Kamis, 11 Agustus 2011
MUSLIM CINA DILARANG PUASA OLEH PEMERINTAH TERORIS KOMUNIS CINA, KETIKA SAUDARA SEIMAN KITA DITINDAS, APA PEDULI KITA??
Posting ini ditulis waktu pagi yang dingin sehabis sholat subuh di masjid. Mungkin bagi daerah lain di Indonesia musim kemarau adalah musim panas dan kering, tapi itu tidak berlaku di daerah penulis tinggal, musim kemarau adalah musim dingin yang cukup menusuk tulang, bahkan pernah dulu waktu penulis kecil suhu udara turun sekitar 13 derajat celcius, sampai minyak goreng saja membeku, walaupun daerah penulis dataran rendah. Ini di akibatkan karena wilayah Jawa Tengah bagian selatan terkena langsung angin muson timur yang membawa udara dingin dari Australia yang sedang musim dingin, seandainya angin musim dingin dari Australia tidak melewati perairan samudera Hindia yang hangat, mungkin daerah penulis sudah turun salju kali.
Namun ketika penulis membuka laptop dan mengakses internet, penulis mendapati beberapa berita di situs-situs online berita Islam, yang memberitakan bahwa di Cina tepatnya di propinsi Xinjiang, Muslim Uighur dilarang berpuasa. Berita itu cukup membuat penulis panas dan marah, udara dingin pun tak terasa lagi, seolah penulis berkhayal kalau saja penulis seorang Khalifah, maka penulis akan mengirimkan tentara Jihad untuk menggempur negara Cina dan membebaskan saudara seiman kita dari sana, apapun resikonya, yah marah karena melihat saudara seiman kita dizalimi itu justru berpahala, apalagi di bulan Ramadhan, Insya Allah.
SEJARAH MUSLIM DI CINA
Sedikit merefresh posting blog ini yang lalu yang membahas Islam di Cina. Islam masuk Cina sejak jaman Rasulullah Saw, yaitu saat Dinasti Tang berkuasa di negeri tirai bambu itu. Rasulullah Saw mengutus Saad Bin Abi Waqash untuk menjadi duta besar dan duta dakwah Negara Islam di Madinah ke Negeri Cina.
Kaisar Dinasti Tang menyambut baik utusan Rasulullah Saw, bahkan membangunkan sebuah Masjid untuk sahabat Saad bin Abi Waqash yang disebut Masjid Huaisheng, atau masjid kenang-kenangan. Masjid yang dibangun dengan arsitektur oriental khas Cina itu dibangun setelah kepergian Saad bin Abi Waqash kembali ke Madinah, untuk mengenangnya.
Masjid Huisheng di Guangzhou Cina
Perkembangan Islam terus meningkat dari abad ke abad, walaupun pada jaman Pemerintahan Khilafah Bani Abbasiyah sempat terjadi perang antara Negara Khilafah dan Kekaisaran Cina, yang mengakibatkan sebagian wilayah Cina bagian barat ( Wilayah Uighur ) dikuasai Islam.
Pada jaman Dinasti Song sekitar abad 10 – 11 M, komunitas Islam di Cina terus meningkat, bahkan ketika Cina dikuasai kekaisaran Mongol, perkembangan Islam masih saja terjadi. Perkembangan pesat terjadi pada jaman Dinasti Ming, yang menurut beberapa versi sejarah adalah sebuah Kesultanan Islam di Cina, Dinasti Ming adalah berkuasanya minoritas suku Hui yang beragama Islam di bidang politik, negara, ekonomi dan budaya di Cina. Jadi jaman dahulu minoritas muslim Cina menguasai perekonomian dan perpolitikan di negeri Cina, sekarang malah kebalikannya, minoritas Cina kafir menguasai perekonomian dan politik di negeri muslim Indonesia.
aktivitas muslim cina di masjid Huaisheng
Pengaruh budaya muslim Cina saat Dinasti Ming pun masih bisa kita rasakan sampai sekarang, banyak dari kita yang ke masjid ketika Sholat memakai baju koko, itu adalah baju khas muslim Cina. Dinasti Ming tidak bisa lepas dari kehebatan Laksamana Cheng Ho ( Zeng He ) yang mengarungi Samudera, dan bahkan sebagai salah satu penemu benua Amerika 200 tahun sebelum Colombus. Misi Laksamana Cheng ho tak hanya berdangang tapi juga berdakwah.
ASAL USUL ORANG UIGHUR ( TURKISTAN )
Menurut beberapa sumber orang-orang Uighur adalah bangsa serumpun Turki. Secara fisik orang Uighur berbeda dengan bangsa Cina, orang Uighur lebih mirip bangsa Timur Tengah daripada Cina, yaitu berhidung mancung berbadan besar, walaupun masih mempunyai wajah khas mongoloid.
Bahasa yang digunakan oleh etnis Uighur adalah bahasa Turki dan Arab, dan mereka menggunakan huruf Arab sebagai tulisannya. Mereka juga berbeda dengan saudaranya yaitu muslim Hui yang secara fisik tak ada bedanya dengan orang Cina ( etnis Han ) dan berbahasa Mandarin.
AWAL MULA PENDERITAAN MUSLIM CINA
Menurut Felix Siauw dalam bukunya Islam di Cina, penderitaan Muslim Cina berawal saat Dinasti Ming dikudeta oleh etnis Han ( mayoritas penduduk Cina ), dan berdiri Dinasti Qing sekitar abad 17 M. Dinasti Qing mulai membatasi perkembangan Islam, membatasi gerak dakwah kaum muslimin di Cina.
Penderitaan bertambah ketika Dinasti Qing dikudeta oleh Revolusi Komunis pimpinan Mao Zedong, banyak kaum muslimin yang dibantai secara biadab, masjid-masjid dibakar oleh Pasukan Teroris Mao Zedong.
Sejak saat itu kehidupan kaum muslim di Cina dihantui oleh teror pemerintah komunis, mereka tak bisa bebas berdakwah, menimba ilmu Islam dan terus terancam pemurtadan dan penyesatan dari pemerintah Komunis Cina.
Penderitaan Muslim Uighur
etnis Han memburu etnis Uighur secara membabi buta dalam kerusuhan tahun 2009
Sebelum dikuasai Cina, tanah Uighur atau yang disebut Turkistan adalah sebuah Kesultanan ( Propinsi Otonom ) dari Negara Khilafah Islam, ketika Khilafah runtuh dan juga terjadi revolusi komunis di Cina, muslim Uighur berusaha membentuk sebuah negara sendiri yaitu Negara Turkistan dengan ibukota di Urumqi, namun baru sekitar 4 tahun berdiri, Turkistan dianeksasi oleh Negara Cina, dan diganti nama menjadi Xinjiang. Sejak saat itu muslim Uighur menghadapi teror demi teror dari pemerintah Cina. Tahun 2009 saja terjadi kerusuhan yang melibatkan etnis Han dan etnis Uighur, yang memang dipancing oleh pemerintah Cina. Etnis Han yang merupakan etnis Pendatang dipancing untuk melakukan pembantaian massal kepada etnis Uighur, lebih dari 3000 orang tewas. Pemerintah Cina ingin membasmi etnis Uighur lewat tangan rakyatnya.
Menurut situs Arrahmah.com, tahun ini teror dan kejahatan Pemerintah Kafir Cina bertambah kepada Muslim Uighur. Muslim Uighur dilarang berpuasa, terutama yang bekerja di Instansi Pemerintahan. Jika ada Pegawai Negeri yang berpuasa maka terancam pemecatan, juga karyawan perusahaan swastapun dipaksa untuk makan di siang hari di bulan Ramadhan, jika menolak mereka akan dikenai sanksi tegas dan bahkan PHK. Anak-anak Sekolah pun dilarang berpuasa, dan harus makan siang di sekolah, kalau menolak mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Para ulama pun dilarang keras berkhotbah tentang masalah Ramadhan, bahkan dilarang keras menyebut kata Ramadhan dan Puasa, kalau tidak mereka akan berurusan dengan Polisi.
Tak ada Ramadhan dan Puasa bagi muslim Uighur tahun ini, puasa yang merupakan Rukun Islam bagi umat Islam justru dilarang dilakukan di Cina. Sehingga toleransi beragama adalah BULSHIT ( omong kosong melompong di siang bolong), karena hanya berlaku bagi orang-orang kafir minoritas saja, tapi bagi umat Islam minoritas tidak pernah berlaku sama sekali.
Kekayaan Alam Wilayah Xinjiang Dan Ekonomi Cina
Kehebatan ekonomi Cina yang kita lihat sekarang ini lewat produk-produknya seperti ponsel, peralatan elektronik, laptop bahkan jeruk dan produk pertaniannya yang beredar di Indonesia dan merajai perekonomian kita, tak lepas dari penjajahan kepada tanah muslim Uighur yaitu Xinjiang ( Turkistan ).
Xinjiang menyimpan cadangan minyak bumi, batubara dan kekayaan alam yang berguna untuk industri di Negara Cina. Sehingga pemerintah penjajah Cina berusaha merampok kekayaan alam Xinjiang.
kemajuan ekonomi Cina tak dibarengi kesejahteraan masyarakatnya
Ekonomi Kapitalis Cina yang berkembang pesat sebenarnya tak membawa pengaruh yang begitu signifikan kepada rakyat Cina, kemiskinan masih menjadi persoalan di sana. Banyak rakyat Cina yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, angka putus sekolah pun masih tinggi. Itulah ekonomi Kapitalis, dari luar kelihatan hebat namun dari dalam sebenarnya bobrok, serta rawan guncangan krisis. Berbeda dengan ekonomi Islam yang hebat luar dalam, anti krisis dan stabil serta memberikan kemakmuran dan rahmat bagi semesta.
COBA KITA RENUNGKAN
Mungkin bagi kita, kita masih bisa berpuasa dengan khusu’, beribadah dengan tenang, tapi lihatlah saudara-saudara kita di sana, di Palestina, Afganistan, Irak, Xinjiang, dan sebagainya, mereka tertindas, mereka tak mampu berbuat banyak akibat penguasa penjajah menguasai mereka.
Namun banyak sebagian dari kita tak peduli dengan mereka, jangankan dengan mereka, banyak juga sebagian dari kita tak peduli dengan saudara-saudara kita disekitar kita, di negeri ini, yang masih bergelut dengan kemiskinan, dan kebodohan. Mereka mengatakan peduli tapi mencaci maki perjuangan penegakkan syariat Islam sebagai solusi atas segala masalah umat, sesungguhnya mereka itulah orang-orang munafik yang amat dibenci Allah Swt.
Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw, “Kaum muslim bagaikan satu tubuh, ketika ada salah satu bagian tubuh yang sakit, maka bagian lain ikut merasakannya”. HR. Bukhari. Selain itu beliau Saw juga bersabda “Barangsiapa bangun pagi tapi tidak memikirkan urusan umatku, maka dia bukan umatku”.HR. Bukhari.
Islam adalah agama kesatuan baik secara akidah, Syariat termasuk Negara. Islam tidak tersekat-sekat oleh Nasionalisme, kesukuan dan bangsa-bangsa yang hanya memperlemah umat Islam. Semua umat Islam dari berbagai bangsa, warna kulit, bentuk fisik adalah satu.
Islam tak membatasi umatnya secara kebangsaan dan kesukuan,Islam adalah satu umat, satu negara
Islam menghendaki kaum Muslimin bersatu dalam satu Negara yang disebut Negara Khilafah Islamiyah.
Negara Khilafahlah yang akan membela setiap muslim yang ada di dunia ini, menghukum pelaku kezaliman terhadap kaum muslim maupun kafir dzimmi ( non muslim yang setia dengan Negara Islam ), seperti yang dilakukan oleh Khalifah Al Mu’tasim Billah untuk membela seorang muslimah yang dizalimi oleh Pemerintah Romawi, Al Mu’tasim mengirimkan sekitar 300.000 pasukan untuk menggempur Negara Romawi, hingga Kaisar Romawi ketakutan dan segera meminta maaf. Lihat saja hanya untuk membela satu orang perempuan Muslimah yang Khalifah saja tidak kenal, Al Mu’tasim harus mengerahkan ratusan ribu tentara Islam.
Tentu saja ketika Khilafah berdiri nanti, kita akan membuat perhitungan dengan Negara-negara yang menzalimi umat Islam, termasuk Negara Kafir Cina yang telah membantai ribuan umat Islam, menzalimi mereka, dan menjajah mereka. Jika perlu kita invasi negeri kafir itu dan kita kuasai, tujuannya tentu bukan untuk balas dendam, tapi untuk membuka cahaya dakwah Islam ke sana.
Label:
Pemikiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Kami
Arsip
-
▼
2011
(123)
-
▼
Agustus
(10)
- MENYAMBUT HARI KEMENANGAN, TANPA KEMENANGAN
- LAILATUL QADAR, MALAM PENUH KEMULIAAN, MARI KITA R...
- WAHAI GENERASI KHAIRU UMMAH KALIAN BUKAN MESIN PER...
- WAHAI GENERASI MUDA UMAT TERBAIK, MARI KITA TERUSK...
- MARI MERAIH KEMERDEKAAN DENGAN SEMANGAT LA ILLAHA ...
- PENYAKIT RABUN JAUH DAN RABUN DEKAT KAUM MUSLIMIN
- MUSLIM CINA DILARANG PUASA OLEH PEMERINTAH TERORIS...
- CINTA RAMADHAN, HENTIKAN MENGUMBAR MAKSIAT DAN TEG...
- SUFI PUN BERPOLITIK DAN BERJIHAD
- MARHABAN YA RAMADHAN, SELAMAT DATANG BULAN PENUH B...
-
▼
Agustus
(10)
0 komentar:
Posting Komentar