Kamis, 21 April 2011

FILM BERJUDUL NGAPAIN NANYA-NANYA. SEBUAH CERITA DARI NEGERI ENDOLENCE




Nah kini kita bertamasya kembali ke negeri Endolence, dah lama kan kita gak ke sana, nah postingan kali ini, penulis akan bercerita tentang Negeri Endolence kembali, kini ada apa di Negeri Endolence yah ????, tuk kita simak aja. Kesamaan nama, tempat dan waktu di cerita ini hanyalah kebetulan semata, jadi jangan tersinggung apalagi GR.

Baru-baru ini Negeri Endolence dihebohkan oleh sebuah Film yang judulnya Ngapain Nanya-Nanya, lho film apaan tuh???

Film yang dibuat oleh seorang Sutradara yang cukup terkenal di Negeri Endolence ini menimbulkan kontroversi di Negeri itu. Sang sutradara itu bernama Gunung Bromotio ( bukan nama sebenarnya ), yah emang namanya mirip salah satu Gunung di Indonesia. Si Gunung Bromotio ini sebelumnya juga sudah membuat beberapa film yang juga menjadi kontroversi seperti Sang Penerang dan Perempuan Berkalung Sajadah.

Nah si Gunung ini membuat sebuah film yang judulnya cukup unik yaitu Ngapain Nanya-Nanya, yang menceritakan tentang sebuah Kota di Negeri Endolence yang bernama Tanjung Emas. Cerita di film itu berlatar belakang sebuah komunitas kampung di Tanjung Emas yang di situ terdapat tiga golongan masyarakat, yaitu Masyarakat Muslim, Kristen dan Keturunan Cina ( Tionghoa ) atau Konghucu.

Film tersebut bercerita seputar toleransi keagamaan di Negeri Endolence yang kata sang sutradaranya sudah sangat memprihatinkan. Sang sutradara yaitu Gunung Bromotio ini menilai toleransi itu secara subyektif dari kacamata Kristen dan Cina ( non muslim ).

Nah inilah sebab kontoversi yang terjadi di Negeri Endolence, karena si Sutradaranya itu memandang toleransi hanya dari sudut pandang non muslim, namun mengabaikan sudut pandang Islam tentang hubungan antar umat beragama. Sehingga banyak ormas Islam seperti Pembela Fil Islam ( PFI ), Jamaah Muhajirin At Tauhid ( JMAT ), Organisasi Pembebasan Islam, dan bahkan dari Ormas terbesar di Negeri Endolence yaitu Kebangkitan Umat ( KU ).





Lho kok menimbulkan kontroversi, emang ada yang salah dengan ceritanya ???, apa ceritanya menyinggung umat Islam, sehingga banyak mengundang kemarahan umat Islam???. Oke kalau penasaran ini ceritanya.

INI CUPLIKAN CERITA YANG MENIMBULKAN KONTROVERSI


Ilustrasi Pemain dalam Film Ngapain Nanya-Nanya

Adegan Pertama
Saat awal cerita, penonton film sudah disuguhi dengan sebuah adegan penusukan Pendeta oleh orang berpenampilan dekil, kumal, rambut gondrong, pokoknya kaya preman pasar, nah saat si preman menusuk si Pendeta dia berteriak Allahu Akbar, La illah ha illallah.





Adegan ini banyak ditentang oleh kaum muslimin, karena eh karena menggambarkan bahwa muslim identik dengan preman pasar yang brutal, teroris dan suka menusuk, dan cukup membuat kaum muslim marah besar. Karena adegan ini mengandung banyak sekali fitnah kepada umat Islam.

Adegan Kedua
Nah adegan ini juga banyak menyebabkan protes dari kaum muslimin. Adegan ini berseting di sebuah Restoran milik Su Na Tan. Restoran ini menjual daging Celeng ( Babi Hutan ) sebagai menu utamanya.


Menul, diperankan oleh Miyabi, toleransi untuk pornografi, Ilustrasi

Salah satu pelayannya itu adalah seorang perempuan yang berjilbab yang bernama Menul, nama lengkapnya sih Sumenul-menul. Nah Menul ini walaupun dia seorang muslimah berjilbab namun dia merasa nyaman bekerja di Restoran yang menjual daging celeng sebagai menu utamanya.

Pak Su Na Tan, sang bos restoran sering mengatakan pada si Menul, bahwa daging celeng itu rasanya enak, lebih enak daripada daging babi ternak, sehingga tanpa perlu racikan bumbu yang banyak pun rasanya sudah gurih. Su Na Tan juga mengatakan bahwa kalau daging ayam atau sapi atau daging-daging halal lainnya itu harus dikasih bumbu yang banyak biar rasanya menjadi enak. Selain itu panci dan peralatan untuk memasak celeng harus dipisahkan dengan panci dan peralatan lain yang digunakan untuk ayam dan sapi, bukannya menghormati yang mengharamkan celeng, tapi biar aroma celengnya gak rusak.





Bagi Menul, dia gak masalah bekerja di Restoran ini karena menurutnya dia memang mengharamkan celeng, namun dia menghormati orang-orang yang makan celeng. Bahkan si Menul ketika sholat dia berada di dapur yang banyak sekali daging celeng digantung dimana-mana, dan juga dia hadapannya ada dewa langit, dewanya orang Cina. Jadi Menul sholat seolah menghadap dewa langit.

Nah saat bulan Ramadhan tiba restoran itu sepi, dan nyaris bangkrut karena daging celengnya juga banyak yang membusuk. Terang saja karena langganan yang biasa makan daging celeng juga pada puasa.

Di sini si Sutradara menggambarkan bahwa justru umat Islamlah yang suka makan daging celeng yang haram itu, karena mereka sudah bersikap toleransi dan pluralisme, dibuktikan dengan makan celeng.

Adegan Ketiga
Adegan ini menggambarkan bahwa seolah-olah kaum muslim ini tukang menghina, terutama menghina keturunan cina ( Tionghoa ) dengan kata-kata Cina. Tiap ada oarng tionghoa lewat diteriaki dasar cina, sipit, dan sebagainya. Jadi adegan ini mengambarkan bahwa kaum muslim itu kekanak-kanakan, suka menghina dan memusuhi non muslim.

Adegan Keempat
Shoheh, seorang pemuda yang pingin jadi artis, dia sudah berusaha sangat narsis sangat lebay eh belum juga terkenal-terkenal, udah upload video ke Youtube, sambil nyanyi india, nyanyi Inggris, nyanyi Justin Beiber, Nyanyi sambil gosok gigi, nyanyai segala lagu tetep aja gak terkenal-terkenal juga.


Wah artis Korea juga ikut main

Akhirnya karena uangnya habis buat sewa warnet, dan dia diusir secara semena-mena oleh ibu kosnya karena sebulan gak bayar kontrakan. Ibu kos yang jahat digambarkan sebagai seorang muslimah bercadar atau memakai baju kurung hitam, berkerudung lebar dan bertutup wajah ( cadar ).

Nah saat mengusir si Shoheh yang telat bayar kos sebulan, si pemilik kos yang bercadar ini membawa Ninja ken ( pedang ninja ) di punggungnya. Sambil mengancam dengan mengacungkan ninja ken si pemilik kos mengusir Shoheh dengan semena-mena. Terang aja si Shoheh ketakutan bukan main, bahkan dalam adegan itu dia sampai nangis sambil ngompol.

Nah dari adegan ini, digambarkan bahwa Muslimah yang berjilbab dengan cadar itu kejam, horor, serta teroris dan bersikap seperti pembunuh bayaran. Dengan menggambarkan dia membawa pedang ninja. Sutradara kelihatannya sangat membenci muslimah bercadar, bahkan kebenciannya sudah sampai merusak otaknya.

Adegan Kelima
Shoheh arkhirnya ditolong oleh seseorang yang digambarkan di film ini adalah seorang ustad yang baik, karena ustad ini lebih suka memperjuangkan Pluralisme daripada memperjuangkan Islam. Bagi ustad ini, pluralisme itu lebih agung, lebih mulia daripada Syariat Islam yang katanya penuh dengan teror, dan bom. Shoheh akhirnya tinggal di Masjid yang dikelola sang ustad abal-abal ini.


Ustad abal-abal dan sesat

Suatu hari si Shoheh ditawari untuk main drama di gereja oleh teman Shoheh yang beragama Kristen. Shoheh ditawari berperan sebagai Yesus Kristus, dengan bayaran yang sangat tinggi.

Awalnya Shoheh ragu karena apa boleh seorang muslim memerankan Yesus, dan masuk gereja. Kemudian Shoheh bercerita dengan sang Ustad Pluralisme tadi, dia menceritakan bahwa dia ditawari peran sebagai Yesus di Gereja. Ternyata sang ustad pluralis ini mengijinkan dan berkata

Shoheh, iman itu letakknya di hati, bukan di tampilan fisik”. Kata ustad Pluralis itu.
Maksudnya apa pak ?”, tanya Shoheh,
Begini Shoheh, kamu tahu kan saya ini gak pernah sholat, padahal saya ini ustad. Nah itulah maksud saya, memang secara fisik saya gak pernah sholat, tetapi sesungguhnya hati saya sudah sholat.
Selain itu, wanita muslim membuka aurat, berpakaian seksi bahkan ikut miss world, miss universe itu gak papa walaupun disuruh pakai bikini, yang penting hati mereka sudah menutup aurat, mau telanjang juga gak papa”. Kata Ustad sesat itu.
“emang ada dalilnya ya pak ustad??”, tanya Shoheh lagi.
Ada, ini dalilnya, sesungguhnya cukuplah bagi seorang mengaku iman, dan tidak perlu sholat, zakat, haji dan berjilbab”. Hadist Riwayat Musailamah al Kazab, ( alias hadist palsu ).

Akhirnya dengan modal hadis palsu, dan omongan sesat sang ustad abal-abal itu Shoheh memerankan Yesus di Gereja.


ini Yudas bukan Yesus

Eli Eli, lama tak jumpa, kemana aja...Eh Salah.... Eli-Eli Lama Sabkhtani ( Tuhan-Tuhan kenapa kau meninggalkanku ), akting Shoheh memerankan Yesus palsu alias Yudas Iskariot yang disalib.

Setelah si Shoheh memerankan Yesus, dia bergegas kembali ke Masjid dan segera membaca Al Quran surat Al Ikhlas dengan ngawur “Qul huwallah hu somad, Allahu akhad....”. Seorang anak kecil yang ada di situ segera mengomentari kesalahan Shoheh membaca Al Ikhlas.

“Eh mas, salah itu bacanya !!!!, baca Al Quran itu harus bener, tartil dan sesuai tajwid”. Kata anak itu
“ Ah tidak apa-apa dek, yang penting hati saya sudah bisa baca Al Quran dengan benar “
“Eh mas kentut yah, kentut itu gak boleh pegang Al Quran, wudhu dulu”, kata anak kecil itu lagi
Ah gakpapa, yang penting hati saya sudah wudhu”. Kata Shoheh.
oooo, entar kalau ee enggak cebok gitu yah mas, karena hati mas sudah cebok, Dasar Orang gila!!!”. kata anak itu sambil pergi.

Yah gak usah diomongin lah yah, jelas adegan ini menggambarkan kesesatan dan kekufuran yang nyata sang sutradara dalam. Lha iya kan sudah jelas bahwa si Gunung Bromotio itu sesat. Gimana enggak sesat, masa menggambarkan muslim yang toleran adalah muslim yang justru mengingkari akidahnya sendiri.

Adegan keenam
Setrika, seorang muslimah yang akhirnya murtad ( keluar dari agama Islam ) gara-gara merasa repot kalau tiap hari harus sholat dan harus berwudhu, karena sesungguhnya Setrika ini gak suka air, katanya dia wetonnya ( hari lahir ) selasa kliwon, jadi gak cocok dengan air, itu kata yang di Reg-reg di televisi itu.


Setrika, Setelah Murtad dia suka pakai baju seksi

Setrika, beralasan, menurut buku yang ia baca yang berjudul when I miss you I miss call you, karya Robert Oven itu mengatakan bahwa semua agama sama yaitu menuju Tuhan yang sama, bahkan aliran sesat pun sama-sama menuju tuhan yang sama.

Menurut buku itu juga, tidak ada kebenaran mutlak, kebenaran sifatnya hanya relatif, kebenaran tergantung dari penafsiran orang-orang atas apa yang disebut benar, misalnya Koruptor menurut sebagian orang itu jahat dan salah, tapi menurut mereka para koruptor tindakan mereka itu benar. Jadi tidak ada hak bagi KPKNE ( Komisi Pemberantas Korupsi Negeri Endolence ) untuk menangkap Koruptor, karena koruptor pun punya pintu surganya sendiri, karena sekali lagi kebenaran itu relatif, dan tidak ada kebenaran mutlak.


Kalau Kebenaran itu relatif dan tidak ada kebenaran mutlak, maka Gayus Tambunan dan Koruptor lain ya gak salah, karena bagi mereka perbuatan mereka benar

Jadi beragama ya seenaknya gue dong, kemarin dah bosen sama Islam karena karena tiap hari harus sholat dan wudhu yah pindah aja ke Kristen, entar kalau bosen pindah lagi ke Hindu. Tahun depan rencananya mau diet nih pindah ke Budha biar gak makan daging, entar kalau dietnya dah berhasil yah pindah ke ateis aja, kan sama-sama menuju tuhan.

Yah memang cocok tokoh adegan ini namanya Setrika, alias gak pernah konsisten, setrika kan kalau dihidupin gak boleh didiemin entar bajunya gosong kan. Yah cocok dengan si Setrika ini yang gonta ganti agama seenaknya sendiri.

Adegan ketujuh
Adegan ini menggambarkan seorang muslim yang taat dan memperjuangkan Syariat Islam  sebagai seorang Teroris yang brutal, tiap hari bikinnya bom, walaupun gak pernah meledak, dia gak putus asa, dia bikin bom terus, dia berpendapat bahwa Syariat Islam akan tegak jika bomnya meledak atau jika dia sudah mampu meledakan orang-orang kafir.


Nurdin M Top pun ikutan main jadi Teroris

Tokoh ini digambarkan sebagai seorang pemuda berjenggot, bermata merah menyeramkan, bertaring tajam, wahh lebay pokoknya lah penggambarannya. Dia juga digambarkan pinter ngaji, baca Al Qurannya tartil ( lancar ).

Suatu hari dia akan ngebom gereja, dia pasang bom di bawah kursi pendeta, dia set timernya 3 menit. Namun gerak geriknya mencurigakan, kemudian beberapa pemuda yang digambarkan sebagai salah satu anggota ormas yang katanya mendukung Pluralisme menyisir lokasi.

Salah seorang pemuda itu menemukan bom itu di bawah kursi pendeta, dia mengambilnya lalu dengan aksi heroik yang cukup lebay, dia bawa keluar bom itu, dia tidak membuangnya karena dia baru putus cinta dan gak lulus Ujian Nasional, kemudian dia bermaksud untuk bunuh diri sambil merangkul bom tersebut. Bom itu meledak dan pemuda putus asa itu pun tewas.

PUJIAN LEBAY ATAS FILM NGAPAIN NANYA-NANYA DARI KAUM LIBERALIS DAN SEKULER


kaum Liberal

Tidak hanya kritikan pedas atas film berjudul Ngapain Nanya-Nanya, karya Sutradara Gunung Bromotio ini. Tetapi pujian lebay pun hadir mendukung film sekuler sesat ini. Beberapa tokoh-tokoh liberal mendukung dengan memberi pujian yang sangat Lebay.
Tokoh-tokoh itu seperti :

Loly Wangid
Dia adalah salah satu tokoh Liberal Negeri Endolence dan merupakan ketua dari LSM bernama Wangid Institute. Loly Wangid memberikan komentar yang cukup lebay, begini komentarnya

Film itu bagus sekali, lebih bagus daripada film hollywood, saya secara pribadi benar-benar senang ada orang yang jujur, rendah hati, serta rajin menabung kaya mas Gunung ini. Terus terang saya menangis sangat haru melihat film itu. Film itu cukup menguras air mata saya bahkan air mata darah pun keluar saking terharunya, bravo Pluralisme, Bravo Gunung Bromotio”.

Usil Asal Abal-Abal
Nah dia juga tokoh yang paling getol memperjuangkan Liberalisme dan disokong oleh dana Israel dan Amerika. Dia juga sangat mendukung film itu, dan dia menunjukkan keempat jempolnya untuk mendukung film itu.

Beberapa tokoh Liberal lainnya seperti Awam Rakaryo, Sumanto al Kutub Selatani, dan sebagainya mendukung film tersebut dengan tepuk tangan seharian.

KESIMPULANNYA
Film berjudul Ngapain Nanya-Nanya di Negeri Endolence itu adalah bentuk nyata bahwa umat Islam sedang dijajah oleh pemikiran barat, mereka diiming-imingi sebuah pemikiran yang katanya modern, gaul dan universal.

Namun kenyataanya nilai-nilai itu berasal dari barat dan sifatnya merusak umat, karena jelas bertentangan dengan Syariat Islam. Kita bisa lihat bagaimana masyarakat barat begitu rusaknya, seks bebas dimana-mana, kriminalitas, alkohol, narkoba, dan sebagainya itu adalah akibat dari diterapkannya nilai-nilai Pluralisme, Sekulerisme dan Liberalisme.


saatnya Kembali ke Al Quran dan Sunnah

Sudah saatnya umat Islam kembali ke Syariat Islam yang mulia, dan berasal dari Allah Swt, karena hanya dengan Syariat Islamlah, manusia menjadi benar-benar manusia, karena Syariat itu memanusiakan manusia, sedangkan sekulerisme, pluralisme dan isme-isme lainnya itu justru menghewankan manusia. Dan Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme bukanlah solusi, tetapi penyesatan umat Islam yang nyata.




2 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

masya Allaah gila tuh sutradara. ..

dan ang2 yang maunya terlibat film yang bgtu. ..

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar