Senin, 26 September 2011

BOM SOLO??, LEBARAN KAN SUDAH LEWAT, MASIH MAIN PETASAN AJA


Seorang anak yang dikenal bandel di lingkungannya terlihat sedang bermain petasan, dia menyalakan petasan siang hari bolong, ia berniat akan menghabiskan segala sumber daya petasan yang ia miliki hari itu juga, kegilaannya terhadap petasan memang melebihi batas, sampai pada akhirnya.

Duaaarrr!!!! Petasan cukup besar ia ledakan di depan sebuah gereja, seorang pendeta yang ada di dalam gereja itu kaget bukan kepalang. Pendeta yang sedang sedikit senewen karena tablet PC merk Samsung Galaxy Tab yang baru saja ia beli, dicopet orang di Bus, semakin senewen karena kaget, dan ingin membalas kelakuan bandel si anak yang rajin main petasan itu.

Selang beberapa lama, 3 orang wartawan datang disertai beberapa Polisi, wartawan-wartawan itu kelihatannya adalah wartawan yang sangat terobsesi dengan berita terorisme, wartawan ini akan sangat senang sekali jika mendengar ledakan, karena semakin banyak ledakan, semakin banyak yang hancur, semakin banyak yang menjadi korban ledakan, maka semakin banyak bonus yang ia dapat dari bosnya yang memang juga sama-sama gila ledakan. Kelihatannya bos wartawan dan si wartawan ini kena sakit edan nomor 76, yaitu terobsesi dengan ledakan.

Ketiga wartawan itu langsung mengekspos langsung kejadian ledakan petasan di depan gereja dengan berita terorisme. Dengan gaya sangat meyakinkan bagaikan seorang pedofil merayu anak kecil dengan es krim untuk dicabuli, salah satu wartawan yang menjadi reporter memberitakan bahwa ledakan yang terjadi di depan gereja itu adalah ulah teroris. Sebuah salib yang patah yang sebenarnya gara-gara dimakan rayap, mereka eskpos sebagai dampak kehancuran dari ledakan bom berdaya ledak sedang katanya. Berita tentang terorisme pun menjalar kemana-mana, banyak stasiun televisi, koran, website berita ikutan ramai-ramai memberitakannya.

Beberapa situs berita online yang tidak objektif, memberitakan bahwa sebelum si anak pelaku terorisme ini meledakan bom ( petasan ) di depan gereja, si anak telah membuka internet dan membuka website bernama www.spiritofbeyond.com, dan membaca artikel di sana yang katanya penuh dengan ajaran fundamentalis radikal. Kelihatannya situs berita yang sudah mulai ditinggalkan pengunjung ini sangat iri dengan situs Spirit of Beyond yang semakin banyak pengunjungnya saja.


Seorang lelaki, dengan dandanan necis, rapi dan kelihatan terpelajar muncul di sebuah stasiun televisi, dia dikatakan sebagai pengamat terorisme yang cukup pintar, rendah hati, tidak sombong serta rajin menabung.

Inilah yang kita takutkan, dampak Radikalisme sejak dini, tak hanya orang dewasa atau remaja saja yang terkena paham fundamentalis teroris Islam, bahkan sekarang menimpa dan mencuci otak anak-anak di bawah umur yang sebenarnya masih perlu bimbingan dari orang tua”. Kata sang pengamat teroris, dengan wajah dibuat sesinis mungkin, sehingga kelihatan seperti orang sedang menelan kulit durian.

Tak ketinggalan guru sekolah si anak bandel yang dituduh teroris itu diundang oleh pihak stasiun televisi. Penyiar televisi itu menanyakan kepada gurunya, tentang kelakuan si anak bandel itu di sekolah serta prestasinya.

Memang benar si A ( anak bandel itu ) nakal di sekolah, suka mengganggu temannya, dan prestasi belajarnya juga tergolong biasa saja, tapi saya tidak yakin si A terlibat komplotan Teroris”. Kata bu guru itu jujur.
Kira-kira berapa nilai-nilai yang diperoleh oleh si A di sekolah bu??”. Tanya penyiar TV kepada bu guru.
“ Yah dia dalam beberapa mata pelajaran seperti matematika, IPA, IPS, dan Sejarah, nilainya berkisar antara 7 dan 6, sedangkan PPKn dia malah dapat 5, karena jarang menggarap PR, tapi kalau pelajaran Pendidikan Agama Islam dia malah dapat 8 lho !!”. Bu guru menjelaskan.

Kemudian penyiar televisi itu mempersilahkan pengamat terorisme untuk menganalisisnya, sang pengamat terorisme segera angkat bicara.
Ya, inilah, indikasi dari masuknya paham Radikalisme sejak dini, kita lihat si anak tersebut dalam beberapa mata pelajaran hanya mendapat nilai biasa-biasa saja, tapi dalam pelajaran pendidikan agama Islam dia malah mempunyai prestasi yang cukup lumayan, yah inilah yang perlu diwaspadai, untuk itulah orang tua dan guru juga harus ikut mengontrol kegiatan dan aktivitas si anak, serta memperhatikan nilai-nilai pelajaran si anak, ingat jika ada murid yang mempunyai nilai Pendidikan Agama Islam kok bagus, maka pengawasan ekstra oleh orang tua dan guru harus segera dilakukan, agar si anak benar-benar terbebas dari paham radikalisme, dan juga tugas pemerintah untuk segera meniadakan pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah, karena selain menambah beban siswa juga dapat memicu Radikalisme dan Fundametalisme”. Kata sang pengamat terorisme sangat meyakinkan, seperti seorang penipu yang mengaku bisa menggandakan uang, sedang merayu seorang juragan kampung yang lugu.

Akhirnya kesimpulan akhir dari wawancara antara pengamat terorisme yang rajin menabung dosa itu dan bu guru, mengambil kesimpulan bahwa paham radikalisme sudah menjalar dan mencuci otak anak-anak, sehingga perlu adanya kewaspadaan orang tua dan guru tentunya. Si anak bandel yang tidak tahu apa-apa terancam hukuman 3 tahun penjara berdasarkan Pasal 34 ayat 19 butir 11 angka 5 poin a romawi V, Undang-undang Nomor 88 Tahun Gajah, Tentang Pemberantasan Terorisme. Kedua orang tuanya hanya menangis pasrah.

Yah kejadian konyol ini hanya terjadi di Negeri Endolence, sebuah negeri antah barantah tempat segala macam kekonyolan, keidiotan, kerusakan otak, serta keedanan berada, miriplah sama negeri ini.



TERORISME, BASI, MEMBOSANKAN, DAN FITNAH




Kelihatannya, musuh-musuh Islam tak pernah bosan untuk memfitnah Islam dengan isu terorisme, lihat saja pelaku terorisme semuanya digambarkan identik dengan Islam, beragama Islam, bertopeng, pintar azan, pintar baca al Quran dan sebagainya.

Sebelumnya kerusuhan Ambon juga terjadi, yang justru menjadi korban adalah umat Islam Ambon, ada sebuah desa muslim yang seluruh rumahnya hangus dibakar perusuh yang menurut banyak sekali sumber berasal dari kaum Nasrani. Namun itu diberitaka bukan ulah terorisme, padahal jelas-jelas itu juga bentuk Fundamentalisme Radikalis Kristen, bahkan pemberitaannya malah hanya seputar orang iseng yang suka membakar rumah. Selain itu pemberitaan juga malah diarahkan seolah-olah umat Islam di ambon justru senang jika rumahnya dibakar perusuh, serta merelakannya. Tak ketinggalan Presiden mengutuk aksi ledakan petasan di Solo, sedangkan pembakaran rumah kaum muslimin satu kampung di Ambon dibiarkan saja, malah dipuji kali yah. Sungguh Terlalu.

NIH ULAH TERORIS SEJATI!!!

Kemudian sebuah petasan meledak di sebuah Gereja di Kepunton Solo, padahal sehari sebelum kejadian itu terjadi juga ledakan bom di kawasan pemukiman muslim di Ambon, namun kelihatannya yang dieskpos adalah ledakan petasan kecil di depan gereja Solo. Hmm... lebaran sudah berlalu kok masih aja ada yang suka main petasan, diliput berita lagi, GAK PENTING BANGET SIH.



ISU TERORISME KOMODITI UANG, DEMI KEPENTINGAN KAPITALIS




Coba pikir, kenapa ada terorisme, kalau kita jujur kemiskinan dan kesenjangan sosial antara rakyat kecil dan para Kapitalis salah satu sebabnya, kenapa ada kemiskinan dan kesenjangan sosial, karena negeri ini benar-benar dijadikan Tempat Sampah raksasa ideologi Kapitalisme.

Indonesia, negeri yang diberi mimpi kesejahteraan oleh paham Kapitalisme dengan syarat kesediaannya untuk mengobral kekayaan alamnya untuk mereka, sehingga terbukalah lapangan bola eh kerja. Namun kenyataannya kesejahteraan itu hanyalah omong kosong belaka, kesejahteraan hanya milik orang-orang tertentu atau bisa dibilang mereka antek-antek Kapitalis.

Beberapa orang ingin merubah keadaan, terutama para pemudanya, mereka ingin agar negeri ini lebih baik, lebih maju dan sejahtera, namun ada juga sebagian pemuda yang ingin perubahan justru tersesat jalan yaitu justru dimanfaatkan oleh para Kapitalis untuk menyerang Islam dengan cara aksi bom bunuh diri atau aksi terorisme. dengan doktrin Jihad sesat ala Amerika dan Israel mereka seenaknya saja main bom dan tidak melihat tempat yang pantas dan tidak pantas.

Aksi mereka tak jauh beda dengan sang pendidik mereka yaitu Amerika dan Israel yang juga seenaknya sendiri main bom, bunuh dan menghancurkan apa saja, demi meraih cita-cita mereka yaitu merampok kekayaan alam dunia, demi perut mereka.

Mereka hanyalah korban doktrin Radikalisme Amerika Serikat yang sekarang mendikte Pemerintah kita untuk melakukan Deradikalisasi Islam di Indonesia. Jadi orang-orang yang melakukan Radikalisasi itulah yang menggulirkan program Deradikalisasi, siapa lagi, kalian semua tentunya tahu siapa.



SIKAP KITA




Tentu saja sebagai generasi muda muslim kita jangan percaya sedikitpun pada pemberitaan Terorisme di televisi yang memang kebanyakan tidak objektif dan asal ceplos aja. Jadi maaf saja ngomong sama kentut gak ada bedanya.

Sesungguhnya isu terorisme hanyalah sebatas isu saja, organisasi terorisme hanyalah organisasi fiktif saja, jadi segala kesamaan tempat, waktu dan nama-nama hanyalah kebetulan saja dan rekayasa.

Kepentingan dibalik isu Terorisme adalah ingin membendung kebangkitan Islam yang sebenarnya tidak mungkin bisa dibendung karena itu sudah merupakan Iradah ( Kehendak ) Allah Swt, lha coba bayangin siapa juga bisa melawan Allah Swt, mau melawan sana, kalau mau musnah konyol. Salah satunya adalah Undang-Undang Intelejen yang memang sarat dengan kepentingan asing, dan akan menjadikan rezim pemerintahan represif seperti orde baru.

Salah satu even menuju kebangkitan Islam

Kita tahu even-even kebangkitan Islam terus menggelora, ratusan ribu kaum muslimin menghadiri Konferensi Khilafah Internasional ( 2007 ), 5000 ulama menghadiri Musyawarah Ulama Nasional ( 2009 ), Konferensi Mahasiswa Islam Indonesia ( KMII) dihadiri puluhan ribu mahasiswa ideologis dari seluruh Indonesia ( 2009 ). Konferensi Rajab, diadakan di seluruh Indonesia dihadiri ratusan ribu kaum muslimin ( Juni 2011), dan terakhir adalah Liqo’ Syawal ulama Jawa Timur di Jember, yang dihadiri 10.000 ulama dan santri se Jember ( September 2011 ). Seluruh even-even besar kebangkitan Islam itu dihadang dengan ledakan petasan oleh musuh-musuh Islam, konyol sekali.




1 komentar:

Anonim mengatakan...

Lagu lama antek dajjal (ILLUMINATI, kuffar, dsb) buat mengalihkan isu, menutupi kebobrokan mereka, membuat pencitraan, meng-goal-kan RUU anti Islam, kamuflase proyek mafia, dsb.. dll..
yang ujung-ujungnya, umat Islam juga yang bodoh kena tipu jadi pengantin, ujung-ujungnya mujahidin jadi kambing hitam, ujung-ujungnya ulama penyeru Islam kaaffah yang jadi korban, capek ah...
Semoga Indonesia segera menjadi khilafah supaya umat Islam tidak digobloki & diadu domba terus. amiin.

"Begin the Revolution with Basmallah"

(Terserah mau revolusi yang bagaimana, entah pemerintah yang mau mawas diri lalu merubah sistem jadi Islam, atau revolusi rakyat yang sudah jenuh dengan sistem yang bobrok, atau revolusi bencana alam yang meluluh-lantakkan negeri kita ini hingga rata dengan tanah, tergantung ikhtiar kita juga)

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar