Jumat, 28 Oktober 2011

SUMPAH, SAYA INI PEMUDA...!!!


Alhamdulillah penulis sudah kembali, Yah sudah lamaaa sekali yah penulis gak hadir menemani teman-teman dan sobat-sobat muda, serta rekan-rekan yang berjiwa muda, atau bapak-bapak dan ibu-ibu yang merasa dirinya masih berjiwa muda atau bapak-bapak dan ibu-ibu yang merasa dirinya masih remaja ( yang terakhir sungguh terlalu ).

Karena pengetatan manajemen bisnis milik penulis yang masih kecil-kecilan agar tidak kolaps, sehingga terpaksa internet ngalah dulu untuk beberapa waktu, yah maklum bisnis masih skala kecil masih perlu pendisiplinan keuangan dan sebagainya, insya Allah kalau rejeki sukses sudah dikaruniakan kepada penulis, maka posting blog ini tak akan telat. Jadi bukan gara-gara Undang-Undang Intelejen, blog ini gak update. Silahkan blog ini diinteli, kurang kerjaan banget tuh intel, mending tuh perangi ( kontra intelejen ) 50.000 intel asing di Indonesia, yang jelas-jelas mengobok-obok negeri ini.

Tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda, dimana katanya menurut sejarah di buku-buku sekolah, berbagai perkumpulan pemuda dari berbagai daerah mengadakan pertemuan yang pada akhirnya memutuskan sebuah sumpah tentang persatuan dan mencita-citakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Diharapkan, ketika bangsa Indonesia merdeka, kita bisa meraih kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan. Bangsa Indonesia juga diharapkan mampu menyumbang peradaban bagi dunia, dimana selama lebih dari 200 tahun peradaban dunia dikangkangi oleh peradaban rusak barat.

SAMPAH PEMUDA


Namun faktanya bicara sebaliknya, negeri ini tak kunjung bangkit juga, tak kunjung makmur juga, tak kunjung maju juga. Pemudanya yang diharapkan menjadi generasi penerus perjuangan, generasi pembangun, dan generasi penyumbang peradaban, justru banyak yang menjadi sampah peradaban. Kalau begitu bukan sumpah pemuda dong.

Pernah saya mendengar perkataan dari seorang wartawan senior yang prihatin melihat tingkah polah mahasiswa jaman sekarang. Sangat berbeda sekali atau bahasa kerennya, sangat kontras sekali dengan perilaku mahasiswa jaman dahulu ketika dia masih kuliah yaitu tahun 1990an, yang saat itu mahasiswanya suka berdiskusi, menghidupkan kampus dengan kehidupan intelektualitas khas mahasiswa, hidup biasa walaupun orang tuanya kaya raya, membela rakyat kecil yang dizalimi, dan sebagainya. Berbeda dengan mahasiswa jaman sekarang yang suka nongkrong di kafe-kafe, diskotik-diskotik, bermewah-mewahan berlebihan, hura-hura ( hedonisme ), malas berdiskusi, cuek terhadap kehidupan di sekitarnya, yang penting punya pacar, gadget terbaru, kalau bisa sepeda motor keren dan sebagainya. Intelektualitas kampus justru dirusak oleh para mahasiswa itu sendiri. Jadilah mereka Sampah Pemuda.

SIKAP MODERAT


Moderat, sebuah kata yang digambarkan begitu indah, damai, baik, asri, cantik dan menawan, dan selalu dibenturkan ( diantonimkan ) dengan kata radikal, yang digambarkan kaku, buruk, jelek, penuh dendam, perang, teror dan kemarahan. Benarkah demikian??

Moderat berarti jalan tengah, tidak ekstrim kanan atau kiri, alias setengah-setengah. Moderat bukanlah suatu keindahan, dan tidak membawa hal-hal yang indah sama sekali, moderat lebih kepada hal yang sifatnya setengah-setengah, misalnya sekolah moderat, ya sekolah yang setengah-setengah, masuk jam 7, jam setengah 8 baru masuk kelas, nanti jam 10 bolos, PR gak pernah dikerjakan, belajarnya juga setengah-setengah, nilainya ya hancur-hancuran. Kecerdasan siswanya pun setengah-setengah.

inilah hasil pembangunan dengan cara moderat

Dalam pembangunan, juga moderat, mengaspal jalan ya pakai cara moderat, alias setengah-setengah, aspalnya setengah-setengah, akibatnya dua tahun kemudian aspalnya sudah hilang atau rusak, berlubang di sana sini. Pembangunan gedung juga setengah-setengah, akibatnya baru ada gempa sedikit aja ambruk. Dan pembangunan moderat lainnya.

Masyarakat moderat, ya masyarakat yang setengah-setengah, akhlaknya setengah-setengah, moralnya setengah-setengah, kecerdasannya juga setengah-setengah, orangnya semuanya setengah-setengah, gak bisa dibedakan antara yang waras dengan yang sakit ingatan.

Begitu juga dengan negara moderat, ya negara setengah-setengah, tak akan pernah maju, karena hanya jalan ditempat, dan lama-lama mundur karena kehabisan bahan bakar. Segala apa yang ada di dalam negara ya setengah-setengah, semuanya setengah-setengah. Bukan negara agama dan bukan negara sekuler, artinya negara yang bukan-bukan. Cita-citanya cuma sampai final, dan tidak pernah juara, negara yang sudah final katanya, nyatanya sudah kalah sebelum bertanding dalam babak penyisihan perlombaan kemajuan peradaban.

Islam Moderat, ya Islam yang setengah-setengah, kadang-kadang gak sholat, bulan puasa ya ngaku puasa kalau banyak orang, tapi kalau sepi pada makan. Selain itu Islam juga dipahami setengah-setengah saja, artinya tidak menyeluruh dalam pelaksanaan Syariatnya.

TAK ADA KEBANGKITAN DARI HAL-HAL YANG MODERAT


Tak ada kemajuan, kebangkitan dan kejayaan dari berbagai macam peradaban dunia yang dicapai dengan sikap moderat, karena sifatnya yang setengah-setengah dan tidak maksimal. Sekarang bayangkan, sebuah usaha yang setengah-setengah, kira-kira berhasil tidak usaha itu??. Jawabnya tidak, alias Cuma khayalan saja yang bisa dicapai dengan sikap setengah-setengah, tapi reailta ( kenyataan ) tak akan tercapai dengan hal-hal moderat ( setengah-setengah ).

Eropa bangkit bukan dengan jalan moderat, tapi lewat jalan reformasi radikal masyarakatnya selama bertahun-tahun. Pada awalnya, masyarakat Eropa terkungkung dalam kegelapan dogma gereja yang mengharamkan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, mereka menganggap sains adalah sihir yang terlarang. Namun dengan adanya renaisans, masyarakat Eropa dirubah secara radikal, dari yang tadinya taat kepada dogma-dogma gereja, kemudian menjadi masyarakat sekuler yang memisahkan antara urusan gereja dengan urusan masyarakat. Dengan perubahan radikal dari masyarakat gerejawi ke masyarakat sekuler inilah Eropa bangkit, dan maju.

Jazirah Arab akan tetap jahiliyyah jika tidak ada perubahan radikal masyarakatnya yang dilakukan oleh Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Masyarakat Arab yang menyembah berhala, percaya tahayul, dan terbelakang, diubah secara radikal menjadi masyarakat Islami, dan akhirnya dengan Islam, Arab bangkit dari masyarakat Jahiliyyah menjadi masyarakat yang mampu memimpin dunia. Perjuangan Nabi Muhammad bukanlah perjuangan moderat atau perjuangan setengah-setengah, Beliau berjuangan secara sungguh-sungguh dalam membangkitkan umatnya, yaitu umat Islam.

JIKA KALIAN MENGAKU PEMUDA, BERSIKAP TEGASLAH, TEGAKKAN SYARIAH DAN KHILAFAH, SOLUSI ISLAM UNTUK NEGERI INI


Jika saya tanya kepada sobat muda, kepada remaja-remaja, yang baca blog ini, apakah kalian benar-benar seorang pemuda??, saya yakin kalian akan menjawab ya, atau sumpah saya ini pemuda, demi Allah.

Jika kalian mengaku pemuda, maka kalian harus menyumbangkan kebangkitan dan kemajuan umat tercinta ini. Karena pemuda adalah agen perubahan, agen kemajuan, agen peradaban, serta komponen utama sebuah peradaban. Dengan cara apa???

Islamic Intelectual Leadhership



Kepemimpinan Berpikir ( intelektual ) Islam. Yaitu menjadikan Akidah Islam sebagai kaidah dalam berpikir, memecahkan masalah umat dan membangun kehidupan umat. Islam sebagai Ideologi karena telah menjawab pertanyaan dari mana manusia, untuk apa manusia hidup dan akan kemana setelah mati, telah mampu memberikan kebangkitan terbesar kepada manusia.

Islam harus ditegakkan secara kaffah bukan setengah-setengah atau moderat, karena tidak ada tempat moderat di akhirat, tak ada tempat yang bukan surga dan bukan neraka, di akhirat ya adanya surga dan neraka doang. Segala hal yang ada dalam Islam harus ditegakkan baik dalam hal ibadah mahdah ( sholat, puasa, haji ) maupun ibadah dalam bidang ekonomi, negara, politik, hukum dan sebagainya. Yaitu dalam institusi negara Khilafah sesuai dengan prinsip kenabian.

Kehebatan kepemimpinan berpikir dalam Islam telah terkenal dalam sejarah, kita bisa lihat tokoh-tokoh seperti imam Bukhari dari Armenia, At Tirmidzi dari Persia, Al Qurtubi dan Ibnu Firnas ala andalusi dari Spanyol, jelas mereka bukan orang Arab, tapi mereka mampu memberi sumbangan kepada peradaban dunia, karena adanya Islam yang diterapkan secara kaffah. Ketika Islam berhasil menguasai sebuah negeri sehingga negeri itu berlaku Syariat Islam secara kaffah, maka para generasi mudanya pun bangkit dan menyumbangkan banyak kemajuan bagi peradaban. Sejarah membuktikan...coy




0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar