Jumat, 03 Juni 2011

MENGAPA HARUS NEGARA DENGAN SISTEM KHILAFAH (ISLAM)





Sudah agak lama nih Spirit of Beyond gak posting, akibat penulis banyak kerjaan dan sibuk di dunia nyata, yah bagaimanapun dunia nyata adalah dunia kita semua, dan dunia nyatalah tempat kita hidup, dan bermasyarakat yang sesungguhnya. Masa kita tiap hari harus terpaku dengan dunia maya, entah itu main game online lah, main facebook lah atau lainnya, yah itu kurang sehat bagi sobat muda, karena kurang gerak dan olahraga.

Jika sobat muda perhatikan, seluruh posting Spirit of Beyond akan memberikan kesimpulan, yaitu kita kembali ke Islam, atau tegakkan syariat Islam, dan segalanya tentang Islam. Spirit of Beyond selalu memberikan solusi atas berbagai masalah baik negara, masyarakat, remaja dan masalah keumatan lainnya dengan hukum-hukum Syara’.
Kenapa harus Syariat Islam, kenapa bukan yang lain, seperti yang selalu digembar-gemborkan yaitu Pancasila, atau kembali ke kearifan lokal yang ada. Padahal itu katanya hasil dari penggalian unsur-unsur budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Oke... ini alasannya.

FAKTA TENTANG PANCASILA





Terlepas dari berbagai pendapat tentang si Pancasila, seperti pendapat bahwa Pancasila berasal dari pemikiran Theosofi atau Freemasonry ( organisasi anti agama ), atau juga berasal dari pemikiran Sun Yat Seng yaitu Tsa Min Chui ( Tiga Asas Rakyat ), atau juga pemikirannya Mahatma Gandhi, yang pada intinya pemikiran Pancasila bukan produk lokal tetapi impor.

Terlepas dari itu semua, Pancasila menurut penulis bukanlah sebuah pemikiran, dan ideologi, Pancasila hanyalah sebuah nilai-nilai teoritis ( sifatnya hanya teori ), dan tidak ada metode pelaksanaanya yang spesifik ( khusus ).

Pancasila hanyalah nilai-nilai yang sifatnya universal, ada di semua agama, ada di semua masyarakat dunia, dan hampir semua masyarakat dunia bercita-cita menjadikan nilai-nilai tersebut menjadi kenyataan. Lebih jelasnya sebagai contoh seperti ini :

Misalnya dulu pas penulis masih duduk di bangku sekolah SD, pas ada ulangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKn, mungkin sekarang PKn ), ada soal yang berbunyi, “ Jika kamu melihat ada nenek-nenek mau menyeberang jalan, apa yang kamu lakukan, padahal kamu sedang terburu-buru?
a. Membiarkan, tidak peduli.
b. Memanggil orang lain, dan menyuruhnya untuk membantu nenek-nenek itu menyeberang, soalnya nenek-nenek sih, coba kalau cewek cakep, pasti dibantu.
c. Membantu nenek itu untuk menyeberang jalan dengan hati ikhlas dan penuh dengan tanggung jawab, pengabdian, dan cucuran keringat serta air mata ( wah lebay amat ).
d. Jorokin aja biar ketabrak.”





Nah saya yakin, semua siswa akan menjawab C, gak mungkin A, B, atau D. Dan semua orang dari New York sampai Tegal, dari London sampai Zimbabwe pasti akan setuju dengan jawaban C, walaupun lebay. Itulah bahwa Pancasial itu adalah nilai yang sifatnya Universal.

Pancasila Adalah Cita-cita Yang Sifatnya Universal





Sudah dikatakan di atas, bahwa Pancasila itu adalah nilai-nilai universal, yang semua umat manusia menginginkan nilai-nilai itu terwujud, entah itu dari Amerika, entah Zimbabwe, atau lainnya, semua orang kenal dengan nilai-nilai itu, hanya saja kita orang Indonesia menamakan nilai-nilai itu dengan nama Pancasila.

Nah bagaimana nilai atau tujuan universal bisa terwujud, maka banyak orang mencari cara-cara atau metode dan alat-alat untuk menggapai nilai-nilai itu. Sebagai contoh misalnya, kita yang ada di Jakarta mau berlibur ke Puncak Bogor, maka ada banyak cara untuk menuju ke puncak Bogor, bisa naik mobil, motor, bus, truk, naik sepeda, jalan kaki, merangkak dan masih banyak lagi. Namun cara apa yang paling efektif dan efisien untuk menuju Puncak Bogor, itu yang akan dipakai oleh orang yang normal pemikirannya, masa ke Puncak kok jalan kaki, atau merangkak, udah capek eh dijalan ketabrak truk lagi.





Kalau kita analogikan ( gambarkan ) Pancasila itu sebagai Puncak Bogor, sedangkan masyarakat Indonesia itu sebagai orang Jakarta. Maka masyarakat Indonesia akan mencari cara bagaimana agar lima sila dalam Pancasila itu bisa terwujud, caranya pun banyak.

Dengan Ideologi Sosialisme





Jaman Soekarno, negara Indonesia mencoba mewujudkan apa yang ada dalam lima sila itu dengan ideologi Sosialis, namun kenyataanya tidak terwujud, karena ideologi sosialis sendiri runtuh bersamaan runtuhnya Uni Soviet.

Lah gimana mau sukses orang negara yang mempraktekan saja malah bangkrut, dan sekarang negara-negara itu malah membebek pada Kapitalis.

Dengan Ideologi Kapitalisme





Jaman orde baru yaitu jaman Suharto, serta jaman Reformasi sampai sekarang, negara mencoba mewujudkan nilai-nilai Pancasila dengan Kapitalisme, namun kenyataanya sampai detik ini belum terwujud juga, rakyat yah masih aja kismin, busung lapar, sakit, serta remajanya malah semakin terjerumus kepada hedonisme dan budaya-budaya barat, korupsi merajalela, mafia hukum juga dimana-mana wah merakbal pokoknya. Kapitalisme justru yang selama ini menyebabkan berbagai macam krisis, bahkan si Amrik sono yang merupakan pusat Kapitalisme dunia, sekarang sudah diambang kebangkrutan, dengan utang negara yang paling tinggi di dunia, pengangguran yang semakin merajalela, dan bertambahnya angka kemiskinan di negeri Om Sam itu.

Cara Yang Salah
Yah kenyataanya sudah terbukti kan, bahwa cita-cita yang dimaksud dalam Pancasila itu belum terwujud dengan cara-cara Sosialisme dan Kapitalisme. Seolah dua cara itu layaknya  merangkak untuk menuju Puncak Bogor, walaupun sampai, tapi capeknya minta ampun, badan hancur-hancuran, serta sangat lama, itupun kalau sampai, kalau di tengah jalan ditangkep sama petugas Rumah Sakit Jiwa, kan malah gak pernah sampai.

ISLAM ADALAH SOLUSI DAN KENDARAAN TEPAT MENUJU KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRAT





Sudah sering dikatakan oleh penulis bahwa Islam adalah agama yang sempurna, dan paripurna, karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, dari mulai ibadah, sampai politik, ekonomi, pergaulan, militer, hubungan internasional dan sebagainya di atur oleh Syariat Islam.

Syariat Islam Sebagai Konsekuensi Dua Kalimat Syahadat





“ Saya Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah, Dan Saya Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah”. Itulah bunyi dua kalimat syahadat sebagai syarat mutlak seseorang masuk Islam.

Dua kalimat syahadat itu adalah janji umat Islam kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt, untuk patuh kepada-Nya dan kepada Muhammad Rasul-Nya. Nah bentuk kepatuhan kita kepada Allah dan Muhammad utusan Allah yaitu melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Nah Perintah dan Larangan-Nya itulah yang disebut Syariat Islam. Mematuhi semua perintah Allah dan Menjauhi semua Larangan Allah berarti menerapkan Syariat Islam secara kaffah ( menyeluruh ).

Lah bagaimana kita bisa disebut menepati janji kalau ternyata perintah dan larangan Allah kita jalankan sebagian saja??, lah bagamaimana kita bisa disebut bersyahadat kalau ternyata kita membenci Syariat Islam dan menganggapnya sebagai produk radikalisme dan Terorisme. Lah kalau sudah seperti itu yah Allah Swt akan murka tentunya, maka jangan heran jika Indonesia banyak bencana. Di akhirat sana ya Allah sudah menyediakan tempat untuk orang-orang yang ingkar, udah tahu lah yah tempatnya namanya apa.

Menegakkan Syariat Islam di Indonesia Adalah Sebuah Keniscayaan


Konferensi Rajab 1432 H, Yogyakarta 19 Juni 2011 di Jogja Expo Centre ( JEC ), datang dan hadirilah momen besar ini.

Ada pendapat dari orang Islam yang gak punya otak, bahwa kalau mau menerapkan Syariat Islam sana di Kutub Selatan, wah-wah... masa mau sholat aja ke kutub selatan jauh amat.

Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. ( Al Anbiya 107 )
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. ( As Saba’, 28 )

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. ( At Taubah, 33 )

Tuh dalilnya, mau menyangkal???.

NEGARA KHILAFAH ISLAM, PEMERSATU UMAT ISLAM DI SELURUH DUNIA





Umat Islam adalah saudara, dan dipersatukan dengan ukhuwah Islamiyah, itu sudah jelas adalah aturan Syariat Islam. Sedangkan penegakkan Syariat Islam secara kaffah wajib dilakukan oleh negara, kenapa???.

Karena hanya negara yang mampu melaksanakan Hukum Islam, Ekonomi Islam, Jihad, Politik Islam dan Hubungan Internasional secara Islam. Karena itu memang tugas negara, bukan tugas individu manusia.

Nah negara apa yang bisa menerapkan Syariat Islam secara kaffah, apakah negara dengan sistem Kapitalisme??, tentu saja tidak, karena nilai-nilai Kapitalisme jauh dari Islam dan bertentangan dengan Islam. Juga bukan negara Sosialisme ataupun dengan sistem demokrasi saat ini, karena jelas keduanya juga bertentangan dengan Islam.

Maka hanya satu institusi Negara saja yaitu Khilafah, karena struktur negara Islam yang dicontohkan Nabi adalah Khilafah. Negara Khilafah bukan negara Demokrasi, Tirani, Theokrasi, Aristokrasi ataupun Republik, Parlementer, Kerajaan (  Monarki ), tetapi Negara dengan sistem Islam.

Negara Khilafah inilah negaranya umat Islam, dan akan mempersatukan umat Islam dari Afrika Barat sampai Papua, atau dari Maroko sampai Merauke, dalam satu Negara super luas yang akan menjadikan kemuliaan Islam benar-benar dilihat oleh seluruh umat manusia. 




0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar