Minggu, 17 April 2011

CERITA BERJUDUL TANDA SERU ( ! ), EPISODE 2



Ini dia cerita yang berjudul tanda seru episode 2, jika sebelumnya sobat muda belum baca yang episode satu, silahkan klik di sini. Namun tanda seru episode 2 ini bukan terusan dari yang episode satu kemarin. Di sini tokoh dan setting tempat berbeda, kalau kemarin tentang anak remaja yang sudah mampu berpikir Islami, sekarang cerita tentang seputar mahasiswa.

BEGINILAH CERITANYA



Saya tidak sepakat dengan pendapat bahwa rakyat Indonesia kafir semua karena Indonesia tidak menerapkan Syariat Islam, menurut anda Negara ini negara kafir karena tidak menerapkan Syariat Islam, maka otomatis seluruh rakyatnya adalah kafir, dan kalau ingin masuk Islam maka harus berhijrah dan membayar sedekah sejumlah yang ditentukan secara sewenang-wenang, saya tidak sepakat dengan pendapat ini, masa Kyai saya di kampung kafir, masa Ustad-ustad di televisi itu kafir”. Rudi berbicara dengan nada agak keras.

Suara Rudi seakan memecah kesunyian malam di sebuah kampung di pinggiran kota Gudeg, kampung yang terletak agak jauh dari Universitas Negeri ternama di kota itu, yang namanya diabadikan dari nama seorang Mahapatih ( Perdana Menteri ) sebuah Imperium lokal yang mampu menguasai seluruh wilayah nusantara.

“Tapi dalilnya mengatakan seperti itu, apakah antum akan ingkar dengan dalil,”. Kata lawan bicaranya.
“Tentu saja anda tidak bisa mengartikan dalil secara serampangan seperti itu, kalau seperti itu maka sama saja kalianlah yang sebenarnya sesat. Logikanya gini, ketika Nabi Muhammad Saw berada di Mekah yang saat itu kekufuran dan kemusyrikan masih merajai kota itu, apakah Nabi Muhammad itu juga Kafir???, kan tidak???, dia tetaplah Islam, dan para penduduk mekah yang masuk Islam di Mekah tetaplah Islam, dan masuk Islam hanya mensyaratkan 2 kalimat syahadat saja”, kata Rudi tak mau kalah.

Oke kalau antum pakai logika, saya juga ada logika, misalnya sebuah Apel yang merah dan segar tetapi dia di tempat sampah yang busuk, siapa yang mau makan apel itu, walaupun apel itu masih segar. Begitu juga dengan orang Islam yang di negara kafir,  maka otomatis dia kafir, karena malaikat dan Allah tidak akan melihat seluruh amalan dan ibadah orang itu, karena tempat tinggalnya adalah kafir”. Kata lawan bicaranya semakin keras.

“Oke, sekarang jangan apel yang ada di tempat sampah, tapi selembar uang Rp. 100,000,00, saya yakin sebusuk apapun tempat sampah itu, tetap saja uang itu akan diambil orang, begitu juga seorang muslim, dimanapun dia berada asal dia masih menganggap Allah sebagai Tuhannya, dan Muhammad sebagai utusan-Nya, dan dia masih melaksanakan Sholat, maka dia tetaplah seorang muslim, bukan kafir”. Kata Rudi juga semakin keras.

AWAL PERDEBATAN ITU



Wah-wah awal cerita dah langsung debat, sebenarnya apa sih yang mereka perdebatkan, sampai saling mengkafirkan.

Sehabis Isya, Rudi yang sedang menonton televisi di kosnya bersama teman-teman satu kosnya. Kemudian datanglah seorang yang mencari Rudi, dia adalah seorang yang baru dikenal Rudi kemarin siang di Perpustakaan kampusnya. Seseorang yang mengaku bernama Amin itu mengajaknya untuk ikut kajian agama, namun Rudi menolaknya, karena dia sudah aktif mengikuti kajian Islam di Kampusnya di sebuah Universitas Negeri di Kota Gudeg.

Amin mengajak Rudi untuk ke tempat kosnya yang berada agak jauh dari kos Rudi, semula Rudi tidak mau karena lagi males berpergian, namun karena Amin sedikit memaksa maka Rudi mengiyakan.

Rudi dan Amin berboncengan motor menuju kos Amin yang ternyata letaknya cukup jauh dari tempat kos Rudi. Sesampainya di kos Amin, Rudi langsung turun dan diajak langsung masuk ruang tengah kosan Amin yang cukup luas, di situ sudah menunggu setidaknya 5 orang yang Rudi sendiri tidak mengenalnya.

Rudi dipersilahkan duduk di tikar karena memang tidak ada kursi di ruang tengah itu, lalu ia mengamati satu demi satu orang-orang yang duduk di situ, beberapa dari mereka terlihat aneh, tatapan mata mereka seperti kosong, wajah sedikit pucat, dan lingkar mata menghitam. Wajah-wajah mereka seperti menggambarkan kelelahan dan kurang tidur

Rudi terkaget ketika mendapati seseorang yang baru saja keluar dari arah sebuah kamar dengan membawa sebuah Ipad dan menyerahkan kepada seseorang yang memakai jaket hitam dan berkopiah putih. Rudi mengenali sosok yang baru keluar kamar itu sebagai salah satu mahasiswa di kampusnya, yaitu Fakultas Hukum, namanya Eko, dia angkatan setingkat di atas Rudi, jadi sekarang Rudi semester 4 maka dia semester 6.



Eko menjadi DPO ( Daftar Pencarian Orang ) di Kampusnya, dia sudah hampir satu semester menghilang entah kemana. Pihak kampus pun sudah merekomendasikan Eko untuk diajukan DO ( Drop Out/ dikeluarkan sebagai mahasiswa ), karena hampir satu semester tidak masuk kuliah.

Setelah itu, orang yang menerima Ipad dari Eko pun membuka pembicaraan dengan mengenalkan diri, dia mengaku bernama Jakfar, lalu Rudi dikenalkan dengan orang-orang disekitarnya itu.

Setelah saling berkenalan, akhirnya Jakfar pun berbicara sambil memainkan dan membuka-buka beberapa file Ipad itu, “Nah saudara Rudi, sekarang saudara akan saya ajak untuk mengenal Islam secara kaffah”. Begitu katanya.

Rudi baru tahu, kalau si Amin mengajaknya secara sembunyi-sembunyi untuk ikut kajian yang sebelumnya ditawarkan kepadanya, namun dia menolak. Agar dia tidak menolak maka dia diajak ikut kajian secara diam-diam. Maka dengan sedikit terpaksa Rudi ikut kajian itu.

Sepanjang kajian, Jakfar berbicara seputar kewajiban umat Islam untuk menerapkan Syariat Islam, sampai di sini Rudi masih sepakat, namun ketika sudah masuk ke materi lebih jauh terlihat beberapa penyimpangan di kajian itu, seperti kafirnya seseorang tidak hanya karena menyembah selain Allah, tetapi juga di tempat dimana ia berada, jika dia berada di Negara Kafir ( negara yang tidak menerapkan Syariat Islam ) maka dia otomatis kafir, dan semua ibadahnya tidak dianggap oleh Allah Swt.

Untuk menjadikan seseorang sebagai muslim maka orang itu harus berhijrah, dan membayar sedekah, dan juga keadaan umat Islam di Indonesia adalah dalam keadaan perang, sehingga wajib seseorang berjihad dengan memberikan uang dengan jumlah tertentu, bahkan dibatasi minimal 1 juta per bulan, dan merekrut anggota dengan target 20 orang per bulan. Menurut kelompok ini, orang diluar kelompoknya adalah kafir dan hartanya halal untuk dirampas, sehingga mencuri, merampok dan korupsi adalah hal biasa bagi anggota kelompok ini.



Sampai di sinilah, Rudi tidak sepakat, dia tahu bahwa dia sedang digiring untuk mengikuti aliran sesat yang telah di fatwa Kafir oleh MUI. Rudi pun memberontak, dan berdebat habis-habisan dengan Jakfar dan beberapa orang di situ, walaupun dia dikeroyok tapi dia tetap ngeyel dengan sebisanya.

MENYELAMATKAN TEMAN DARI CENGKERAMAN ALIRAN SESAT
Seminggu setelah kejadian itu, Rudi sudah tidak pernah lagi melihat Amin di kampusnya, dia seakan hilang ditelan bumi.

Namun pagi itu dia dikagetkan lagi dengan kedatangan seseorang yang membuat dirinya seakan ingin marah-marah kembali. Dia adalah Eko. Rudi berpikir jangan-jangan Eko diutus untuk membujuknya masuk ke kelompok merakbal itu lagi, karena mereka tahu Eko adalah teman sekampusnya.

Namun kedatangan Eko tidak bermaksud seperti itu, dia justru meminta tolong kepada Rudi, untuk menyembunyikan dirinya, karena dia ingin keluar dari kelompok mafia yang mengatasnamakan ormas Islam itu. Sebenarnya sejak sebulan lalu Eko ingin sekali keluar namun dia tidak kuasa untuk melakukannya, apalagi ada ancaman bahwa jika keluar dari kelompok itu maka dia dianggap murtad dan layak dibunuh.

Tolongin aku dong Rud, loe kan sekampus ama gue, walaupun kita gak akrab, tapi tolong gue, gue pingin keluar dari kelompok itu, gue takut, aku lihat loe kemarin sangat berani melawan mereka”. Kata Eko memohon.
“Bener kamu mau keluar Ek??, kalau iya sih aku Insya Allah bisa bantu, namun kalau itu Cuma kedok biar aku ikut kajian merakbal itu lagi, aku menolak”. Kata Rudi
“Demi Allah, saya ingin keluar, kamu tahu sendiri, hidupku berantakan gara-gara kelompok itu, saya 5 bulan gak kuliah, gak tahu udah di DO apa belum”. Kata Eko memelas.

Eko menjelaskan bahwa 5 bulan yang lalu dia berkenalan dengan seseorang yang mengajaknya ikut kajian seperti apa yang terjadi pada Rudi. Walaupun sempat menolak dengan alasan sibuk, namun akhirnya Eko ikut karena terus diikuti kemana saja dia pergi.
Selama kajian dia didoktrin ( diberi pemahaman terus menerus, tanpa boleh bertanya atau menyanggah ), bahwa hanya kelompok mafia itulah yang paling benar dalam Islam, sedangkan orang Islam di luar kelompok mafia itu adalah kafir, dan hartanya layak untuk dirampas untuk dijadikan “sedekah untuk Jihad”. Sejak masuk kelompok mafia yang mengaku ormas Islam itu pikiran Eko seakan terus dihipnotis, dan mau saja apa yang diperintahkan oleh kelompoknya itu.

"Dibaiat"
Selain itu Eko juga dibaiat oleh kelompok mafia itu, dia bercerita bahwa suatu malam dia diajak oleh beberapa orang dari kelompok itu dengan ditutup matanya, dia di bawa entah kemana dengan sebuah mobil, hingga sampai di suatu rumah yang kelihatannya berada di pegunungan, karena Eko merasakan udara yang dingin.



Sesampainya di sana eko digiring ke dalam rumah, eko masuk ke ruangan yang kelihatannya ruang tengah, keadaanya gelap, memang karena selain mata Eko yang tertutup kain hitam, juga kelihatannya lampu listrik juga tidak dinyalakan. Namun di dalam ruangan itu kelihatannya ada beberapa orang yang sudah menunggu. Eko disuruh berlutut di lantai.

“ Wahai jiwa pendosa, jika kalian ingin cahaya untuk bisa melihat, maka hanya dengan Baiat ( sumpah setia ) dengan kelompok ini, kalian akan mendapatkan kemuliaan, baik darah kalian maupun keturunan kalian”. Kata seseorang yang berada di ruang gelap itu.
Jawablah wahai jiwa-jiwa pendosa, siapkah kalian untuk di baiat!!!!. Jawab !!!!”.
“Siiiaaapp!!!”, kata Eko bersama beberapa orang lain di situ. Eko sadar ternyata tidak hanya dia sendiri yang dibawa ke tempat misterius itu, ternyata ada beberapa orang juga yang sama dengan dia.
Baiklah, jiwa-jiwa pendosa, ikuti kata-kata saya”
“Dengan ini saya berjanji, demi Allah Yang Maha Tinggi, bahwa saya akan menyerahkan jiwa raga saya untuk berjuang dengan sahabat-sahabat saya, untuk memperjuangkan berdirinya Negara Republik Islam, yang merupakan tujuan akhir perjuangan panjang yang telah dilalui oleh pendahulu kita”.
“Saya berjanji, tidak akan berhubungan lagi dengan keluarga saya, saudara saya, teman-teman saya selama mereka masih diluar kelompok saya, karena mereka kafir dan harta mereka layak untuk dirampas dengan berbagai cara untuk keperluan Jihad”.
“Saya hanya akan berhubungan dengan mereka jika saya diperintahkan untuk mengajak mereka ke jalan kebenaran yaitu jalan Islam yang sesuai dengan penafsiran kelompok ini, dan selain itu saya tidak akan mau berkomunikasi dengan mereka”.
“Saya berjanji akan merahasiakan seluruh kegiatan, majelis-majelis dan segala aktivitas kelompok ini, dan saya menjaga rahasia itu dengan nyawa saya, demikian sumpah baiat atas saya”. Kata orang itu sambil diikuti oleh Eko dan lainnya.
“Wahai saudara sekalian, sekarang kalian adalah bagian dari kami, kalian adalah saudara kami, dan darah kalian adalah darah kami, kalian boleh membuka tutup mata kalian!!!”. Kata seorang lagi di antara mereka.
Eko membuka tutup matanya, dan listrik dinyalakan, dan apa yang terlihat setelah dia membuka matanya, sebuah katana ( pedangnya Samurai Jepang ) menghunus di lehernya. Eko bingung dan takut, dia melihat 4 orang lainnya yang dibaiat juga diperlakukan sama, yaitu ditodong golok di lehernya.



“Ini adalah pedang wahai saudaraku, pedang adalah senjata yang digunakan Rasulullah untuk perang, dan pedang ini bisa menjadi senjata mematikan yang bisa kalian gunakan untuk membunuh musuh, namun juga bisa digunakan untuk memenggal leher kalian jika kalian berkhianat pada tugas suci kalian “. Kata seorang yang menghunuskan pedang ke leher Eko.

Mencuri Demi Target “Sedekah Jihad “



Eko juga bercerita bahwa 2 bulan lalu dia terpaksa mencuri di sebuah masjid, untuk memenuhi target “sedekah Jihadnya” yaitu 2 juta rupiah perbulan. Dia mencuri sebuah tas Back Pack ( tas gendong belakang ) yang dengan ceroboh diletakkan begitu saja oleh pemiliknya yang berwudhu. Dia langsung kabur setelah menggondol tas itu. Di tempat lain dia membuka tas itu dan isinya ternyata sebuah Ipad, dan dompet berisi uang Rp.250.000,00. Ipad dia serahkan ke Ustadnya, yang mengaku bernama Jakfar.

Awal bulan lalu Eko juga mencuri, dia menguntit seorang bapak-bapak yang sudah berusia sekitar 68 tahunan yang berjalan bersama cucunya ke sebuah Bank untuk mengambil gaji bulanan. Kelihatannya bapak itu adalah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), dan keliahatannya cucunya diajak karena akan dibelikan oleh-oleh, dan cucunya kelihatan senang sekali. Namun saat itu juga harapan bapak dan cucunya itu kandas setelah gaji pensiunan sebulan sebesar Rp. 1.000.000,00, dicopet oleh Eko, untuk memenuhi target “Sedekah Jihadnya”.

Sebelumnya dia juga melakukan apapun untuk memenuhi target-target “sedekah Jihad” yang sangat banyak dan ketat itu. Selain itu Eko juga disuruh untuk melakukan perekrutan anggota setiap  harinya, dia wajib mencari anggota untuk direkrut dan dijadikan “pejuang baru “, seperti Eko.

Tak jarang Eko harus bolak-balik keluar kota untuk mencari mangsa baru, dia bahkan sering bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 1 malam, demi mencapai target yaitu mendapatkan anggota mafia baru.

Aku capek Rud, aku pingin keluar tapi takut, aku takut dibunuh. Sekarang ibuku di rumah sakit karena mikirin aku terus, aku pingin pulang, tapi tidak boleh oleh ustad saya dengan alasan ibu saya kafir dan saya sudah tidak ada sangkut pautnya lagi. Saat awal aku masuk organisasi itu aku juga berbohong meminta uang Rp. 5 juta ke bapakku dengan alasan buat beli buku dan praktikum, namun sebenaranya untuk menutup target “sedekah Jihad” itu. Aku dah gak tahan diperas dan diperbudak terus”. Kata Eko meneteskan air mata.

Rudi akhirnya luluh, dia mau membantu Eko untuk membantunya keluar dari kelompok mafia yang mengatasnamakan Islam itu. Dia melihat Eko seniornya itu banyak berubah dalam 5 bulan terakhir, kulitnya yang dulunya kuning langsat kini menjadi coklat kemerahan, jadi mirip suku Indian, tinggal suruh pakai topi bulu, buka baju, naik kuda sambil pegang kapak dan teriak wowowowowowowo, itulah sepintas bayangan di benak Rudi tentang temannya. Kini  badan Eko pun menjadi lebih kurus, mukanya pucat, matanya cekung dan kelopaknya menghitam, kelihatannya dia sangat kelelahan.

Yah semua itu pasti ada hikmahnya saudaraku”. Kata Rudi

MENGENAL ISLAM KAFFAH YANG SEBENARNYA



Rudi menjelaskan kepada Eko, bahwa Islam yang diperjuangkan oleh kelompok yang selama ini menguasai Rudi adalah Islam yang salah. Syariat Islam tidak mungkin diperjuangkan dengan cara-cara seperti itu.

Mengkafirkan orang diluar kelompoknya, dan membolehkan merampas harta sesama muslim diluar kelompoknya, bahkan mengkafirkan orang tua adalah salah satu ciri khas dari aliran sesat. Mereka tertutup dengan orang lain, padahal yang mereka perjuangkan katanya Syariat Islam, yang mengharuskan berhubungan dengan orang lain.

Memperjuangkan Syariat Islam adalah dengan proses menyadarkan Masyarakat akan kerusakan-kerusakan umat akibat sistem kufur yaitu Kapitalisme yang saat ini menguasai dunia. Karena inilah yang dilakukan Rasulullah Saw ketika berdakwah di Mekah, yaitu menyadarkan rakyat Mekah akan sistem berhala yang menguasai mereka.

Dan umat Islam dimanapun ia berada tetaplah dia berakidah Islam, selama dia tidak menyekutukan Allah Swt dan tetap beribadah kepada-Nya. Walaupun dia berada di negeri yang tidak menerapkan Syariat Islam.

Syariat Islam adalah kewajiban umat Islam, dan harus diperjuangkan dengan cara yang benar, dan harta seorang muslim yang halal, wajib dijaga oleh sesama muslim, dan seorang muslim yang mati karena mempertahankan hartanya yang halal dari kezaliman maka dia mati syahid.

Kelompok yang selama ini Eko ikuti adalah sebuah kelompok mafia kejahatan yang mengatasnamakan Islam yang ternyata kegiatannya jauh dari Islam, menyesatkan orang lain, mengkafirkan sesama muslim di luar kelompoknya dan memerintahkan untuk mencuri, merampok dan membunuh, dan uang hasil dari curian itu digunakan katanya untuk Jihad, itu adalah kelompok sesat dan menyesatkan.

NII Komandemen Wilayah 9 ( KW 9 ) Sesat, hati-hati dengan kelompok ini

Kelompok itu sebenarnya dibentuk oleh musuh-musuh Islam seperti Zionis Israel atau Amerika dan orang-orang munafik di Indonesia dengan dalih memperjuangkan Syariat Islam dengan cara yang salah, sehingga masyarakat akan menjadi takut dengan Syariat Islam, mereka akan menjauhi syariat Islam.

Mereka mengaku akan mendirikan negara Islam, namun konsepnya tidak jelas, baik itu sistem politiknya, ekonominya dan lainnya tidak ada yang jelas, bagi mereka yang penting negara Islam dulu. Karena mereka adalah kelompok Islam palsu bentukan Mossad, dan CIA yang bekerja sama dengan kaum munafik di Indonesia. Tujuannya jelas untuk merusak Islam.

Kelompok ini biasanya menyuruh anggotanya untuk melakukan bom bunuh diri di hotel, gereja, masjid, atas nama Jihad palsu, seperti di Cirebon baru-baru ini, coba bayangkan masa Jihad menghancurkan masjid, orang menghancurkan gereja dan tempat ibadah lain ketika perang juga dilarang dalam Islam, kok ini malah Masjid dibom, itu jelas ajarannya Zionis Israel, bukan ajaran Islam. Tujuannya jelas untuk memfitnah umat Islam yang kini sedang memperjuangkan tegakknya kembali Syariat Islam dan Negara Khilafah.




3 komentar:

nuanssa mengatakan...

Saudaraku. NII ini sudah jelas salah dan membahayakan ajaran islam, merusak generasi islam. Harus segera ditindak. Kalau pemerintah tidak bisa ya terpaksa kita sebagai umat muslim wajib menyadarkan mereka. Kalau masih ngeyel terpaksa kita perangi musnahkan mereka! Tolong jgn hanya menjai bahasan saja tapi harus ada tindakan biar ajaran sesat itu tidak berkembang lebih jauh

Redaksi mengatakan...

NII KW 9 itu memang sudah dicap sesat oleh Majelis ulama Indonesia,namun seperti tidak bisa ditindak, karena mereka dibeking oleh intelejen, ketua mereka Panji Gumilang adlh sahabat Hendro Priyono, jadi agak sulit bagi kita menindak mereka

Anonim mengatakan...

Wah kalo aku kok gak sependapat yah. NII/AHMADYAH atau semacam aliran islam radikal itu bisa di berantas kok. asal mau. pemerintah disini berperan besar sekali untuk melakukan itu. tapi, kan banyak propaganda yg di lakukan oleh 'pihak-pihak lain'
yah, intinya sih kl berani ya, bisa di berantas.

Salam knal yahh...mampir dong ke blog aku di http://rahma89.blogspot.com/

Oiya, tentang tulisan serupa, baca juga disini ya...http://rahma89.blogspot.com/2011/04/memangkas-benalu-benalu-ajaran-original.html

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar