Senin, 21 November 2011
ANTARA OBAMA DAN SULTAN ABDUL HAMID II
Alhamdulillah, akhirnya punya kesempatan untuk posting lagi, setelah sekian lama tenggelam dalam kesibukan kerja dan bisnis, nyari duit gitu loh, walaupun penghasilan penulis juga belum seberapa, maklum dalam dunia yang dikuasai oleh sistem Kapitalisme, agak sulit mencari uang yang benar-benar halal secara Islam, artinya tidak terlibat riba dan akad transaksi yang rusak secara Islam ( seperti leasing, kredit otomotif, Bank-bank yang katanya Syariah, dan lainnya ), lah kalau nyari duit yang ikutan kaya begituan yah beresiko di dunia dan akhirat, di dunia yah sama saja kita memberi makan tubuh kita sendiri dengan yang haram-haram, di akhirat tahu sendiri akan kemana, makanya penulis cari aman saja, cari rezeki yang Insya Allah benar-benar Halal, biar sedikit gak apa-apa. Yah sudah rezeki kan di Tangan Allah.
Obama, orang nomor satu di negeri Om Sam atau mungkin nomor satu di dunia, baru saja datang ke Indonesia, tepatnya ke Nusadua Bali, untuk mengunjungi Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, serta ASEAN plus 3 ( ditambah Cina, Korea dan Jepang ). Banyak pihak mensinyalir bahwa kedatangan si Obama ke Indonesia bukan untuk pulang kampung lagi atau makan bakso dan nasi goreng, tapi untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat di Indonesia, seperti Freeport dan perusahaan lain yang selama ini menjadi lintah penghisap darah kekayaan alam kita.
Tidak ketinggalan, sebelum kedatangan Obama, beberapa orang yang katanya, ini katanya loh, belum tentu bener, yang katanya Teroris ditangkap, walaupun ini teroris apa bukan tahu ah gelap yang penting si Obama seneng.
Sultan Abdul Hamid II, siapakah dia?, dia adalah Khalifah Utsmaniyah yang terakhir, yang mewarisi Negara Khilafah dalam keadaan sakit, perekonomian ambruk, serta semakin merosotnya pemikiran kaum muslimin. Serta Negara Khilafah yang dirongrong penjajah.
BARACK HUSEN OBAMA
Itulah nama lengkap dari Presiden Amerika Serikat sekarang ini, melalui perjalanan yang panjang, yang dimulai dari seorang preman eh anak Menteng, iya anak bukan preman loh yah. Kemudian dia berhijrah ke Amerika Serikat, berkarir politik dan akhirnya mampu meyakinkan lobi Yahudi sebagai kekuatan politik dan ekonomi Negara Adidaya Amerika Serikat, sehingga si anak Menteng ini akhirnya jadi Presiden Amerika Serikat. Ingat “anak Menteng” bukan “preman Menteng”, kalau sekarang jadi preman ya itu sekarang, dia bukan anak Menteng yang dulu lagi, yang manis, rendah hati, tidak sombong serta rajin menabung.
Obama mewarisi kebijakan Presiden sebelumnya yaitu George W Bush yaitu salah satunya invasi Amerika ke Afganistan, Irak serta perang melawan Terorisme, yang menyebabkan utang Amerika Serikat terhadap grup perusahaan Kapitalis terutama Dinasti Rockfeller serta kepada rakyatnya sendiri semakin membengkak. Utang Amerika adalah yang terbesar diantara utang negara-negara di dunia.
Perekonomian Amerika Serikat semakin lesu ketika terjadi krisis ekonomi di dalam negerinya tahun 2008, terutama karena bangkrutnya beberapa perusahaan raksasa di sana, yang ternyata juga bisa besar karena utang kepada Bank, jadi ketika bangkrut, gak ada yang bayar utangnya, kemudian Banknya juga ikutan bangkrut, yah sudah ekonomi pun amburadul. Pengangguran semakin bertambah, kriminalitas pun ikutan naik, nah itulah yang namanya sistem Kapitalisme, walaupun sudah diambang kebangkrutan, tapi tetap saja tidak memberi kesempatan kepada manusia untuk mencari uang Halal.
Namun para aktivis Kapitalisme yah termasuk Obama, tak mau tahu, mereka tetap menginginkan Kapitalisme dan Sekulerisme memimpin dunia, dan membendung gerakan Islam yang hendak mengganti sistem haram kapitalisme. Oleh karena itu, maka digulirkanlah perang melawan Terorisme, yang sebenarnya adalah perang melawan Islam.
KEDATANGAN OBAMA KE INDONESIA UNTUK MENOLONG PARA KAPITALIS YANG MULAI SEKARAT
Tak usah mengemis pada Amerika, perekonomian Amerika sudah ambruk, demikian kata sekjen Forum Umat Islam ( FUI ) Muhammad al Khatat. “Kedatangan Obama itu bukan untuk menguatkan ekonomi Indonesia, karena ekonominya sendiri sudah ambruk, kedatangannya justru untuk menolong dirinya sendiri dengan terus membodohi pemerintah Indonesia untuk terus menyerahkan kekayaan rakyat kepada Amerika, ini tentu penghianatan terhadap rakyat, dan rakyat tak boleh diam”, demikian kata Muhammad al Khatat seperti yang dikutip oleh wartawan voa-islam.com.
Koordinator MPS ( masyarakat pecinta syariah ) Ustad Nanang Prayudyanto juga menegaskan bahwa Amerika sudah kolaps US$ 3 Triliun untu perang Irak dan Afganistan, artinya mereka sudah bangkrut, tinggal tunggu ajalnya saja, mereka akan memeras kita dengan Freeport, yang juga sedang bermasalah. ( voa-islam.com ).
Kapitalisme Gagal Mensejahterakan Dunia
Kapitalisme gagal bukan karena para pengembannya yang tidak konsisten dalam menerapkan Kapitalisme, tetapi karena memang sistem buatan manusia ini mempunyai banyak kerusakan dan error di dalamnya.
Sistem Kapitalisme justru semakin memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, menyebabkan penjajahan baik fisik maupun ekonomi selama ratusan tahun, menyebabkan penderitaan banyak orang.
Kalau kita lihat tayangan “Orang Pinggiran” di salah satu stasiun Televisi, yah itulah salah satu gambaran nyata kegagalan Kapitalisme yang secara sistem telah memiskinkan manusia. Lalu apa yang kita harapkan dari sistem Kapitalisme ini?.
SULTAN ABDUL HAMID II
Beliau adalah Khalifah terakhir Utsmaniyah, dan pelindung terakhir kaum muslim Palestina dan kaum muslim dunia pada umumnya.
Sultan Abdul Hamid adalah sosok yang sederhana, walaupun ia tinggal di istana, namun bukan kemewahan yang ia dapat, melainkan sebuah amanah super berat yaitu membangkitkan Khilafah yang sedang sakit dan diambang keruntuhan.
Dirongrong Penjajah
Sejak abad 17, kaum muslimin mengalami kemunduran pemikiran, hal ini disebabkan karena ditutupnya pintu ijtihad oleh Khalifah pada masa Abbasiyah sekitar abad 13. Akibatnya pemikiran kaum muslim tak berkembang, tidak update terhadap perkembangan jaman. Sedangkan Eropa mulai bangkit, dan mentransfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Eropa, yang menyebabkan perkembangan iptek berpindah ke Eropa.
Kemunduran pemikiran kaum muslimin juga menyebabkan terhentinya Jihad sebagai jalan memerangi musuh-musuh Islam, yang pada akhirnya menyebabkan musuh-musuh Islam semakin kuat dan merorong dunia Islam, menjajah dan menguasai mereka.
Musuh Islam sebenarnya tak akan mampu mengalahkan umat Islam, walaupun umat Islam dalam keadaan lemah sekalipun, Belanda tak akan mampu menguasai kepulauan India Timur ( Indonesia ), tanpa politik adu dombanya.
Tahun 1841, terjadi keguncangan luar biasa di wilayah Libanon yang saat itu adalah Propinsi Utsmaniyah, yaitu meletusnya kerusuhan besar antara kaum non muslim yaitu kaum Druze yang dipersenjatai Inggris melawan kaum Kristen yang dipersenjatai Perancis. Perancis dan Inggris bekerjasama untuk memecah belah Khilafah dengan adu domba. Kerusuhan itu semakin melebar dan akhirnya menyebabkan kaum muslimin ikut terlibat dalam kerusuhan tersebut. Negara Khilafah pun sibuk meredam kerusuhan tersebut. Kerusuhan itu semakin memperlemah Khilafah. Khalifah terpaksa berhutang kepada negara lain untuk memperbaiki perekonomian yang hancur akibat kerusuhan demi kerusuhan dan lainnya.
Sultan Abdul Hamid (1876-1909 ) mewarisi hutang Khilafah yang menumpuk di akhir masa Khilafah, namun dengan kejeniusan dan kehebatannya, Beliau berhasil mengurangi hutang Khilafah sampai lebih dari 60 %. Bahkan beliau menolak keras tawaran kaum Yahudi yaitu Theodore Hertzl yang hendak membantu untuk membayar hutang luar negeri Khilafah dengan balasan melepaskan tanah Palestina untuk kaum Yahudi.
Akibat kebijakan perbaikan ekonomi dari Khalifah Abdul Hamid inilah justru menyebabkan kaum munafik yang dibayar penjajah melancarkan fitnah-fitnah keji kepada Khalifah, bahwa Sultan Abdul Hamid seorang koruptor, hidup bermewah-mewahan. Kaum munafik dan penjajah tidak senang jika Negara Khilafah bangkit kembali. Akhirnya pada malam hari 27 April 1909, beberapa antek penjajah yang sudah bercokol di pemerintahan datang ke Istana untuk mengusir Khalifah, mereka berhasil menggulingkan Khalifah Sultan Abdul Hamid dari pemerintahan. Dan 3 Maret 1924, negara pelindung kaum muslim diruntuhkan oleh Mustafa Kamal Pasha.
Obama dan Sultan Abdul Hamid memang berbeda, yang satunya pemimpin negara Teror Amerika Serikat, dan yang satunya pemimpin negara mulia Khilafah Islam. Namun keduanya mempunyai beberapa kesamaan, yaitu sama-sama mewarisi negara dalam keadaan terpuruk dan lesu.
Obama berusaha memperbaiki sistem Kapitalisme yang rusak dengan tetap konsisten dengan Kapitalisme itu, walaupun kerusakan Kapitalisme ada pada tubuh kapitalisme itu sendiri, jadi sekonsisten apapun kita dalam Kapitalisme, sistem ini akan tetap hancur.
Sedangkan Sultan Abdul Hamid II, berusaha memperbaiki Khilafah yang sedang terpuruk dan sakit dengan kembali kepada Islam yang kaffah, karena keterpurukan Khilafah dan umat Islam itu disebabkan oleh umat Islam yang meninggalkan syariatnya dan justru ingin menerapkan sistem Kapitalisme barat. Namun beliau gagal, bukan karena tidak mampu, tapi karena digulingkan oleh antek-antek penjajah, dan sekarang Khilafah sudah tidak ada, dan tidak ada lagi yang bisa menerapkan Islam secara kaffah, untuk itulah kita harus menegakkannya kembali sebagai kewajiban kita untuk melaksanakan Syariat-Nya secara kaffah.
Label:
Pemikiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar