Selasa, 21 Juni 2011

DERITA RUYATI DAN DARSEM DAN TKW LAIN, BUKTI GAGALNYA SEKULERISME DI NEGERI-NEGERI MUSLIM ( ARAB SAUDI DAN INDONESIA ).



Seperti yang diberitakan banyak media massa di tanah air, bahwa TKI ( Tenaga Kerja Indonesia ) bernama Ruyati dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi tanggal 18 Juni 2011. Ruyatii terbukti membunuh majikannya yaitu Aisha Al Makhaleed dengan cara mencekek dengan bantal ketika majikannya tidur. Yanti marah karena sejak bekerja dengan majikannya itu dia selalu disiksa dan tidak pernah digaji.

Begitu juga dengan nasib Darsem binti Dawud Tawar, TKI asal Subang ini juga terancam hukuman pancung, karena membunuh majikannya, dia membunuh karena mempertahankan diri ketika majikannya hendak memperkosanya. Nasib Darsem sedikit beruntung, dia bisa lolos dari hukuman mati itu jika dia membayar denda sekitar Rp. 4,6 Milyar, dan sampai tulisan ini dimuat uang untuk tebusan sudah terkumpul Rp. 2,8 Milyar.

Kasus-kasus derita TKI dan TKW kita di luar negeri sebelumnya telah banyak terjadi, kasus TKW sakit, cacat, gila, bahkan meninggal dunia akibat disiksa, diperkosa dan diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan mereka.



Yah itulah nasib orang-orang yang biasa dipanggil sebagai pahlawan devisa, mereka terpaksa bekerja di luar negeri demi sesuap nasi, mereka terpaksa menggadaikan kehormatannya demi dapur mengebul. Banyak dari mereka pulang bukan bawa oleh-oleh seperti baju, henpon baru atau uang berlimpah, malah ada dari mereka pulang membawa oleh-oleh berupa bayi hasil hubungannya dengan majikannya, atau memang si TKW ini menjadi korban perdagangan manusia ( human trafficking ) dan dijadikan wanita panggilan di luar negeri.

CERMIN GAGALNYA PEMERINTAH INDONESIA MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA



Pemerintah kita bisanya apa sih, paling curhat kaya cewek ABG lagi putus cinta, bikin pencitraan, seolah dirinya ini pemerintah yang baik tetapi teraniaya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, membuat isu-isu seolah diri mereka sedang dizolimi, kemudian dengan penuh intonasi mengatakan “berita itu 100000000000000000000000000000000 persen Bohong”. Sebuah rezim yang lebay.

Namun mereka tega mengobral aset milik rakyat, seperti Sumber Daya Alam, BUMN dan sebagainya dengan berbagai alasan. Menjual BBM dengan harga yang mahal dengan alasan menghemat anggaran subsidi, padahal Negara kita adalah Negara Kaya minyak. Mereka menyatakan bahwa angka pertumbuhan ekonomi negara meningkat tajam, namun di sisi lain kemiskinan masih merajalela dimana-mana.

Lain lagi dengan angota Dewan kita yang amat sangat terhormat sekali, saking terhormatnya sampai-sampai tidak terhormat. Paling-paling mereka sukanya bertamasya keluar negeri dengan alasan studi banding, pakai uang pajak dari rakyat, hasilnya embuh ( gak jelas, bahasa Jawa ).

Gagal Total
Cerminan kegagalan pemerintah kita mensejahterakan rakyatnya adalah banyaknya TKW dan TKI yang keluar negeri, mereka rela jauh dari kampung halaman, rela merantau, disiksa, direnggut kehormatannya, sesampainya di tanah air masih aja mereka dipalakin dengan alasan Pajak Penghasilan.



Bagaimana tidak gagal, angka kemiskinan begitu tinggi, kalau menurut pemerintah sih katanya 13 % rakyat berada di bawah garis kemiskinan, tapi kenyataanya kalau kita mau jujur mungkin jauh lebih banyak.

GAGALNYA PEMERINTAH KERAJAAN SEKULER TIRAN ARAB SAUDI MENJALANKAN SEBAGIAN HUKUM-HUKUM ISLAM

Raja Abdullah Arab Saudi

Ada segelintir orang yang mengatakan bahwa Negara Islam jaman sekarang adalah Arab Saudi. Namun benarkah Arab Saudi itu negara Islam???, jawabannya 100 % ( cukup seratus persen saja ) TIDAK BENAR.

Walaupun Hukum Islam diterapkan oleh Kerajaaan ini, namun penegakkannya tidaklah konsisten seperti yang diharapkan oleh Syariat Islam itu sendiri. Layaknya di Indonesia, di Arab Saudi pun penegakan hukumnya tebang pilih, artinya jika itu rakyat kecil apalagi TKW maka dikenakan hukuman seberat-beratnya jika melanggar, namun jika itu keluarga Raja, Bangsawan dan orang-orang tertentu maka penegakkan hukumnya ringan.

Tidak Memenuhi Syarat Sebagai Negara Islam
Menurut Syaikh Taqiuddin An Nabhani, kriteria Negara Islam adalah ketika di suatu Negara diterapkan Syariat Islam secara kaffah ( bukan sebagian saja ) dan keamanan negara itu berada di tangan umat Islam.

Negara Arab Saudi adalah kerajaan ( mulkan ), kepala negara dipilih berdasarkan konsep putra makhkota, bukan dengan baiat layaknya Khalifah, kepala negara pun bertindak absolut, dan tidak termakzulkan. Walaupun Islam sebagai agama negara, namun tetap saja Arab Saudi menganut sistem sekulerisme, karena secara ekonomi mereka menggunakan sistem Kapitalisme, itu artinya mereka tidak tunduk sepenuhnya kepada Syariat Islam dan tetap saja memisahkan mana yang diatur Syariat mana yang diatur oleh hukum barat ( sekulerisme ).

Walaupun Syariat Islam diterapkan, namun hanya sebagian saja, pemerintah Arab Saudi mencoba mencampuradukan Syariat Islam dengan sekulerisme, artinya jika Syariat itu adalah susu, dan sekulerisme itu racun, maka jadinya susu itu akan rusak dan jika diminum akan mematikan, maka hasilnya ketika Syariat Islam dicampur dengan sistem Sekulerisme yaitu Kerajaan Tirani Dinasti Ibnu Saud, maka yang terjadi adalah kerusakan.
Keamanan Negara Arab Saudi pun tidak dipegang umat Islam, memang tentara dan polisi Arab Saudi umumnya orang Islam, tetapi persenjataan mereka dari Barat, pesawat tempur, tank dan panser bahkan peluru pun Arab Saudi tidak bisa membuatnya, semua buatan barat, selain itu juga berdiri pangkalan militer Amerika Serikat di negeri-negeri Arab.

Jika Benar Kerajaan Arab Saudi Menggunakan Syariat Islam, Maka Para TKW Tidak Perlu Dipancung

Memang secara Syariat, membunuh orang baik itu muslim maupun non muslim ( kafir dzimmi ) yang tidak berdosa/bersalah maka hukumannya adalah pancung.

Namun untuk kasus TKW lain, mereka umumnya membunuh majikannya karena terpaksa, banyak dari mereka membunuh karena mempertahankan kehormatannya misalnya karena hendak diperkosa, maka dalam kasus ini ada istilahnya alasan pemaaf, karena mereka membela diri. Seharusnya para majikan TKW itu yang dirajam ( dilempari batu sampai mati ) karena telah memperkosa TKW.

TKW, Bukan Budak



Budak adalah orang yang direnggut hak-hak dan kemerdekaanya karena suatu alasan, misalnya karena kalah perang, karena kalah judi dan lainnya, mereka bekerja sesuai dengan keinginan majikan, tanpa dibayar dan tanpa perjanjian kerja.

Beberapa majikan di Arab juga memperlakukan TKW layaknya budak belian di masa Jahiliyyah, memperlakukan semena-mena, menyiksa dan merampas haknya, yah itu sudah benar-benar bertentangan dengan Syariat. Lihat Firman Allah di bawah ini

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu ( budak ). ( An Nisa, ayat 36 ).

Memang benar saat Islam datang, perbudakan masih merupakan sebuah sistem sosial kemasyarakatan yang merajalela dan Islam datang untuk merombak sistem itu, lalu secara perlahan menggantinya dengan sistem kemasyarakatan yang beradab. Ayat Al Quran surat An Nisa 36 itu menegaskan bahwa budak pun berhak atas pelakuan yang sama dengan orang-orang yang bukan budak, tidak boleh diperlakukan semena-mena, dizalimi dan sebagainya, maka dengan adanya ayat di atas, secara otomatis budak sudah merdeka, alias sudah tidak ada lagi.

Rasulullah Saw juga bersabda : “Bertakwalah kamu kepada Allah. Budak yang kamu miliki, berilah dia makanan apa yang kamu makan, berilah ia pakaian apa yang kamu pakai, jangan membebani mereka dengan pekerjaan yang mereka tidak sanggup, jika kamu terpaksa membebani mereka dengan pekerjaan yang sangat berat, hendaklah engkau membantu mereka”. HR. Bukhari.

Jadi kesimpulannya, dengan hadis tadi maka perbudakan secara perlahan-lahan hilang, karena budak diangkat derajatnya oleh Syariat Islam.

Namun lain dengan Tenaga Kerja Wanita, atau dikatakan tenaga kerja jaman modern, mereka sudah menandatangani perjanjian kerja yang berisi lama jam kerja dalam sehari, libur, bayaran setiap bulan, dan sebagainya. Artinya mereka adalah tenaga kerja bukan budak, keadaan mereka layaknya karyawan perusahaan. Jika budak saja harus diperlakukan dengan baik, kenapa pekerja yang derajatnya lebih tinggi harus menerima tindakan semena-mena??.

Awam Terhadap Syariat Islam
Orang Arab Saudi memang jelas tahu bahasa Arab, namun mereka sama seperti kebanyakan umat Islam jaman sekarang yaitu awam terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Mereka tidak bedanya dengan masyarakat jahiliyyah jaman dahulu.

Ini jelas akibat paham sekulerisme yang dianut oleh negara-negara Arab, juga karena tidak adanya negara Khilafah yang mampu melindungi kaum muslimin di seluruh dunia.

KESIMPULANNYA

Bulan Rajab momentum kebangkitan Islam untuk memimpin dunia

Derita TKW diluar negeri sebenarnya berawal dari tidak becusnya pemerintah mengurusi rakyatnya, mereka lebih mementingkan asing daripada rakyatnya, karena paham mereka adalah neoliberal.

Sehingga solusi atas semua problematika manusia di dunia ini, dan umat Islam serta pada khususnya rakyat Indonesia adalah menerapkan Islam secara kaffah, yaitu Syariat Islam dalam naungan negara Khilafah.

Negara Khilafah akan mempersatukan seluruh kaum muslimin ke dalam satu Negara Agung, yang wilayahnya terbentang dari Maroko hingga Merauke, mengganti pemerintahan kufur dan sekuler di negeri-negeri muslim, menumbangkan pemerintahan munafik di negeri-negeri Arab, mempersatukan mereka ke dalam Negara Khilafah Islamiyah.

Negara Khilafah Islamiyah, akan mengolah sumber daya alam secara adil, membagikannya ke rakyatnya secara merata tak peduli bangsanya, sukunya, dan agamanya. Menarik zakat dari orang kaya, membagikannya kepada orang miskin dan menciptakan iklim perekonomian yang memihak kepada rakyat, sehingga masyarakat adil dan makmur akan terwujud sesuai dengan cita-cita seluruh manusia atau yang oleh orang Indonesia disebut dengan Pancasila.




9 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya gak ngerti, anda bilang Saudi negara sekuler, tapi yang dipakai hukum Islam?

Anda tau kan kalo pancungan itu hukum Islam. Negara sekuler tidak akan menggunakan hukum yang dari alquran seperti itu.

ANDA NGERTI GAK KONSEP SEKULER?

ASBUN LU TOLOL!

Anonim mengatakan...

Mana mungkin budaya budak hilang perlahan-lahan jika yang tertulis ttg pengakuan hak milik budak juga tidak akan pernah berubah selamanya... bukankah merubah AQ adalah haram... Jgn mimpi deh budak ilang selama bunyi Kitab Sucinya seperti itu.....

Sekuler justru menghilangkan perbudakan....

Anonim mengatakan...

Apaan nih? Penulis kayanya gak ngerti tentang konsep sekuler ya? Hukum Qisash itu kan penerapan nyata dari Al-Quran.

Sekuler itu artinya pemisahan antara agama dan negara (termasuk hukumnya)

Kalau saudi jelas-jelas menggunakan hukum Islam mana bisa dianggap sebagai negara sekuler? Adanya juga saudi negara teokrasi.

Gimana pendapat penulis?

Hukum pancung itu hukum Islam kan? Kok bisa sekuler? hayoooo??

Belom belajar ya penulisnya?

Anonim mengatakan...

=.=
intinya Ruyati itu dieksekusi mati karena hukum Islam, penerapannya seperti apapun eksekusi mati itu tetap ada selama yang dipakai hukum agama.

Dan itu jelas bukan sekularisme. baca di wiki dong.

penulis bodoh mengatakan...

OH yang ini gan orangnya? HAHAHAHAHAHA. ketawan tololnyaaaaaaaaaaaaaaaa....

Anonim mengatakan...

udah jelas-jelas AQ mensahkan adanya BUDAK.... kok masih mendambakan SYARIAT....

Dibilang budak lama-lama akan menghilang lagi... sapa yang akan MERUBAH SYARIAT wkwkwkwk.... Tulisan disana gak bakalan hilang kecuali semua bukunya dibakar =P

Yg tidak mengakui BUDAK sudah dianggap KAFIR kok, dah gak sesuai AQ dan syariat.... Menghapus BUDAK akan MELECEHKAN AQ dan syariat islam...

Anonim mengatakan...

Yang bilang BBM mahal goblok

Redaksi mengatakan...

Oke, tapi kenyataannya perbudakan ada ketika sekulerisme itu berjaya, tidak di Arab Saudi saja tapi di Indonesia.
Arab Saudi tetap sekuler kan sudah disebutkan di atas, Arab masih memisahkan antara mana yang diatur oleh Islam mana yang bukan, bukankah itu sekuler, kalau gak mau dibilang sekuler ya terapkan Islam secara kaffah.
Tolong anda kaji lagi banyak ayat2 AlQuran dari berbagai ulama tafsir tentang perbudakan, realitanya Islam menghapuskan perbudakan secara perlahan, dan pernah pada masanya para budak menguasai Perpolitikan negara Islam.

Memang Islam datang ketika sistem sosial perbudakan masih ada, dan Islam mengatur masalah budak, membuka lebar pintu memerdekakan budak, dan menutup pintu rapat2 jalan menuju perbudakan.
Kayaknya anda yang paham Al Quran, anda melihat Islam dari sisi orang2 yang anti Islam saja, mana itu objektif, anda sudah memantapkan di hati anda bahwa Islam itu buruk, tanpa anda mencari literatur dari ulama salaf tentang itu. Anda itu subjektif dan tidak Objektif

Anonim mengatakan...

Di arab saudi itu melaksanakan Hukum Qisash. Qisash itu ada di Alquran... mana bisa hapus itu ? Selama Syariat Islam dilaksanakan Qisash akan terus dilaksanakan, ujung2nya hukuman mati. Sekarang adalagi TKW terancam hukum mati gara-gara sihir... Sama diberlakukan qisash yaitu hukuman mati...

Jelas-jelas arab saudi bukan negara sekuler, karena perbudakan disanapun masih dilakukan. Coba anda lihat negara sekuler sama sekali tidak ada perbudakan...

Anda evaluasi ulang syariat islam diterapkan... saya tidak mau Indonesia jadi negara agama yg menegakan syariat islam... saya tidak mau perbudakan ada di Indonesia, saya tidak mau hukum qisash diperlakukan di Indonesia...

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar