Senin, 01 Agustus 2011

MARHABAN YA RAMADHAN, SELAMAT DATANG BULAN PENUH BERKAH


Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah telah datang, sebuah bulan dimana kaum muslimin diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

Di dalam bulan ini terdapat sebuah malam yang disebut lailatul qadr yang disebut malam seribu bulan, dimana Allah telah berfirman dalam surat al Qadr :
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. Al qadr ayat 3.
Banyak kemuliaan dalam malam ini dan banyak kaum muslimin yang berharap ingin mendapatkannya.

Namun di sini penulis tak akan membahas panjang lebar tentang malam lailatul qadr¸semua sudah tahu lah ya, semua sudah hafal, karena dari dulu ketika masih kecil sampai sekarang sudah besar, sudah sering dengar berbagai kemuliaan malam itu. Namun penulis ingin membahas tentang apa saja yang berkaitan dengan bulan Ramadhan terutama kewajiban kaum muslimin dalam menegakkan Syariat Islam.

JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU ???


Pada bulan Ramadhan, sering kita mendengar kata-kata Jihad melawan hawa nafsu, sebagai suatu jihad besar dan sangat penting, sedangkan jihad lainnya seperti perjuangan kaum muslim Palestina mengusir penjajah Zionis atau perjuangan kaum muslim Indonesia di masa lalu mengusir penjajah Belanda adalah jihad sepele atau jihad kecil ( Jihadil asghar ) yang bisa dikatakan tidak penting, yang penting adalah jihad melawan hawa nafsu yang merupakan jihad besar ( Jihadil Akbar ).

Tak Berdalil



Namun benarkah ada dalil tentang jihad melawan hawa nafsu???. Mereka yang mengatakan jihad melawan hawa nafsu sebenarnya telah menyelewengkan makna Jihad itu sendiri. Mereka biasanya mengatakan ada dalilnya yaitu :

“Kita telah melaksanakan jihad kecil dan akan menuju jihad besar, kemudian sahabat bertanya jihad besar itu apa??, jihad melawan hawa nafsu”, kemudian mereka dengan sembarangan mengatakan bahwa itu hadis riwayat Bukhari.

Setelah penulis bertanya kepada orang yang mempunyai kitab sahih Bukhari, ternyata tak ada hadis tersebut, lha???...gak mungkin kan imam Bukhari lupa tidak mencantumkan salah satu Hadis yang ia riwayatkan.



Kemudian penulis menemukan fakta yang mengatakan bahwa itu adalah hadis palsu karangan kaum pemalsu hadis, yang memang suka mengutak atik ajaran Islam dan memalsukan hadis.

Dalam Tasdidul Qaus, Ibnu Hajar Al Asqolani ( ulama besar Hadis ) menyebutkan bahwa itu bukan hadis, tetapi perkataan Ibrahim bin Ailah, dia tersangka pemalsu hadis, perkataanya memang sempat populer di kalangan kaum muslimin, dan hari ini demi kepentingan politik beberapa orang, perkataan Ibrahim bin Ailah itu digadang-gadang sebagai hadis dengan menyebutkan hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, tukang siomay perempatan depan juga namanya Imam Bukhari, jadi Bukhari yang mana nih??, yang jelas bukan imam Bukhari sang ulama dan perawi Hadis.

Salah satu ulama hadis dari Irak al Khatib al Baghdadi, mengatakan bahwa jika itu hadis maka sanadnya dhaif ( lemah ), karena itu diriwayatkan oleh Khalaf bin Muhammad bin Ismail bin Khiyam, menurut Al Khalili orang ini adalah pemalsu Hadis, dan sering mengatakan perkataan yang aneh dan dia sebut sebagai hadis ( Masyari ul asywaq, ibnu nuhas 1/ 31 ). Dan masih banyak sekali ulama hadis yang tidak mengakui hadis abal-abal di atas.

Secara Logika, Tak Logis



Jika ulama sekelas Ibnu Hajar Al Asqolani saja tak mengakui itu sebuah hadis atau hanya bualan orang gak jelas, maka tak selayaknya kita menggunakan itu sebagai pegangan. Jadi jika dalilnya saja palsu, maka dalam ajaran Islam tak ada Jihad Melawan Hawa Nafsu.

Imam Hassan Al Banna ( pendiri Ikhwanul Muslimun / Partai Keadilan Sejahtera, kalau di Indonesia ) mengatakan seandainya kalau itu merupakan Hadis sahih ( asli ) maka maknanya bukan Jihad memerangi hawa nafsu namun bersikap ikhlas kepada Allah Swt dalam berjihad, sehingga jihad melawan kaum kafir penjajah merupakan sebuah jihad besar yang sangat penting. Jadi Imam Hassan Al Banna juga tidak mengakui itu sebagai sebuah hadis.

Hassan al Bana

Lagian nafsu kok diperangi, nafsu kan sesuatu karunia oleh Allah Swt kepada manusia untuk dikendalikan oleh akal manusia, jika manusia mampu mengendalikannya maka ia akan menjadi khairu ummah, jika tidak bisa mengendalikan, yah jadi makanan ternak saja. Nafsu itu bagian tak terpisahkan dari tubuh manusia, layaknya kepala, jantung, usus, tangan, dan organ lainnya, masa mau diperangi, ya mati sendiri.

Kita lihat orang-orang yang mampu mengendalikan nafsunya dengan akal, sehingga mampu menciptakan hal-hal yang sangat istimewa, sebagai contoh Abbas Ibnu Firnas, dia ingin terbang ( nafsunya ngomong “saya ingin terbang” ), akhirnya dengan akalnya dia berhasil menciptakan alat terbang pertama kalinya. Dengan gabungan akal dan nafsu membuat manusia mempunyai peradaban di bumi, dan menjadi pemimpin dunia, membuat manusia bisa lebih agung dari malaikat.

BULAN PEMBUKTIAN KETAKWAAN SETIAP MUKMIN



“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, ( Al Baqarah ayat 183 ).

Hampir semua orang hafal surat Al Baqarah ayat 183, termasuk mereka yang tidak pernah membaca Al Quran pun saya yakin kenal seruan untuk melaksanakan ibadah shaum ( puasa ) Ramadhan itu.

Dalam ayat tersebut Allah berfirman “ Ya ayyuhaladzii naamanuu kutiba ‘alaikumus siyaam..., yang artinya Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa. Jadi dalam ayat ini disebutkan bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban untuk semua kaum muslimin yang sudah baligh dan mampu tanpa terkecuali.

Semua kaum muslimin yang sudah baligh ( cakap hukum ) dan secara fisik mampu, maka dia terkena kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan, kalau gak puasa ya dosa, terus di akhirat, tahu sendiri yah.

Jika kita merujuk pada kata-kata diwajibkan atas kalian semua, maka kita bisa melihat firman Allah Swt pada Al Baqarah, sebelum ayat kewajiban puasa itu, yaitu ayat 178

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian semua untuk qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih”. [ Al Baqarah ayat 178 ].



Qishash adalah sanksi Hukum Syariat Islam berupa hukuman setimpal bagi pelaku kriminal, yaitu dengan dihukum sesuai dengan apa yang ia lakukan, jika ia membunuh maka hukumannya mati. Semua orang yang membunuh tanpa hak yang benar atau tanpa terpaksa, maka baginya harus diqishash, dengan dihukum mati, kecuali keluarga korban pembunuhan memaafkannya, sehingga dia harus membayar diyat ( denda ) kepada keluarga korban. Ayat di atas jelas memberikan pengertian tentang hukum Syariat Islam yang harus ditegakkan.

Sebagai sebuah sanksi Hukum Syariat, maka qishash berhubungan erat dengan Syariat Islam, dan pelaksanaan Qishas di atas diwajibkan kepada seluruh kaum muslimin tanpa terkecuali kepada siapa saja yang melakukan pembunuhan, karena jelas dalam ayat itu juga terdapat kata ya ayyuhalladzii naamanu qutiba alaikumul Qishash..., yaitu diwajibkan atas kalian semua orang-orang yang beriman untuk melaksanakan Qishash... Sehingga kewajiban menegakkan Syariat Islam itu sama wajibnya dengan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan, kalau gak ditegakkan ya kita dosa, kalau dosa di akhirat, yah tahu sendiri lah yah.

KESIMPULAN



Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan, dimana kita mengendalikan nafsu kita selama seharian penuh ( dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari ), dan bulan pembuktian ketakwaan kaum muslimin.

Ketakwaan itu adalah melaksanakan kewajiban menjalankan Syariat Islam secara menyeluruh dengan menegakkan Syariat-Nya dalam institusi negara Khilafah. Kenapa harus khilafah, karena hanya dengan Khilafah kita bisa melaksanakan Syariat Islam. Tak mungkin sistem demokrasi, republik dan sebagainya bisa melaksanakan Syariat Islam, karena belum apa-apa sistem ini sudah menolak syariat Islam.




0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar