Selasa, 16 Agustus 2011
MARI MERAIH KEMERDEKAAN DENGAN SEMANGAT LA ILLAHA ILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH
17 Agustus selalu diperingati dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, dimana negeri ini berhasil mengusir penjajah Belanda yang memang sudah bercokol selama 350 tahun. Kegembiraan, kemeriahan seolah diluapkan di hari ini, berbagai lomba dari mulai balap pinang dan panjat karung digelar, biasanya diikuti oleh anak-anak, remaja putra-putri, tua muda, ibu-ibu, serta bapak-bapak, bahkan kadang kakek dan nenek pun ikutan, kecuali panjat pinang yang diikuti oleh kakek-kakek, karena gak mungkin para remaja dan pemuda memanjat pinang, iya kan?.
Ketika Amerika Serikat, Eropa, Iran, Pakistan, India, Cina dan Rusia berlomba memanjat luar angkasa, Indonesia masih berlomba panjat pinang
Kayaknya salah yah...?? ah gakpapa, diluar negeri lombanya sudah balap F1 sama Moto GP eh kita masih balap karung, di luar negeri orangnya sudah bisa memanjat sampai luar angkasa, eh kita masih aja manjat pinang. Bukan masalah balap karung versus Moto GP atau panjat pinang versus pesawat ulang alik, tapi mana kemajuan yang katanya dibangun setelah kemerdekaan ini?, katanya suruh berjuang mengisi kemerdekaan.
Sebelum negeri ini merdeka tanggal 17 Agustus 1945, berbagai gerakan kemerdekaan berjuang untuk mengusir penjajah dari negeri zamrud khatulistiwa ini. Kebanyakan aktivis gerakan kemerdekaan itu adalah organisasi massa Islam, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Syarikat Dagang Islam yang kemudian menjadi Syarikat Islam, Masyumi dan sebagainya.
Cita-cita mereka adalah mengusir pemerintahan kafir kerajaan Belanda dan menegakkan Syariat Islam. Kita tahu penjajah Belanda telah bercokol dan menjajah negeri ini, merampok kekayaan alamnya dan membodohkan rakyatnya dengan membangun mental-mental bangsa terjajah, serta mengkotak-kotakan umat Islam dengan fanatisme sempit organisasi dan kedaerahan.
Cita-cita umat Islam Indonesia untuk mengusir penjajah tak hanya dihalang-halangi oleh penjajah itu sendiri, tetapi oleh kaum munafik yang justru adalah bangsa sendiri yang notabene mengaku beragama Islam.
ilustrasi orang munafik yaitu bermuka dua
Kaum munafik yang sudah dibayar mahal oleh pemerintah penjajah selalu meniupkan fitnah-fitnah keji kepada mereka yang ingin memperjuangkan kemerdekaan dan menegakkan Syariat Islam, mereka mengumbar kata-kata keji seperti pengkhianat, pecundang dan orang-orang bodoh kepada kaum muslimin yang ingin mengusir penjajah.
Namun Allah berkehendak arah perpolitikan Indonesia menuju ke kemerdekaan, terutama setelah meletus perang dunia kedua yang menghancurkan perekonomian dunia terutama Eropa, Belanda pun terusir dari Indonesia oleh serangan Jepang, Proklamasi dikumandangkan. Orang-orang munafik pun semakin menampakkan sifat aslinya yaitu bermuka dua, kini mereka seolah mendukung kemerdekaan demi keuntungan mereka, hasilnya merekalah yang mengaku-ngaku paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia, salah satu organisasi mereka yang tak punya andil apapun terhadap perjuangan, diakui sebagai simbol kebangkitan nasional, sementara umat Islam yang ikhlas memperjuangkan kemerdekaan harus menerima kenyataan bahwa Syariat Islam yang mereka cita-citakan kandas di tengah jalan.
Namun bukan kaum muslimin sejati jika menyerah begitu saja, mereka tetap menginginkan syariat Islam tegak di bumi Allah ini, mereka adalah Kasman Singodimejo ( The Lion on the Table ), KH. Wachid Hasyim ( Putra KH. Hasyim Asyari pendiri NU ), Kartosoewiryo, Daud Beureuh, dan tokoh-tokoh Islam lainnya dari berbagai ormas Islam seperti Muhammadiyah, Syarikat Islam, Masyumi dan lainnya.
Perjuangan yang alot dan selalu kalah di panggung perpolitikan dengan kaum sekuler, menyebabkan beberapa tokoh umat Islam menjadi emosional, mereka akhirnya berjuang dengan kekerasan, diantaranya adalah Kartosoewiryo, dia memproklamasikan Negara Islam Indonesia, walaupun tetap sebagian besar umat Islam menempuh jalur damai dan politik untuk memperjuangkan Syariat Islam tegak.
Pada masa orde baru, perjuangan penegakkan Syariat Islam semakin dikebiri, tokoh-tokohnya banyak yang ditangkap, dan yang lain juga terdepak dari panggung politik. Politik penjajah tetap dijalankan yaitu menjadikan Islam hanya sebatas ibadah ritual semata sedangkan Islam dari segi politik, ekonomi, hukum ditentang dan difitnah dengan berbagai label seperti terorisme dan pemberontak.
Sekitar tahun 1980an, masuk organisasi politik dari luar negeri yaitu Hizbut Tahrir yang ikut meramaikan dan membawa angin baru bagi perjuangan Syariat Islam di Indonesia. Organisasi politik yang merupakan Partai Politik Internasional ini menginginkan tegakknya institusi Negara Khilafah sebagai pelaksana Syariat Islam, dengan merangkul semua kaum muslimin dari berbagai ormas, golongan dan suku serta bangsa untuk berjuang bersama.
Sudah 66 tahun Indonesia merdeka, pidato pak presiden terdengar nyaring bunyinya, kemiskinan sudah turun menjadi 10 % katanya, kurs dolar terhadap rupiah Rp. 8900an, tingkat inflasi 0,4 %, gaji PNS naik. Rakyatpun bersorak menyambut pidato penuh pencitraan itu, mereka memuji keberhasilan semu rezim yang berkuasa.
Realitanya, rakyat masih saja sengsara, pejabat masih banyak yang korupsi, negeri ini rusak oleh ulah petinggi negaranya saja, lihat saja Gayus Tambunan dan Nazaruddin, mereka hanya contoh kecil saja dari merakbalnya pejabat negeri ini yang disebabkan terutama oleh rusaknya sistem kapitalis sekuler.
Kasus-kasus penguasaan Sumber Daya Alam milik rakyat oleh Kapitalis juga tak lepas dari kong kalikong penjabat negeri ini yang bermental terjajah dengan para kapitalis, sehingga sumber daya alam yang seharusnya bisa dinikmati oleh rakyat malah masuk perut buncit para kapitalis, sedangkan rakyat kita busung lapar.
OC. Kaligis sang pengacara Nazaruddin berkata, kalau kasus Nazaruddin terungkap semua, maka NKRI bisa pecah, yah itu memang pernyataan sepihak dari seorang OC Kaligis yang belum terbukti secara ilmiah, namun jika kita logika, memang benar kebobrokan dan kerusakan negeri ini salah satu sebabnya adalah karena korupsi dimana-mana. Jika kasus si Nazaruddin saja jika terungkap bisa menyebabkan NKRI pecah, jika ditambah kasus Gayus, Century, dan sebagainya terungkap semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi, kira-kira bagaimana yah nasib NKRI, yang selalu digadang-gadang sebagai negara yang sudah final, dan harga mati ini ???, jangan salah lhoo kasus Gayus ( mafia hukum dan pajak ), Bank Century dan lainnya itu kasus besar lhoo, bahkan lebih besar dari kasus Nazaruddin.
Cita-cita kemerdekaan negeri ini yang direfleksikan dengan Pancasila belum tercapai hingga detik ini, rakyat masih sengsara, negeri ini masih saja didikte oleh kebijakan Kapitalis internasional yang jelas menyengsarakan rakyatnya.
Tak ada bosannya penulis mengatakan bahwa Islam itu luas cakupannya, yaitu juga menyangkut politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi semua umat Islam untuk melaksanakan Islam secara menyeluruh.
Untuk itulah tegakknya Syariat Islam dalam institusi Khilafah Islamiyah akan benar-benar membawa umat Islam ke arah kebangkitan yang hakiki dan benar-benar menjadi khairu ummah.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( QS. Al A’Raf ayat 96 )
Label:
Pemikiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Kami
Arsip
-
▼
2011
(123)
-
▼
Agustus
(10)
- MENYAMBUT HARI KEMENANGAN, TANPA KEMENANGAN
- LAILATUL QADAR, MALAM PENUH KEMULIAAN, MARI KITA R...
- WAHAI GENERASI KHAIRU UMMAH KALIAN BUKAN MESIN PER...
- WAHAI GENERASI MUDA UMAT TERBAIK, MARI KITA TERUSK...
- MARI MERAIH KEMERDEKAAN DENGAN SEMANGAT LA ILLAHA ...
- PENYAKIT RABUN JAUH DAN RABUN DEKAT KAUM MUSLIMIN
- MUSLIM CINA DILARANG PUASA OLEH PEMERINTAH TERORIS...
- CINTA RAMADHAN, HENTIKAN MENGUMBAR MAKSIAT DAN TEG...
- SUFI PUN BERPOLITIK DAN BERJIHAD
- MARHABAN YA RAMADHAN, SELAMAT DATANG BULAN PENUH B...
-
▼
Agustus
(10)
0 komentar:
Posting Komentar