Kamis, 15 Desember 2011

WAHAI KAWULA MUDA MARI BERINVESTASI UNTUK MASA DEPAN


Menarik memang menulis tentang masa muda, karena memang masa muda itu penuh dengan keindahan. Sebuah masa yang selalu terkenang dimasa mendatang, sebuah masa yang bagi kita-kita yang sudah tua tak akan pernah terulang kembali.

Masa muda selalu identik dengan hura-hura, mungkin itu yang terjadi pada sebagian besar teman-teman kita. Mereka terjerumus dalam dunia hura-hura, hedonisme dan pergaulan bebas. Selain itu anak muda dan remaja saat ini juga sudah lupa akan jatidirinya sebagai seorang muslim.

FENOMENA PARA REMAJA YANG MERESAHKAN UMAT


Mungkin jika penulis tanya kepada sobat pembaca yang takwa, cerdas dan terampil ( kaya tulisan di SD ), maksudnya sobat yang budiman, tentang fenomena yang terjadi di kalangan pemuda dan remaja atau teman-teman kalian yang meresahkan umat.

Mungkin sobat akan menjawab, seks bebas, narkoba, dan sebagainya. Namun bagi penulis itu jawaban yang kurang tepat, karena hal-hal di atas adalah akibat saja dari sebuah sebab. Sebab utamanya jelas, karena kita tidak diatur oleh aturan dari Sang Pencipta, yaitu Syariat Islam yang agung.

Ingin Disembah
Sebab lainnya ya merebaknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita sebagai seorang muslim. Lihat saja di televisi, remaja dan kawula muda berlomba-lomba untuk dipuja-puja, untuk dielu-elukan, diidolakan, bahkan ingin disembah layaknya tuhan. Berbagai klub idola, boyband, girlband bertebaran bagaikan bunga bangkai di musim hujan.

Penulis tak habis pikir, kok boyband, girlband atau artis-artis itu sukanya Cuma ingin dipuja-puja saja, bahkan ingin disembah layaknya tuhan. Apakah mereka layak untuk selalu dipuja-puja, bukankah mereka manusia, sama seperti kita, sama seperti anak jalanan di perempatan, sama seperti orang gila baik di jalanan maupun di rumah sakit jiwa, sama-sama manusia, si artis itu juga bisa tiba-tiba jatuh kismin lalu jadi gelandangan, bisa tiba-tiba terserang kesehatan jiwanya kemudian masuk rumah sakit jiwa, itu semua bisa terjadi kalau Allah berkehendak.

Ingin dipuji jelas boleh-boleh saja, tapi jangan berlebihan, sampai buka-buka aurat, pakai baju seksi, dan sebagainya. Kalau ada istilah eksploitasi terhadap wanita, yah memang itulah yang terjadi di dunia hiburan. Itu justru fenomena yang sangat meresahkan.

Jadi jaman sekarang mau cari istri harus pinter milih kriteria, mana yang cocoknya hanya untuk dieksploitasi kaum hidung belang mata duitan ( kaya cewek-cewek sok ngartis, gak punya iman di TV-TV yang pakaiannya seksi-seksi alias buka aurat), mana yang cocok dan benar-benar seorang manusia berkelamin wanita yang cocok sebagai istri, harus milih itu. Kalau milih yang sukanya mengeksploitasi diri sendiri ya pasti akan menyesal nantinya. Investasi itu.

ANAK SHOLEH, INVESTASI AKHIRAT


Dalam ajaran Islam, ada tiga macam pahala yang akan selalu mengalir, walaupun kita sudah meninggal dunia, yaitu Doa anak soleh, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. Rasulullah bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ahmad.

Apabila seseorang meninggal maka putus segala amalnya, kecuali tiga hal, yaitu amal jariyyah dan ilmu yang bermanfaat sesudahnya”, dan anak soleh yang selalu mendoakanya.

Dari hadis di atas jelas bahwa anak yang soleh adalah sebuah investasi masa depan kita di akhirat. Bayangin aja kita sudah mati misalnya, dah dikubur, tubuh kita sudah digerogoti bakteri pengurai, tapi pahala masih mengalir untuk kita. Kalau istilah Multi Level Marketingnya, adalah Passive Income.

Deradikalisasi


Sebuah program yang justru berbahaya sedang digalang oleh pemerintah kita yang memang merupakan pesanan asing, yaitu Deradikalisasi. Tujuannya ya katanya sih buat nyegah aksi teror, nah pertanyaanya, siapa yang teroris?, kenapa hanya Islam yang ada terorisnya, padahal setiap manusia apapun agamanya bisa melakukan teror, kenapa kerusuhan Ambon yang dipicu kaum kristen separatis RMS ( Republik Maluku Selatan ) tidak disebut aksi terorisme?.

Program deradikalisasi menghendaki penafsiran Islam ala agama sekulerisme, mereka menghendaki Islam hanya ditempatkan pada ranah masjid saja, atau ranah pribadi saja. Jihad yang ada dalam ajaran Islam, disimpangkan dengan artian Jihad melawan hawa nafsu, yang dalilnya saja palsu ( tidak diakui oleh semua ulama besar hadis).

Program deradikalisasi sesungguhnya tak akan mencetak generasi sholehah harapan umat dan bangsa, justru akan melahirkan generasi-generasi nol, yang tidak tahu Islam yang sebenarnya, generasi hedonis yang merusak peradaban manusia, merusak generasi muda itu sendiri dan merusak tatanan masyarakat. Deradikalisasi sangat berbahaya bagi investasi masa depan kita.

Mencetak Generasi  Sholeh dan Sholehah


Agaknya terlalu riskan untuk jaman saat ini mengharapkan anak kita kelak menjadi anak soleh tanpa kita bersusah payah mendidiknya. Karena jelas, sistem yang berlaku adalah sekulerisme yang berimbas pada pergaulan bebas, hedonisme dan lainnya yang merusak generasi muda, menjadikan mereka tidak sholeh, sholehah dan menjadi ahli maksiat.

Anak Sholeh dan Sholehah Tidak Mungkin Berpenampilan Seperti Ini

Untuk itulah solusi jangka panjangnya ya menerapkan Syariat Islam secara kaffah di Indonesia dan di dunia, gunanya untuk mengakhiri dominasi agama Sekulerisme yang telah menyesatkan umat dan menggantinya dengan agama Islam yang mulia.

Solusi jangka pendeknya, ya kita sebagai generasi muda atau yang sudah jadi orang tua, berusaha menjadi sholehah dulu, buat mba-mba dan Ibu-ibu pakai dong tuh pakaian yang syar’i yang menutup aurat seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan, dengan seperti itu kita memberi contoh kepada anak-anak kita. Lalu kita mengkaji Islam secara kaffah, tak hanya sebatas ritual semata, tetapi juga masalah habblun minannasnya juga dikaji seperti politik, ekonomi, sosial ( pergaulan masyarakat ), budayanya dan lainnya. Sholehah berarti mendukung dan memperjuangkan Islam tegak secara kaffah.




1 komentar:

Unknown mengatakan...

mantab...renungan bagi remaja di awal tahun ini

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar