Senin, 10 Oktober 2011
YANG MAHA BENAR ITU ALLAH SWT, BUKAN TELEVISI !!!
Maha benar televisi atas segala firmannya.... kira-kira apa komentar sobat muda kalau mendengar ada orang mengucapkan kalimat demikian???, pasti sobat muda akan bilang, sesat, kafir, murtad dan sebagainya.
Mujair ( bukan nama sebenarnya ) sejak tadi telah duduk tenang di depan sebuah kotak yang bercahaya, serta menampilkan banyak gambar bergerak, bukan laptop tapi televisi. Televisi itu sedang menampilkan drama Korea, berjudul Full House atau dalam tulisan Korea akan terbaca Pul Hause, dan Mujair yang orang Sunda juga menyebutnya Pul Haus, ternyata orang Sunda dengan orang Korea satu keturunan yah, yaitu keturunan Nabi Adam.
Setelah puas melihat pul haus, Mujair mengganti saluran televisi, dia pun menemukan sebuah saluran yang menayangkan kedatangan Hyun Bin ke tanah air saat HUT TNI kemarin, kemudian acara dialihkan sebentar karena adanya berita penangkapan Teroris yang terlibat kasus Bom Cirebon, dan juga bom di depan Gereja Kepunton Solo. Berita itu disertai dengan uraian lengkap bahwa kelompok Jihad kemungkinan besar akan melancarkan aksi Terorisme kembali yaitu ngebom demi tegakknya Syariat Islam. Setelah berita singkat selesai, acara kedatangan Hyun Bin diteruskan, kali ini ditayangkan aksi ciuman Syahrini dengan aktor Korea itu, yang disertai teriakan histeris remaja-remaja cewek fans berat Hyun Bin yang iri melihat Syahrini disosor artis Korea itu.
Setelah itu Mujair mematikan televisi dan keluar rumah sambil berangan-angan, hmm.. kalau saya jadi artis kaya Hyun Bin, bisa terkenal, kaya raya, diciumin cewek cantik, dipuja-puja penggemar, dan sebagainya. Kemudian Mujair berpikir, hmm... Teroris mengatasnamakan Islam untuk Jihad dengan ngebom, padahal Islam agama damai, tidak mengajarkan kekerasan, kalau kau ditampar pipi kirimu berikan pipi kananmu, kalau kau dirampas HPmu berikan juga laptopmu, kalau kau diperkosa sekali, beri kesempatan agar kau diperkosa dua kali..*%$@@##*&&^+*/~ wahh kacau nih pikiran si Mujair.
Karena pusing, akhirnya Mujair pergi ke salon untuk merebonding rambutnya yang keriting dan dipotong gaya Korean Style, atau Mujair menyebutnya korean setail. Tapi satu hal yang ada di benak si Mujair, bahwa apa yang ia lihat di Televisi, adalah benar, segala gaya di televisi mencerminkan modernisasi dan trendi dan wajib diikuti, serta semua berita di televisi adalah benar seratus persen... maha benar televisi atas segala firmannya &%$#@@###**&^%, sekali lagi pikiran Mujair kacau.
TELEVISI
Sejak awal ditemukan oleh John Logie Baird asal Skotlandia, televisi telah menjadi sarana komunikasi dan informasi satu arah yang praktis murah dan segala lapisan masyarakat dapat menikmatinya. Televisi adalah sebuah perangkat elektronik yang dikembangkan dari Radio yang ditemukan sebelumnya, sehingga tak hanya suara saja yang dapat dinikmati tetapi juga gambar.
Segala informasi, berita, sinetron, film, acara-acara dan lainnya berseliweran di televisi sehari penuh bahkan 24 jam. Informasinya pun murah dan siapa saja dapat menikmatinya. Walaupun media informasi lain yang lebih canggih seperti internet berkembang pesat, namun televisi tetap eksis dan tak terganggu gugat, bahkan sekarang televisi telah digabungkan dengan internet yang disebut internet television atau televisi internet.
PENYESATAN INFORMASI
Dengan sedemikian populernya televisi dikalangan masyarakat kita, kadang televisi dijadikan alat kampanye, membentuk opini publik, bahkan penyesatan informasi. Beberapa penyesatan informasi dari televisi misalnya :
Penyesatan Gaya Hidup
Siapa sih yang tidak kenal dengan Super Junior, boyband Korea, siapa sih yang tidak kenal Hyun Bin, Kim Bum, Lee Min Hoo dan artis-artsi Korea lainnya, yang sekarang lagi ngetop, atau siapa sih yang gak kenal dengan drama-drama Korea, seperti Boys Before Flower, Full House, Queen Seon Deok, dan lainnya, hampir semua remaja pasti kenal, kecuali kalau yang gak suka nonton gituan. Gara-gara itu maka Korea menjadi terkenal, bahkan bahasa Korea pun laris manis, seperti teman penulis yang mengajar les bahasa Korea pun ikutan laris manis karena banyak yang ingin ikutan.
Namun sejak dulu, sejak pertama penulis kenal televisi, jauh sebelum drama-drama dan budaya pop Korea terkenal, televisi telah menjadi semacam pemicu gaya hidup, kita lihat artis-artis yang disyuting auratnya di buka lebar-lebar, kemudian cinta-cintaan, dan pacaran dan sekarang budaya pop Korea ikut-ikutan nimbrung mengombang ambingkan karakter remaja muslim kita yang memang sangat lemah karakternya.
Artis-artis instan pun ikutan nimbrung di tivi dengan gaya Korea, dengan berjingkrak-jingkrak ala Korea, dengan bernyanyi ala Korea, padahal mungkin dirinya berasal dari kota kecil kampung di Jawa Tengah yaitu Kroya.
Salah satu dari banyak artis papan atas Korea yang bunuh diri
Para remajanya pun ikutan demam Korea, mengidolakan artis Korea, memuja mereka, bahkan ingin seperti mereka, dari Jakarta hingga Kroya semua demam Korea. Padahal gaya hidup artis Korea tak bisa diteladani begitu saja, mungkin sifat dasar orang Korea yang disiplin dan pekerja keras dapat diteladani, namun sebagian dari mereka kan buta agama, atau tidak beragama sama sekali dan sekuler, dan gaya hidup yang mereka kampanyekan jauh dari gaya hidup Islam. Sudah banyak artis Korea yang bunuh diri, karena mereka stres dengan pekerjaannya, dan tidak punya standar moral yang jelas ( agama yang benar) untuk pegangan hidup.
Televisi telah banyak berperan dalam penyesatan gaya hidup ala hedonisme, ala barat yang dikemas sedemikian rupa sehingga seolah itu adalah hal yang patut diikuti, wajib ditiru agar diterima di pergaulan agar trendi dan tidak kampungan.
Penyesatan Persepsi Dan Mengkampanyekan Islamophobia
Memang tak semua stasiun televisi itu sifatnya subyektif atau tidak adil dalam pemberitaan, atau hanya demi memenuhi satu kepentingan pihak-pihak tertentu saja terutama kepentingan politik busuk.
Kita lihat jika ada pemberitaan Terorisme, pasti langsung ditujukkan pada Islam, semua teroris adalah orang Islam, non muslim tidak ada yang teroris. Terorisme berakar dari ajaran Jihad dalam Islam, untuk itulah maka Jihad harus dihilangkan dari Islam, ayat-ayat Al Quran yang mengajarkan Jihad harus ditafsir ulang, walaupun tafsirannya menyimpang dari bunyi dan maksud ayat itu, ayatnya ke selatan tafsirannya ke utara, itulah yang disebut Radikalisasi, dan hanya untuk Islam yang ada Radikalisasi, hanya Islam saja yang pantas di Radikalisasi, agama lain sudah benar walaupun tuhannya banyak, tuhannya beranak, tuhannya berhala, mereka sudah benar, sedangkan Islam itu salah, jadi harus diradikalisasi biar benar.
Padahal kalau kita runut peristiwa Terorisme itu adalah rekayasa Intelejen hitam ( intelejen asing atau intelejen Indonesia yang tidak memihak rakyat Indonesia tapi memihak asing ), mereka menyusup ke jamaah-jamaah pengajian tertentu yang dijadikan sasaran, lalu memanas manasi mereka dengan ajaran Jihad palsu ala mereka, yaitu ngebom sana sini demi tegakknya Syariat Islam, padahal tidak ada hubungannya Syariat Islam dengan bom, gak ada bom meledak terus Syariat Islam tegak. Jadi yang perlu diradikalisasi yah mereka para intelejen Hitam dan mereka-mereka yang terkait dengan itu.
Bom-bom meledak juga sering terjadi ketika ada kasus-kasus besar menimpa pejabat, seperti bom Solo kemarin, jelas sebelumnya ada beberapa kasus besar seperti Korupsi wisma atlet yang melibatkan pejabat kementerian olahraga dan lainnya.
KESIMPULAN
Televisi memang pusat informasi murah, dan menjangkau seluruh kalangan masyarakat, selain itu juga praktis dan mudah diakses, serta menyajikan gambaran visual yang jelas tak hanya suara.
Namun sayang banyak orang yang tidak mampu menyaring semua informasi yang ada di televisi, mereka menelan mentah-mentah segala informasi, gaya hidup bahkan iklan yang ada di televisi. Televisi seolah menjadi dasar suatu pijakan akan kebenaran. Bagi orang-orang ini televisi itu maha benar, secara tidak sengaja mereka mengingkari bahwa hanya Allah Yang Maha Benar.
Kita tentu saja tidak mengharamkan televisi, bagaimanapun dia benda yang tidak bersalah, hanya saja kita harus mengubah persepsi ( pola pikir )masyarakat akan televisi, yaitu tidak semua informasi yang datang dari televisi itu benar.
Selain itu kita juga harus segera merubah sistem informasi semua media massa yang ada di tengah-tengah kaum muslimin, agar media massa itu memihak Islam dan Islami, semua hiburan yang ada Islami, dan semua informasi yang ada pun objektif dan benar.
Namun karena memang sistem sekuler Kapitalisme yang menyebabkan semua hal tidak Islami, semua hal sekuler, termasuk televisi, sehingga sistem inilah harus kita buang lalu kita dirikan kembali syariat Islam untuk membangun sistem Islam.
Label:
Pemikiran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ya.. secara tak sadar banyak manusia atau lebih Muslim zaman sekarang yg membenarkan apa yang ada di televisi, padahal jika mau membuka mata dengan lebih seksama, sebenarnya banyak sekali tayangan televisi yang begitu menyesatkan
Posting Komentar