik, karena ada orang berjenggot dari Jepang.

Itulah Ko Nakata. Ahad (12/8/2007) dia mengisi orasi dengan bahasa Jepang dalam Konferensi Khilafah Internasional yang digelar oleh Hizbut Tahrir Indonesia, ya walaupun hadirin kebanyakan bingung tentang apa yang beliau katakan.

Dia bukan Muslim pada awalnya. Menemukan Islam baginya lebih sebagai pengalaman intelektual ketimbang pengalaman religius.
Pertama kali mengenal Islam ketika memutuskan mengambil kuliah perbandingan agama di Universitas Tokyo pada tahun 1980. Nakata saat itu hanya paham kepercayaan asli Jepang, Shinto, bukan Shinto gendeng ya, dan juga Budhisme. Secara otodidak, paham monoteis Yahudi, Kristen, dan Islam dia pelajari.

Ketika menimbang dan membanding itulah dia merasa ajaran Islamlah yang paling menyeluruh. ''Hanya butuh waktu satu tahun bagi saya untuk memutuskan memeluk Islam,'' kata Nakata. Menjadi Muslim pada tahun ketiga kuliah, dia pun menambahkan Hassan di depan nama aslinya. Ia pernah mendalami tarekat Naqshabandiyah dan Syaziliah. Namun saya bukan murid yang baik, ujarnya.

kalo posenya kaya gini kaya orang Bogor

Usai bergelar sarjana, Nakata ingin lebih memperdalam Islam. Namun belum ada program master Kajian Islam di universitas Jepang. Buku-buku Islam berhuruf kanji pun masih sulit didapat. Untunglah tak lama kemudian Universitas Tokyo membuka program master Kajian Islam. ''Saya menjadi mahasiswa Muslim pertama dan terakhir di jurusan Islamic Studies Universitas Tokyo selama 25 tahun ini,'' ujar Nakata. Bukan hal aneh karena masyarakat Jepang sendiri memang tidak tertarik dengan agama.

Bagi orang Jepang agama adalah sesuatu yang sudah out of mind, atau diluar pikiran, udah gak kepikiran apa itu agama. Itulah yang saya maksud bahwa beliau seperti Nabi Nuh bagi orang Jepang. Nakata kini menjadi Presiden Asosiasi Muslim Jepang sembari mengajar Kajian Islam di Universitas Doshisha, Kyoto. Mayoritas mahasiswanya justru beragama Kristen. Selama empat tahun menjadi Guru Besar di Doshisha, Nakata berhasil memikat empat mahasiswanya yang semula atheis untuk masuk Islam.

Saat ini banyak profesor Muslim di jurusan Kajian Islam di berbagai universitas Jepang. Namun tak banyak mahasiswa yang akhirnya tertarik kepada Islam. Kunci agar mahasiswa tertarik Islam, lanjut Nakata, memberi contoh langsung amalan Islam termasuk ibadah ritual.
Sebenarnya banyak murid-murid lain masuk Islam. Namun setelah lulus mereka kalah dengan tekanan sosial. Bahkan Nakata mengaku, walau kedua orang tuanya telah menjadi Muslim, tapi mereka tak menjalankan ritual agama. Menurut dia, selama 55 tahun ini Islam di Jepang memang tidak tumbuh pesat. Dari 70 ribu Muslim di negeri itu, 7.000 orang di antaranya adalah warga pribumi. Muslim dari Indonesia menjadi mayoritas dengan jumlah 20 ribu jiwa, ujarnya.


gambar, muslim jepang, Indonesia, dan Timteng
Agama monoteis lain seperti Kristen yang mempunyai sumber daya melimpah dalam dakwah pun tak berdaya di negara berpenduduk 120 juta jiwa ini. Hingga kini penganut Kristen hanya berkisar satu persen saja. ''Walau kondisinya seperti ini, selalu saja ada yang datang kepada kami memeluk Islam,'' kata Nakata. Peristiwa 11/9 WTC merupakan berkah karena kini banyak anak muda Jepang yang penasaran demi mendengar kata Islam.

Untuk Jepang, di tengah minimnya jumlah penduduk yang beragama Islam, Hassan adalah manusia langka. Ia seorang intelektual yang telah menempuh jejang pendidikan tertinggi hingga mencapai derajat Professor, ahli Islam, fasih  berbahasa Arab dan produktif menulis. Tapi Hassan Ko Nakata bukan hanya seorang intelektual, ia juga adalah seorang pejuang. Di tengah kesibukannya sebagai dosen di Doshisha University, ia juga aktif berdakwah. Ia sangat percaya akan masa depan peradaban Islam di tangan Khilafah. Karena itu, di mana pun ia berdakwah, di dalam maupun di luar Jepang, ia hampir selalu mengangkat topik seputar Khilafah dan sistem politik Islam. Dan semangat dakwahnya itu tidak sedikitpun mengendur meski pada tahun 2008 lalu ditinggal istri tercintanya Habibah yang meninggal dunia karena sakit. Ia justru makin bertambah semangat dan bertekad untuk terus berjuang. Tekadnya itu ia ungkapkan melalui email kepada seorang sahabat dekatnya di Indonesia yang menawarinya untuk menikah lagi, tapi ia menolak, karena“I will sacrifice the rest of my life to reestablish  Khilafah”, luar biasa betapa dia mencintai Istrinya, dan tidak akan menikah sebelum Khilafah berdiri.

Kami di Indonesia mendoakan dan meneriakan Ganbatte untuk perjuangan Anda wahai Nuh untuk orang Jepang, semoga perjuangan anda yang mungkin akan memakan seumur hidup anda akan segera mencapai kenyataan, serta negara Khilafah Islam yang anda cita-citakan akan segera berdiri memimpin dunia dan menyebarkan dakwahnya ke penjuru dunia, serta ke Jepang negeri anda, dan kami doakan semoga anda mendapatkan sambutan atas kepahlawanan anda di Surga Allah Yang Maha Luas.



GANBATTE HASSAN KO NAKATA HAKASHEI

Biodata Prof. Hassan Ko Nakata
Lahir : Okayama, Jepang, 22 Juli 1960

Karir Akademis 1984 : Sarjana Islamic Studies Universitas Tokyo
1986 : Master Islamic Studies Universitas Tokyo
1992 : Ph.D Islamic Philosophy Universitas Kairo
1992-1995 : Peneliti Kedutaan Jepang di Saudi Arabia
1995-2003 : Guru Besar di Universitas Yamaguchi
1997-1998 : Direktur Pusat Studi Kairo di Japanese Society for Promotion of Sciences
2003-sekarang : Guru Besar Fakultas Teologi dan Wakil Direktur Pusat Studi Agama-agama Monoteis di Universitas Doshisha.Saat ini mengawasi proses penerjemahan Tafsir Jalalain ke bahasa Jepang yang dikerjakan oleh Habibah Kaori Nakata.

Lahir di Okayama, Jepang pada tahun 1960. Nama aslinya Nakata Ko. Setelah masuk Islam di Masjid Kobe pada tahun 1983, ia menambahkan namanya menjadi Hassan Ko Nakata. Ia meraih gelar MA di bidang Islamic Studies di University of Tokyo (1986), sementara gelar Ph.D-nya didapat di Cairo University di bidang pemikiran Politik Islam (1992). Disertasinya berjudul “Fikrah Siyasah ‘Inda Ibni Taymiyyah”. Selain itu, ia juga memiliki ijazah Fiqh Hanafi Kitab al-Ikhtiyar (1997) dan Tafsir Jalalain (1998) saat menempuh studinya di Kairo, Mesir. Sekarang ia adalah Professor di bidang pemikiran politik Islam di Fakultas Theologi, Doshisha University, Kyoto, Jepang dan anggota Dewan Direktur Asosiasi Muslim Jepang.

3 komentar:

kesatriacyber mengatakan...

kerennnnnnnnnnnnnnnnn....

ini masih sodaranya nakata pemain bola g mas?

^_^

Redaksi mengatakan...

Satu marga, jadi di Jepang ada marga nakata, Tomoizawa, Nakamura, dan sebagainya.

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum
benar benar mengagumkan
Ganbatte kudasai Nakata-san!! ^o^

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar