Kamis, 30 Juni 2011

ISRA’ DAN MI’RAJ TIDAK SEBATAS PERINGATAN, TAPI MOMENTUM KEBANGKITAN



Setiap tahun kita pasti memperingati kejadian luar biasa yang dialami Rasulullah Saw yaitu Isra’ dan Mi’raj. Suatu mukjizat yang luar biasa yang hanya dialami oleh seorang manusia pilihan yaitu Muhammad bin Abdullah atau yang kita kenal sebagai Nabi akhir jaman, Nabi Muhammad Saw.

Kita tahu Isra’ itu perjalanan malam Rasulullah Saw ke Masjidil Aqsa di Palestina ( Syam ), sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau Saw ke langit lapis ke tujuh ( sidratul muntaha ) untuk menerima langsung perintah Shalat lima waktu.

DALIL ISRA’ MI’RAJ



Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. ( QS. Al Isra’ ( 17 ) ayat 1 ).

Itulah salah satu dalil Al Qur’an yang menjelaskan peristiwa Isra’ Nabi Muhammad Saw, yaitu dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, hal itu membantah mentah-mentah tuduhan orang-orang munafik baik di jaman Jahiliyyah dulu maupun jaman modern sekarang ini yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw, saat malam Isra’ Mi’raj itu tidur di rumah seorang janda muda, padahal Surat Al Isra’ di atas menyebutkan bahwa Rasulullah sedang berada di Masjidil Haram untuk beritikaf sebelum didatangi malaikat Jibril, anehnya orang munafik jaman dulu sama jaman sekarang kok suaranya sama, sama-sama gila kali yah??.

Dalam beberapa Hadis yang diriwayatkan oleh ulama-ulama hadis, Rasulullah mengisahkan salah satunya yaitu :

Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia. Ketika aku tiba di langit dunia, berkatalah Jibril kepada penjaga langit, ‘Bukalah.’ Penjaga langit itu bertanya, ‘Siapakah ini?’ Ia (jibril) menjawab, ‘Ini Jibril.’ Penjaga langit itu bertanya, ‘Apakah Anda bersama seseorang?’ Ia menjawab, ‘Ya, aku bersama Muhammad saw.’ Penjaga langit itu bertanya, ‘Apakah dia diutus?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Ketika penjaga langit itu membuka, kami menaiki langit dunia. Tiba tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelah kanannya ada hitam-hitam (banyak orang) dan disebelah kirinya ada hitam-hitam (banyak orang).
Apabila ia memandang ke kanan, ia tertawa, dan apabila ia berpaling ke kiri, ia menangis, lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan anak laki-laki yang saleh.’ Aku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah orang ini?’ Ia menjawab, ‘Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan dan kirinya adalah adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan dari mereka itu adalah penghuni surga dan hitam-hitam yang di sebelah kainya adalah penghuni neraka.’ Apabila ia berpaling ke sebelah kanannya, ia tertawa, dan apabila ia melihat ke sebelah kirinya, ia menangis, sampai Jibril menaikkan aku ke langit yang ke dua, lalu dia berkata kepada penjaganya, ‘Bukalah.’ Berkatalah penjaga itu kepadanya seperti apa yang dikatakan oleh penjaga pertama, lalu penjaga itu membukakannya.”
Anas berkata, “Beliau menyebutkan bahwasanya di beberapa langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim shalawatullahi alaihim, namun beliau tidak menetapkan bagaimana kedudukan (posisi) mereka, hanya saja beliau tidak menyebutkan bahwasanya beliau bertemu dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam.” Anas berkata, “Ketika Jibril a.s. bersama Nabi Muhammad saw melewati Idris, Idris berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara laki-laki yang saleh.’ Aku (Rasulullah) bertanya, ‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Idris.’ Aku melewati Musa lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara yang saleh.’ Aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Musa.’ Aku lalu melewati Isa dan ia berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.’ Aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Isa.’ Aku lalu melewati Ibrahim, lalu ia berkata, ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan anak yang saleh.’ Aku bertanya,’Siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Ibrahim as..’” (HR. Bukhari no. 192)
Dalam hadis itu disebutkan setelah Rasulullah shalat sunnah di Masjidil Aqsa, kemudian belau naik ke langit sampai langit ke tujuh, di beberapa lapisan langit Beliau menemui beberapa Nabi sebelum Beliau. Itulah betapa luar biasanya peristiwa Isra Miraj, dan betapa istimewanya Rasulullah Saw, satu-satunya manusia yang terpilih untuk melakukannya.

ISRA’ MI’RAJ DAN KEPEMIMPINAN UMAT



Setiap tahun kita peringati hari Isra’ Mi’raj, setiap tahun pula digelar pengajian-pengajian, tema pengajian pun tidak jauh-jauh dari kata-kata “Dengan Memperingati Isra’ dan Mi’raj, Kita Tingkatkan Iman Dan Takwa”.

Yah tidak ada salahnya tema seperti itu, bagus, namun meningkatkan iman dan takwa jangan hanya dibatasi pada masalah ibadah ritual semata, tetapi juga usaha untuk menegakkan kepemimpinan umat Islam yang satu yaitu Khilafah Islamiyah.



Karena maksud dari meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah bagaimana usaha kaum muslimin untuk menegakkan Syariat Islam secara kaffah atau menyeluruh, baik itu ibadah yang sifatnya ritual seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya, juga ibadah yang sifatnya Muamalah atau hubungan sesama manusia dan alam sekitar, seperti politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan Hankam, kesemua itu ada dalam pengaturan Islam yaitu di Syariat Islam.

KEIMANAN DAN KETAKWAAN RAHASIA KAUM MUSLIMIN BERJAYA



Sobat muda kenal lirik lagu ini “ adakah kau lupa, kita pernah berjaya... adakah kau lupa kita pernah berkuasa... memayungi duapertiga dunia, meretas benua, melanglang samudera, keimanan, juga ketakwaan rahasia mereka, raih kejayaan...

Gak kenal???, terus kenalnya lagu apa??? Justin Beiber yah, yang lagunya ooo Babi babi babi babi ohhhhh...., sama babi aja hafal, padahal babi kan haram, mendingan ayam bakar gitu loh, halal, apalagi pakai sambal uleg yang pedes, uuhh enak..... lhoo kok malah ngomongin makanan sih.

Sejarah mencatat bahwa dulu selama lebih dari 10 abad, kaum muslimin menguasai hampir 2 per tiga benua, wilayahnya dari timur ke barat.

Lalu Apa Rahasianya???

Rahasianya adalah keimanan dan ketakwaan kaum mukminin jaman dahulu kepada segala perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Itu rahasianya.

Namun hari ini, detik ini, kaum muslimin terpuruk, dijajah, dirampok kekayaan alamnya, tanpa mereka sadari, karena sebagian dari mereka asyik dengan dunianya, tidak peduli lagi dengan keadaan umatnya. Mereka justru mengabaikan perintah Allah, mendekati larangan-Nya, seperti :

Dalam Ibadah Ritual
Sebagian kaum muslimin tidak menjalankan sholat, mereka menganggap sholat itu sepele. Banyak orang yang mengaku Islam tapi enggak mau sholat, malas sholat, atau tidak tahu  kalau dia harus sholat ( terlalu ).



Lihat saja di Jakarta, atau kota-kota besar lain, banyak dari mereka lebih mementingkan pekerjaan dan melupakan sholat, ketika diperintah sholat, mereka mengatakan “emangnya di Mekah, sholat”, jawab saja “yah kalau gak sholat, yah saya tidak menjamin besok pagi kamu masih bisa bangun melihat matahari pagi”. Iya kan emang kita bisa jamin besok kita masih hidup.

Puasa Ramadhan, lihat saja kalau bulan Ramadhan di daerah terminal, banyak yang tidak puasa, ngaku Islam tapi siang-siang pas bulan puasa makan, sambil duduk nagkring di pinggir jalan, mengunyah dengan lahapnya sepiring nasi dan ayam goreng, serta segelas es teh, ketika ditanya “pak agamanya apa?”, mereka menjawab Islam, ( malu maluin aja, atau memang gak tahu malu).

Dalam Ibadah Muammalah
Tak hanya ibadah ritual ( mahdah ) saja yang dilupakan kaum muslimin, tetapi ibadah Muamallah juga, kita bisa lihat ekonomi kita berbasis pada Riba ( Kapitalisme ), dimana-mana riba. Padahal dosa riba ada 70, salah satunya setingkat dengan menzinai ibu kandungnya sendiri, ihh ngeri dosa kok sama dengan menzinai ibu kandung kita.



Para pengusaha kebanyakan juga memakai Riba untuk usahanya, padahal mereka ngakunya Islam. Riba justru difasilitasi oleh pemerintah, padahal katanya pemerintahnya beragama Islam. Sumber daya alam kita dikuasai asing sepenuhnya, hal itu menyebabkan BBM mahal dan kesengsaraan rakyat. Lalu ada yang ngomong, “ini negara Bhineka Tunggal Ika, bukan negara Islam”. ohh gitu, jadi kalau Bhineka Tunggal Ika, rakyatnya sengsara gitu.

Dalam bidang hukum apalagi, yang diterapkan adalah hukum kufur, warisan penjajah, penjajah diusir, tapi virusnya gak ikutan dibuang, yah lucunya negeri ini kaya gitu. Akibatnya Indonesia dijajah lagi, kriminalitas meningkat, ketidak adilan menjalar. Lalu ada yang ngomong “ini negara Bhineka Tunggal Ika, bukan negara Islam”, gak bosen apa ngomong gituan.



Dalam bidang sosial budaya, budaya kita rusak oleh pengaruh budaya kafir Sekuler, tradisi primitif dianggap luhur, sedangkan tradisi yang berbau Islam dianggap primitif. Hedonisme di kalangan remaja dan generasi muda merajalela, remaja lebih suka ke diskotik daripada ngaji, lebih suka seks bebas daripada nikah. Lebih suka mabuk-mabukan dan sebagainya, lalu ada yang ngomong “ini negara Bhineka Tunggal Ika, bukan negara Islam”, ohh jadi kaya gini negara Bhineka Tunggal Ika, kemaksiatan dimana-mana????.

JADIKAN SEMANGAT ISRA’ DAN MI’RAJ SEBAGAI MOMENTUM KEBANGKITAN UMAT KE ARAH KEBANGKITAN YANG HAKIKI



Isra’ dan Mi’raj adalah peristiwa yang luar biasa, sangat istimewa, dan hanya Nabi Muhammad yang terpilih untuk mengalaminya.

Isra dan Mi’raj adalah sebuah bukti kebesaran Allah Swt Yang Maha Pintar, Maha Mengetahui dan Maha Besar. Dia lah yang menurunkan Islam sebagai sistem aturan kehidupan yang benar di dunia.

Sehingga sudah sewajarnya kita percaya dengan sistem aturan kehidupan ( Ideologi ) Islam, karena itu berasal dari Allah Swt dan diajarkan oleh manusia terpilih yang melakukan Isra’ Mi’raj yaitu Muhammad Saw.

Sebagai kaum muslimin maka sudah sewajarnya kita percaya kepada pemikiran Rasulullah Saw yang selalu dibimbing wahyu Allah, bukan percaya pada pemikiran orang-orang gak jelas kaya Karl Mark yang seorang pemabuk dan pengkhayal, Nietze yang akhirnya gila, atau Adam Smith yang serakah dengan Kapitalismenya.

Bhineka Tunggal Ika itu wajar, gak Cuma di Indonesia saja, di Malayasia, di Jepang, di Cina, bahkan di Arab jaman Rasulullah dan kejayaan Islam pun Bhineka Tunggal tetep ada, dan semua itu bisa ternaungi oleh Syariat Islam yang agung, yang memeratakan keadilan dan keamanan ke seluruh warganya masyarakat sampai derajat paling maksimal.
Akhirnya ada yang ngomong “ Bhineka Tunggal Ika, harus Syariat Islam”.




0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar