Senin, 03 Oktober 2011

SELAIN NABI DAN RASUL TAK ADA MANUSIA PILIHAN TUHAN, MANUSIALAH YANG MEMILIH JALAN HIDUPNYA.


Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. QS Al Balad ayat 10.
Waktu penulis SMP penulis dulu penulis punya teman satu kelas namanya cukup unik yaitu Taman, dia anak gunung paling puncak, atau kampung dia tinggal di daerah pegunungan yang paling jauh terpencil. Pertama kali masuk kelas 1 SMP, kan kenalan tuh sama Guru, dipanggil absen satu persatu, kalau teman-teman lain namanya umum kaya Adi Prasetyo, Muhammad Taufiq, Arif Susetyo, Susilo Bambang Yudoyono, dsb, nah giliran teman dari gunung itu dipanggil Taman, seketika seluruh kelas tertawa, yah namanya juga anak kecil.

Walaupun namanya unik bin aneh, tapi secara penampilan fisik Taman persis dengan namanya, yaitu cukup tampan, elok seperti Taman bunga, untung bukan Taman makam pahlawan gitu yah. Tubuhnya tinggi ramping, sedikit berotot, kulitnya putih, rambutnya hitam lurus, matanya agak sipit, yah mirip Kim Bum lah artis Korea itu, yah Kim Bum van Gunung mungkin. Selain itu Taman pintar sekali, terutama dalam pelajaran Matematika, Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris, karena duduk satu bangku dengan penulis, maka sering kalau ulangan Matematika penulis nyontek dikit-dikit ( yang ini jangan ditiru yah).

Buat yang pingin tahu, kurang lebih kaya ginilah wajah Taman si anak gunung itu

Dari rumah ke sekolah, Taman jalan kaki, naik turun gunung, dan memakan waktu sekitar 75 menitan, atau 1 jam 15 menit, jadi Taman harus berangkat jam 5.45, jika tidak ingin terlambat. Jalan yang dilaluinya adalah jalan tanah yang berbukit-bukit, kalau hujan licin dan becek, dan tak ada ojek yang mau ke sana, hanya motor offroad yang bisa mencapai kampung Taman. Taman begitu bersemangat sekolah, tak pernah dia membolos dengan alasan jauh kecuali memang sakit, dan prestasinya juga luar biasa, umumnya anak-anak dari wilayah tempat tinggal Taman itu memang pinter-pinter.

Selepas lulus SMP, Taman sekolah di sebuah SMK Negeri Favorit di Kota Kabupaten, sedangkan penulis bersekolah di SMA Negeri, jadi gak ketemu lagi. Pas terakhir ketemu teman-teman waktu SMP tahun 2007, mereka menceritakan kalau Taman kuliah di Jepang, dia mendapatkan Beasiswa di sana, dan sekarang dia tinggal di Jakarta, dan sukses. Jalan ke kampung Taman sekarang sudah diaspal, dan pas penulis lewat kampung itu di sana sudah ada Warnet, kabarnya pengaspalan jalan ke kampung dananya sebagian bantuan si Taman.

KENAPA MANUSIA BISA BERBAKAT DAN BERPRESTASI

Mungkin Taman, atau siapa saja yang berprestasi atau berbakat itu karena memang mereka memilih dirinya untuk hidup berprestasi yaitu dengan rajin belajar. Mereka bukan pintar, bukan berbakat karena dipilih oleh Allah untuk itu tapi karena pilihan-pilihan mereka sendiri.

Bakat ( Talent )

Talent bukan Talenan

Banyak orang percaya, bahwa bakat adalah keistimewaan yang langsung diberikan Tuhan kepada manusia terhadap kemampuan atau skill tertentu. Padahal itu pemahaman salah, memang benar bakat itu karunia Allah, tapi bukan diberikan secara langsung, atau dipilih. Memang si A bakatnya ini, si B bakatnya itu, tapi berdasarkan ketertarikan mereka terhadap suatu hal, dan kemudian orang itu memilih untuk menggeluti hal yang ia tertarik dan ia senang di sana. Mereka mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan di sana.

Bisa Karena Biasa, Semua Manusia itu Berbakat


Setiap orang punya selera sendiri-sendiri terhadap lingkungannya, begitu juga dengan ketertarikannya terhadap sesuatu.

Bisa karena biasa, jadi intinya semua manusia mempunyai potensi yang sama terhadap suatu hal. Misalnya kemampuan profesional bermain gitar, sebenarnya semua orang, dari orang Eropa, Asia, Afrika, Australia, pokoknya seluruh dunia mempunyai potensi yang sama untuk bisa bermain gitar secara profesional. Tapi kok kenyataanya, yang bisa main gitar secara profesional hanya orang-orang tertentu saja, seperti Joe Satriani, I Wayan Balawan, Dewa Bujana dan lainnya, atau pemain gitar profesional sejak anak-anak seperti Yuto Miyazawa dari Jepang, Sungha Jung dari Korea dan lainnya. Sementara kita mencet senar gitar aja gagapnya kaya Aziz Gagap.

saking profesionalnya sapu pun bisa jadi gitar

Yah karena mereka sejak awal memang sudah tertarik dengan benda yang bernama gitar, tak hanya sebatas tertarik saja, tetapi mereka menggelutinya dengan serius, latihan setiap hari berulang-ulang, membiasakan jari jemari mereka meloncat dari satu fret senar ke fret senar yang lain untuk ganti nada dan kunci dan punya kemauan. Karena kita memang sejak awal tidak membiasakan dengan hal-hal semacam itu yah kita tidak bisa seperti mereka. Mereka melakukannya setiap hari, sekian jam dalam sehari dan sejak usia dini, terus menerus, sampai tidak sholat, ya iyalah sebagian dari mereka kan bukan muslim. Orang ngaku Islam waktunya azan Magrib masih main gitar terus...sholat sana!!!!...belum mandi lagi. Orang Islam yang penting ibadahnya profesional, jadi selamat dunia akhirat..amin.

Menurut Felix Siauw, bakat adalah anak dari ayah yang bernama Latihan, dan Ibu yang bernama Pengulangan. Jadi manusia bisa / berbakat karena biasa, bukan karena tiba-tiba jeng jeng jeng langsung bisa secara ajaib. Intinya kita mau tidak untuk bisa.

Makanya ada orang yang baru menemukan bakatnya ketika dia dewasa, yah sebenarnya itu karena dia baru tertarik kepada sesuatu setelah dewasa. Atau ada juga orang yang sampai mati tak menemukan bakatnya sama sekali, yah karena orang ini tidak pernah mau mencoba suatu hal.

KEBANGKITAN BERAWAL DARI KEMAUAN DAN KEBIASAAN UNTUK BERPIKIR, BUKAN DARI HAL-HAL YANG SIFATNYA EMOSIONAL ( PERASAAN ).


Mungkin kita biasa main Facebook, Twitter, Game online, dan lainnya. Tapi sadarkah siapa yang menemukan dasar-dasar ilmu software ( perangkat lunak )?. Dia adalah ilmuwan muslim yang bernama Al Khawarizmi, yaitu penemu angka Nol ( 0 ). Tanpa angka nol tak ada komputer, HP, Blackberry, Ipad, Iphone, Android, Windows dan sebagainya, karena angka nol menjadi bahasa pemrograman yaitu binari, nol arus listrik putus, satu arus listrik nyambung. Sebelumnya hanya dikenal angka Romawi dan tidak ada angka nol.

Kenapa beliau bisa menemukan angka nol ( 0 ), karena beliau punya akidah yaitu Islam, dengan akidahnya beliau berpikir secara cemerlang.

Apa itu Akidah?


Akidah adalah cara berpikir secara global ( menyeluruh ) tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Siapa yang menciptakan alam semesta, manusia, kehidupan, untuk apa manusia diciptakan, dan hidup, akan kemana manusia setelah mati, dengan kemampuan menjawab ketiga hal di atas maka manusia sudah mampu berpikir cemerlang yang melahirkan Ideologi ( pengaturan menyeluruh tentang kehidupan ). Ada 3 akidah besar menjawabnya

Atheisme
Menurut atheisme, alam semesta ada secara kebetulan, kehidupan ada secara kebetulan, manusia juga ada karena kebetulan si monyet berevolusi menjadi manusia. Semuanya serba kebetulan. Sehingga Atheis bukan pembela kebenaran, tapi pembela kebetulan.

Atheis memandang manusia berasal dari materi hidup untuk materi, dan akan kembali ke materi, sehingga tak ada agama tak ada kewajiban beribadah. Dengan akidah ini lahirlah Ideologi Sosialisme, dan Uni Soviet bangkit bersama negara-negara Sosialis lainnya, dan membaut manusia pertama bisa ke luar angkasa.

Sekulerisme
Menurut sekulerisme, alam semesta, kehidupan dan manusia diciptakan oleh Tuhan, namun Tuhan tidak berhak mengatur kehidupan manusia di dunia. Ibadah manusia hanya ketika manusia butuh saja, dan sifatnya Cuma ritual semata. Dengan akidah ini muncul Ideologi Kapitalisme dan pemikiran Demokrasi. Eropa, Amerika, Jepang, Korea bangkit dengan akidah ini. Sehingga terciptalah inovasi teknologi yang ada sekarang ini.

Islam
Islam menjawab, bahwa Allah yang menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan. Manusia hidup untuk beribadah kepada-Nya, dan mati akan kembali kepada-Nya. Allah membimbing akal manusia dengan wahyu lewat Al Quran dan Sunnah, dengannya manusia bisa beribadah secara menyeluruh yaitu ibadah ritual atau mahdah ( sholat, puasa, haji ) dan ibadah non ritual atau ghairu mahdah yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan lainnya.

Akidah ini melahirkan ideologi Islam, dan membangkitkan umat Islam selama lebih dari 12 abad, saat itu terciptalah dasar-dasar teknologi dan penemuan-penemuan sains yang menjadi dasar orang-orang barat untuk menciptakan berbagai macam teknologi saat ini. Peradaban Islam merupakan penyumbang terbesar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi dunia, selama berabad-abad.

KESIMPULANNYA, KITA BERBAKAT UNTUK BANGKIT

Mari kita bangkit dengan Islam

Kebangkitan itu berasal dari kemuan kita berpikir secara global, dan terus mengasah pemikiran kita dengan kebiasaan dan latihan, sehingga terbentuklah bakat berpikir yang mustanir ( menyeluruh ). Kebangkitan tidak berasal dari slogan-slogan yang sifatnya emosional seperti harga mati, final dan sebagainya, karena slogan-slogan itu sifatnya bukan berasal dari pemikiran tapi dari perasaan saja, makanya slogan itu timbul pas ada lomba panjat pinang, balap kerupuk, makan karung dan lainnya, iya emang harga pohon pinangnya gak boleh ditawar jadi harga mati gitu.

Kita adalah umat Islam, sudah saatnya kita bangkit, maju dan jaya dengan akidah Islam, karena hanya dengan akidah Islam, kebangkitan yang akan membawa berkah dan rahmat. Akidah ini sudah terbukti mampu membangkitkan manusia selama lebih dari 12 abad lamanya. Kebangkitan itu berawal dari kemauan kita untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah dalam bingkai Negara Khilafah Islam yang sesuai dengan prinsip Rasulullah Saw. Mau apa tidak kita bangkit, itu pilihannya, mau pilih yang mana??.




4 komentar:

Rofi' Maryam mengatakan...

izin copas

Redaksi mengatakan...

Silahkan, tapi cerita pada awal paragraf tolong di ubah karena Taman itu teman saya bukan teman anda. Ubah dengan kata-kata seorang teman punya teman waktu SMP bernama Taman

latitu chan mengatakan...

ane juga ijin copas

tapi ane ndak merubah awal ceritannya, ndak opo yo

syukron

Redaksi mengatakan...

Silahkan !!!

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar