Rabu, 10 November 2010

KISAH TELADAN. SEMANGAT JIHADLAH YANG BERHASIL MEMPECUNDANGI PENJAJAH SEKUTU DAN BELANDA



Siapa yang tidak kenal Bung Tomo, semua orang yang memperingati hari Pahlawan 10 November  kenal sosok bung Tomo. Nama lengkapnya Muhammad Sutomo, Pria kelahiran Surabaya 3 Oktober 1920 ini telah berhasil menggelorakan semangat Jihad kepada arek-arek Suroboyo.

mobil Brigjen Malaby yang digranat pemuda Surabaya

Ya hari ini 10 November 2010, 65 tahun yang lalu kota Surabaya dikepung oleh 2 diivisi ( sekitar 80.000 prajurit sekutu ) yang diboncengi tentara NICA ( Belanda ), dan siap dibombardir lewat darat, laut dan udara. Hal ini karena reaksi keras dari peristiwa kerusuhan yang menewaskan salah seorang perwira tentara Inggris yaitu Brigjen Malaby.
Tentara sekutu mengultimatum agar para pemuda Surabaya meletakan senjata sebelum jam 6 pagi tanggal 10 November 1945. Namun ultimatum itu tidak dipedulikan sama sekali oleh Bung Tomo, para Kyai, santri, remaja masjid dan para pemuda yang merindukan sambutan pahlawan di Surga Allah. Justru semangat Jihadlah yang berkobar di hati mereka.

Ini bunyi Pidato Jihad Bung Tomo :
Bismillahirrahmanirrahim ...
Merdeka !!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka.
Saudara-saudara, didalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli & seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, didalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu, saudara-saudara dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita tunduk untuk menghentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri, dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini jawaban rakyat Surabaya, ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih takluk kepadamu, menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu, kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga!
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar...!
MERDEKA!!!

Inilah pidato Jihad yang sudah diamanatkan ulama se Pulau Jawa kepada Bung Tomo, pidato itu laksana pidato Abdullah bin Rawahah kepada 3000 kaum muslim ketika mereka akan menghadapi 100000 prajurit Romawi di Syam, bagaikan pidato Shalahuddin Al Ayyubi ketika hendak bertempur dengan pasukan salib di lembah Hittin, bagaikan pidato Muhammad Al Fatih ketika hendak menaklukan negara adidaya Bizantium. Pidato itu bagaikan bensin yang disiramkan ke api, sehingga api Jihad semakin menyala panas dan membakar jiwa-jiwa melangkahi ( Spirit Of Beyond ) pemuda muslim saat itu yang bersenjatakan senapan Jepang hasil rampasan, dan siap menyongsong persenjataan mutakhir sekutu saat itu.


Dan pidato itu sekaligus adalah Afterlife mapping plan ( rencana akhirat ) para pemuda muslim ( arek-arek Suroboyo ) saat itu.

serangan udara sekutu ke kota Surabaya

Pukul 6 WIB Tanggal 10 November 1945, Surabaya dibombardir lewat laut dan udara, dua jam kemudian tentara marinir Inggris bergerak memasuki kota, dan disertai tentara infantri angkatan darat sekutu, pertempuran dahsyat pun tak dapat dihindari, semangat dan teriakan Allahu Akbar oleh para Pejuang-Pejuang Islam menggelora dan menggema, menggetarkan tiap-tiap hati tentara-tentara kafir sekutu. 

para santri dan pejuang sedang menembaki pesawat-pesawat tempur sekutu,dengan artileri anti serangan udara rampasan dari Jepang

Tembak-menembak serta desingan peluru, ledakan bom, granat, mortir, hancurnya tank-tank sekutu karena ranjau, memekikan telinga, Surabaya 10 November 1945 laksana Gaza tahun 2009 lalu.

suasana pertempuran yang mencekam

Pertempuran yang tak berimbang diluar dugaan dimenangkan oleh Pejuang-pejuang Islam Surabaya, tentara sekutu dan NICA berhasil dipukul mundur dan lari terbirit-birit dari kota Surabaya dan meninggalkan harta rampasan perang ( Ghanimah) yang melimpah, seperti peluru, senapan, tank-tank yang ditinggalkan dan mobil-mobil, sebagai bekal perjuangan di kemudian hari. Pertempuran itu menewaskan 15000 orang dari kedua belah pihak.



Itulah betapa hebatnya semangat Jihad kaum muslim, tak ada yang mampu mengalahkannya hingga saat ini, baik itu tentara Romawi, Persia, Sekutu, Belanda dan Israel. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari semangat Jihad para pemuda-pemuda Muslim dan para ulama yang menentang keras segala bentuk penjajahan.

Semangat Jihad bung Tomo seharusnya terpatri dalam-dalam di hati setiap remaja muslim, sehingga mereka mampu berjuang menegakkan Syariat Islam sebagai Solusi untuk membangkitkan Indonesia dari keterpurukan. Sesungguhnya menyambut orang semacam Obama adalah bentuk penghianatan bagi bangsa dan Negara yang telah diperjuangkan dengan semangat Jihad kaum muslimin jaman dahulu.

0 komentar:

DALAM NEGERI

DALAM NEGERI
PERMOHONAN DONASI UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM EL DIINA PURWOKERTO

Dalam Negeri

Dalam Negeri
93% Facebookers Memilih “Indonesia tanpa JIL” Daripada “Indonesia tanpa FPI” Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18737/93-facebookers-memilih-indonesia-tanpa-jil-daripada-indonesia-tanpa-fpi/#ixzz1mzSmbSeG

Dalam Negeri

Dalam Negeri
Korban Malam Valentine: Sepasang Kekasih Tewas Cekcok Soal Hamil Zina

Internasional

Internasional
Suriah Serang Habis-habisan Kota-kota yang Dikuasai Pemberontak

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID, DOWNLOAD BANYAK APLIKASI ANDROID BERBAYAR ( PREMIUM ) DENGAN GRATIS

Tentang Kami

Sahabat

Penggemar